Thursday, May 10, 2012

Jumlah Penduduk Muslim di Dunia, meningkat pesat

REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHERN CALIFORNIA -- Populasi Muslim di seluruh dunia naik pesat. Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life memperkirakan populasi Muslim akan tumbuh mencapai 35 persen dari total populasi dunia pada 20 tahun mendatang.

Jika pada 2010 jumlah pemeluk Islam mencapai 1,6  miliar jiwa, maka pada 2030 akan mencapai 2,2 miliar jiwa. Menurut lembaga itu, pertumbuhan jumlah umat Islam dua kali lebih besar dibandingkan non-Muslim pada dua dekade mendatang. Jika pertumbuhan jumlah umat Islam rata-rata mencapai 1,5 persen, maka non-Muslim hanya 0,7 persen.

Menyikapi fenomena itu, Direktur Islamic Center Southern California, Imam Jihad Turk menilai ada dua faktor yang menyebabkan populasi muslim meningkat pesat, pertama adalah angka kelahiran tinggi di kalangan umat Islam. Dan kedua,  berbondong-bondongnya non-Muslim memeluk Islam.

"Tingkat kelahiran merupakan faktor utama yang memberikan sumbangsih. Sementara, faktor konversi lebih banyak karena pernikahan," kata dia seperti dikutip neontommy.com, Selasa (8/5).

Moises Gonzalez, yang baru saja memeluk Islam, merupakan contoh dari tren pernikahan yang dijelaskan Turk. "Saya jatuh cinta dengan seorang Muslimah. Sebagai bentuk keseriusan, saya memutuskan untuk berpindah agama," ungkap Gonzalez, yang saat ini tidak lagi mengkonsumsi babi dan alkohol semenjak memeluk Islam.

Hal serupa juga dialami Ti Miekel. Sebelumnya, ia tidak memeluk agama apapun. Namun, saat bertemu dengan suaminya, ia sadar harus membuat langkah perubahan. Salah satunya adalah memeluk agama."Suamiku tidak pernah memintaku untuk memeluk Islam Jadi, keputusanku memeluk Islam atas pilihan pribadi," kenang dia.

Sebelum Mikkel memeluk Islam, ia telah mencoba untuk mengenakan jilbab layaknya muslimah lain. Ia pun merasakan ketenangan. "Aku tidak memiliki masalah dengan tata cara berpakaian. Tapi aku melihat jilbab, sebuah pakaian yang memberikan kenyamanan," kata dia.

Sementara itu, Wakil Direktur Islamic Center Southern California, Soha Yassine, meningkatnya populasi muslim dibarengi dengan meningkatnya tentangan yang harus dihadapi muslim. Sebabnya, generasi baru muslim perlu untuk tumbuh dalam lingkungan dimana mereka dapat berbicara secara terbuka atas masalah yang mereka hadapi.

"Penting untuk diketahui generasi baru muslim untuk memahami bahwa menjadi muslim dan seorang warga AS tidaklah ekslusif," kara dia.

Turk menambahkan, kesalahpahaman tentang Islam merupakan pekerjaan rumah bagi setiap muslim. Adalah tugas seorang muslim untuk meluruskan hal itu. Harapannya esensi Islam sebagai agama cinta damai dapat dipahami. "Kebanyakan orang sekarang ini berpikir Islam adalah agama kekerasan. Padahal itu tidak benar," pungkasnya.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/05/09/m3qcqk-2030-pemeluk-islam-capai-22-miliar-jiwa

Thursday, May 3, 2012

Nama-nama Ka'bah di dalam Al Quran


Berikut adalah nama-nama Ka’bah yang mulia yang kita jumpai ketika membaca Alquran.
1. Ka’bah (persegi empat)
Allah berfirman,“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.” (QS. Al-Maidah: 97).
Ayat serupa juga terdapat dalam surah Al-Maidah pada ayat 95. Alasan mengapa disebut Ka’bah karena bentuknya yang berbentuk kubus (persegi empat). Orang-orang Arab menamakan setiap rumah yang bentuknya persegi empat dengan Ka’bah. Atau, ia disebut Ka’bah karena keberadaannya yang tinggi dari permukaan bumi atau bisa pula karena ia terpisah dari bangunan yang lain.

