"Silakan kamu masuk agama apa saja, asalkan bukan Islam.” Pernyataan ini cukup banyak terjadi melingkupi umat Islam. Kenapa? "Karena Islam mengajarkan umatnya hidup dalam kemiskinan, semakin miskin dan sederhana, maka (katanya) semakin taqwa. Islam hanya mementingkan akhirat dengan dzikir dan shalat mereka, tetapi mereka tertinggal dalam ilmu pengetahuan. Masa depan agama seperti ini adalah suram."
Benarkah ?????
Ajaran Islam adalah ajaran mulia dan sempurna. Tidak pernah memberatkan umatnya. Namun terkadang umatnyalah yang mempermalukan Islam. Islam adalah agama yang mengajarkan 'tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah'
Di dalam surat Al Baqarah, 272 dijelaskan:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siap yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya.
Lalu
QS.Mujaadillah: 11
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sehingga dari dua ayat Al-Qur'an saja, kita sudah mengetahui bahwa umat Islam harus cerdas dan kaya.
Mengapa harus kaya? Ini sangat mudah dijelaskan. Hakikat sebagai manusia adalah senang mendapat kemudahan dalam hidupnya, terutama materi. Sehingga rasul pun bersabda, "Sesungguhnya kefakiran (kemiskinan) itu bisa menjerumuskan kejurang kekafiran." Kenapa? Silakan kita semua lihat dan merefleksikan berbagai fenomena pemurtadan, hanya karena ingin mendapat sebuah mie instan! Ya, sehingga dengan kaya, kita bisa terus menjaga akidah dan menjadi muslim dermawan.
Kedua, bayangkanlah ketika kita sebagai muslim hidup dalam kemiskinan. Ketika istri kita tak dapat membeli makan malam, anak menangis minta dibelikan susu, atau tagihan SPP sekolah yang nunggak, dan Anda sendiri kelaparan. Khusyukkah shalat Anda? Saya yakin, justru Anda pusing dan bisa jadi Anda tidak melaksanakan shalat dengan tenang.
Ketiga, masalah puasa. Ketika hidup dalam keadaan yang susah, maka puasa Anda seolah-olah hanyalah sebagai rutinitas hidup dan bukan diniatkan untuk ibadah. Sehingga ditakutkan umat Islam yang miskin hanya akan menjalankan ibadah puasa sebagai ritual sehari-hari untuk menahan lapar dan dahaga karena tidak memiliki uang.
Keempat, masalah zakat. Bisakah Anda berzakat kalau Anda bukan muslim yang kaya? Padahal keutamaan berzakat termasuk keutamaan yang besar. Zakat dijanjikan Allah mampu menghapuskan dosa dan menyucikan diri kita
QS. Attaubah: 103:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS. Al Baqarah: 261
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah 166 adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Jelas semakin kaya diri kita, semakin banyak pahalanya.
Kelima, naik haji. Bagaimana mungkin naik haji kalau untuk hidup sehari-hari sulit? Untuk kita jama'ah Indonesia , saat ini biaya ongkos naik haji perlu diperhitungkan, karena cukup memakan biaya.
Padahal haji itu wajib bagi muslim yang mampu
QS. Ali Imron : 97
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Itu hanya sekedar refleksi dan alasan mengapa sebagai umat kita harus kaya. Rasulullah sudah mencontohkan hal ini, dan kalau kita lihat sirah beliau, beliau adalah seorang pedagang jujur yang sukses. Maka dari itu, sebenarnya dalam Islam, yang dijunjung tinggi adalah nilai kebenaran, dan kekayaan itu akan datang secara otomatis seiring dengan ikhtiar benar secara syari'at dan do'a. Karena Allah sering mendatangkan rezeki dari arah tanpa diduga-duga
QS. Muhammad : 7
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Namun yang patut dicatat di sini, bahwa yang terpenting adalah jangan sampai harta kekayaan menelan prioritas cinta kita kepada Allah dan RasulNya
QS.At Taubah : 55
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir.
Ini sebenarnya yang ditakutkan ketika umat Islam menjadi kaya, maka dia akan dimabuk harta. Namun bukan berarti bahwa umat Islam harus hidup dalam kemiskinan. Karena dengan kayanya kita sebagai muslim, kita bisa meningkatkan amal-amal kita, membuat hidup menjadi lebih tenang, dan dapat mengharumkan agama Islam.
Doa agar diberi kekayaan
Allahumma inni as aluka ‘alal huda wattaqa walaffafa wal giina
Ya Allah…limpahkanlah kepada kami petunjuk, ketaqwaan, kemuliaan, dan kekayaan
http://kotasantri.com/pelangi/refleksi/2009/06/08/jadilah-umat-islam-yang-kaya
0 comments:
Post a Comment