Waktu
- Tidak boleh dikerjakan setelah terbit Fajar -”Kerjakan shalat Wirit antara Isya hingga terbit fajar” (hadits Kharijah bin Hudzafah dishahihkan Al Albani) - ”Berwitirlah sebelum waktu shubuh” (Hadits Abu Sa’id: Shohih) - Barangsiapa yang mendapati waktu shubuh dalam keadaan belum Witir, mak tidak ada witir baginya” (HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, AL Hakim, AL Baihaqi: sanadnya Shohih) - ”Segeralah berwitir sebelum Shubuh” (HR. Muslim, Abu Dawud, at Tirmidzi, Ahmad: Shohih). Dan beberapa hadist dengan derajat Shohih. Misalnya hadits Ibnu Umar.
- Boleh dikerjakan setelah fajar selagi belum mengerjakan sholat Shubuh. Di bolehkan oleh madzab Syafi,i, Malik, Ahmad, dan Abu Tsaur. Tetapi pendapat ini lebih lemah daripada pendapat yang pertama.
- Waktu yang dianjurkan: - ”Pada setiap malam rasulullh SAW mengerjakan shalat Witir: pada awal malam, pertenangahan, dan akhir malam. Witir beliau hingga waktu sahur” (HR. Bukhari dan Muslim: Shohih) - ”Jadikanlah Witir sebagai penutup shalat malam kalian” (Hadits Ibnu Umar: Shohih)
- Satu Rakaat Ada beberapa hadits, salah satunya:”Shalat Witir adalah satu rakaat di akhir malam”(Hadits Ibnu Umar diriwayatkan Muslim: Shohih)
- Tiga rakaat dengan satu tasyahud: ”Rasulullah pernah mengerjakan shalat Witir tiga rekaat, dan tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat terakhir”(HR. Aisyah, Malik, an Nasa’i, ath thahawi, Al Hakim, Al Baihaqi: Shohih) Yang dibaca: Sabbihisma rabbikal a’l, Qul yaa ayyuhal kaafiruun, Qul huwallahu ahad
- Lima Rakaat: Diriwayatkan Aisyah, ”Nabi SAW shalat malam tigabelas rakaat, termasuk witir lima rakaat, dan tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat terakhir” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan at Tirmidzi: Shohih) 4. Tujuh atau sembilan Rakaat: Tasyahud hanya pada rakaat terakhir
0 comments:
Post a Comment