2.  Al-Bait (rumah)
Allah berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia adalah Baitullah yang ada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi.” (QS. Ali Imran : 96).
Ayat serupa bisa didapatkan pada surah Al-Baqarah ayat 125,127; Ali Imran ayat 97; Al-Anfaal ayat 35; Al-Hajj ayat 26; dan Quraisy ayat 3.
Ka’bah adalah rumah Allah pertama yang dibangun di muka bumi. Ketika Rasulullah ditanya tentang masjid yang pertama dibangun di atas bumi, maka Beliau menjawab, “Masjidil Haram.”  Penanya tersebut bertanya lagi, “Lalu setelah Masjidil Haram?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsha.”
Dalam Shahih Muslim disebutkan juga bahwa Ali RA berkata, “Sebelum Ka’bah banyak rumah-rumah dibangun. Namun, Ka’bah adalah rumah (bait) pertama yang dibangun untuk tempat menyembah kepada Allah.”

3.  Baitullah (rumah Allah)
Allah telah menisbahkan Ka’bah pada diri-Nya sendiri. Allah berfirman, “Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf.” (QS. Al-Baqarah: 125). Ayat senada juga bisa didapatkan pada surah Ibrahim ayat 37 dan Al-Hajj ayat 26.
Dalam Tafsir Al-Qurthubi (2/114) dan Al-Fatni’ Al-Lathiif (18), Imam Al-Qurthubi berkata, “Allah telah menisbahkan Al-Bait pada diri-Nya sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan. Ia adalah penisbatan makhluk pada Sang Khalik. Sebagaimana disebutkan oleh seorang penyair, “Cukuplah bagiku kemuliaan kala aku dinisbatkan padamu. Padahal aku lebih butuh, tahu, dan mengerti tentang dirimu.”



4.  Al-Baitul Haram (Rumah yang Haram/Suci)
Allah berfirman, “Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.” (QS. Al-Maidah: 97). Ayat serupa juga bisa didapatkan pada ayat 2 surat Al-Maidah.
Ibnul Jauzi dalam Kitabnya, Zaad Almuyassar fi at-Tafsir, mengatakan alasan dinamakannya Baitullah dengan Haram adalah karena diharamkan berburu binatangnya dan diharamkan menebang pepohonannya, dan demikian besar kehormatannya. Dan yang dimaksud dengan Baitul Haram adalah semua Tanah Haram.

5.  Al-Baitul Al-Atiq
Allah berfirman, “Hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al-Hajj: 29).
Ayat serupa juga bisa kita dapatkan pada surat Al-Hajj pada ayat 33. Disebut Atiq karena kemuliaannya. Bisa juga karena dia adalah rumah yang pertama kali dibangun di atas bumi, karena dia selamat dari kekaraman, karena selamat dari tangan-tangan orang-orang jahat, atau karena dia bebas dan tidak menjadi milik makhluk manapun.
Sehingga dia tidak disebut dengan Baitu Fulan tapi disebut dengan Baitullah. Atau bisa juga karena tidak ada seorang pun yang ingin berbuat jahat atasnya kecuali dia pasti akan binasa. Karena Allah akan membebaskan kaum mukminin dari siksa karenanya.

6.  Kiblat
Allah berfirman, “Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai.” (QS. Al-Baqarah: 144).
Kiblat adalah arah muka seseorang menghadap ketika shalat yang tak lain adalah Ka’bah. Demikian sebagaimana dijelaskan dalam kitab Alqamus Almuhith dalam entri qabala.
Sumber: http://jurnalhaji.com

Template by : kendhin x-template.blogspot.com