Wednesday, December 23, 2009

Sejarah pembangunan Ka'bah dan mengapa sholat menghadap kiblat? (Apakah menyembah ka'bah)

Shalat menghadap kiblat sebenarnya merupakan sejarah yang paling tua di dunia. Bahkan jauh sebelum manusia diciptakan di bumi, Allah SWT telah mengutus para malaikat turun ke bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96). Lalu para malaikat itu bertawaf di sekeliling ka’bah itu hingga datangnya nabi Adam dan istrinya Hawwa di wilayah itu. Sampai mereka beranak pinak dan memenuhi muka bumi.
Konon di zaman Nabi Nuh as, ka’bah ini pernah tenggelam dan runtuh bangunannya hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi ka’bah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah SWT memerintahkan keduanya untuk mendirikan kembali ka’bah di atas bekas pondasinya dahulu. Dan dijadikan ka’bah itu sebagai tempat ibadah bapak tiga agama dunia. Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (ka’bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS 2:125). Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27).
Dimasa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke Baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke ka’bah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan ka’bah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap ka’bah. Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wjah ke langit berharap turunnya wahyu untuk mnghadapkan shalat ke ka’bah. Hingga turunlah ayat berikut Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144).
Jadi di dalam urusan menghadap ka’bah, kita punya latar belakang sejarah yang panjang dan ternyata ka’bah itu adalah bangunan yang pertama kali didirikan di atas bumi untuk dijadikan tempat ibadah manusia pertama. Dan Allah SWT telah menetapkan bahwa shalatnya seorang muslim harus menghadap ke ka’bah sebagai bagian dari aturan baku dalam shalat.

Menghadap Kiblat, Menyembah Berhala?
Mungkin kita bertanya mengapa ketika sholat kita diharuskan menghadap Ka'bah, padahal di dalam Ka'bah ada batu yang bernama "hajar aswad", bukankah berarti umat Islam juga menyembah batu, karena salah satu alasan orang jahiliyah ketika jaman Nabi Muhammad yaitu mereka membuat berhala agar mereka merasa khusyuk menyembah Tuhan?
Kalau kia jujur dengan sejarah, sebenarnya ada hal yang sangat menarik yang perlu kita cermati tentang fenomena Ka'bah ini. Memang benar bahwa orang arab jahiliyah menyembah berhala yang berjumlah 360 buah. Berhala-berhala itu diletakkan di dalam dan di sekeliling Ka'bah untuk disembah, bahkan sering kali pula diberi makan. Mereka berkeyakinan bahwa berhala itu akan menjadi perantara doa dan ibadah mereka kepada Allah SWT. Terkadang mereka pun menjadikan makanan seperti kurma dan roti sebagai bahan baku berhala yang mereka bawa kemana-mana. Dan kalau lapar, maka 'tuhan'nya itu dimakannya. Namun satu hal yang perlu anda catat bahwa tak satu pun dari orang arab jahiliyah di masa itu yang menyembah Ka'bah. Yang mereka sembah selain Allah itu adalah berhala-berhala itu, tapi bukan Ka'bahnya. Sebab mereka tahu bahwa Ka'bah itu adalah rumah Allah, yang dalam bahasa arab disebut dengan Baitullah.
Mereka tidak pernah menyembah rumah tuhan, yang mereka sembah adalah tuhan (Allah) dan berhala-berhala yang mereka yakini menjadi perantara. Belum pernah tertulis dalam catatan sejarah atau tersirat dalam syair-syair bangsa arab jahiliyah tentang penyembahan terhadap Ka'bah. Artinya, orang arab jahiliyah pra Islam pun tidak pernah menyembah Ka'bah, apalagi Rasulullah SAW dan para sahabat yang datang kemudian. Kalau 360 berhala saja mereka hancurkan, maka seharusnya mereka juga menghancurkan Ka'bah, bukan? Tetapi mengapa mereka tidak menghancurkan Ka'bah ?Sebab tidak ada seorang arab pun yang pernah menyembahnya. Ka'bah tidak pernah menjadi berhala di tanah arab. Hanya orang-orang asing yang kurang informasi tentang sejarah arab saja yang menyangka bahwa Ka'bah itu adalah berhala.
Apalagi ketika mengatakan bahwa ada hajar aswad di dalam Ka'bah, ini jelas salah informasi. Sebab hajar aswad itu tidak berada di dalam Ka'bah, melainkan di luar Ka'bah, yaitu di dindingnya bagian luar pada sudut/pojok tenggara Ka'bah.

Anonymous

Silakan baca juga:
1. Sholat Khusyu
2. Perkara sunat dalam Sholat
3. tata cara sujud syukur dan syahwi
4. Posisi Imam-makmum, Imam Wanita dan anak-anak dalam sholat

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com