Friday, January 16, 2009

Menegakkan Timbangan

Setiap orang sejak lahir selalu dikarunia sebuah timbangan oleh Allah. Fungsinya sebagai alat pembuat keputusan bagi manusia. Dengan timbangan ini manusia dipersilakan untuk menentukan jalan hidupnya. Apakah memilih jalan yang taqwa ataukah jalan yang fasik. Allah hanya menyediakan timbangan saja sedangkan bagaimana menggunakannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Asy syaams 8-10). Melalui timbangan ini Allah menguji manusia di dunia untuk menentukan jalan hidupnya untuk kehidupan akherat kelak. Ketika seseorang telah mampu menggunakan timbangan dengan benar maka pahala dan kebaikan dari Allahpun akan mengalir. Sebaliknya ketika timbangan dibuat sedemikian rupa sehingga mendholimi orang lain maka timbangan itu akan menyeretnya ke dalam neraka. Begitu besarnya akibat yang ditimbulkan oleh sebuah timbangan. Sampai-sampai Allah memerintahkan kepada manusia untuk memberlakukan timbangan dengan baik. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (Huud 84) Peringatan Allah tersebut memang sangat beralasan sekali. Karena ketika manusia sudah memperlakukan sebuah timbangan dengan tidak adil maka dia telah menanam satu benih kerusakan di muka bumi. Dan dari satu benih kerusakan tersebut akan bermunculan kerusakan-kerusakan baru yang akhinya akan menciptakan kehancuran. dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan (Huud 85). Ketika seorang pedagang dengan beraninya mengurangi timbangan pembelinya maka dia telah mengambil hak pembeli. Ketika seorang hakim tidak menyejajarkan timbangannya di pengadilan maka dia telah membebani seseorang yang tidak berhak memikulnya. Ketika orang tua menyepelekan timbangan dalam keluarganya maka anak-anaknya yang akan teraniaya. Dan ketika manusia tidak memperlakukan timbangan yang adil kepada alam maka bencana dan kehancuran akan mendera. Tegaknya timbangan menjadi tugas semua umat manusia. Pedagang harus adil terhadap pembeli, hakim terhadap terdakwa, guru terhadap murid, orang tua terhadap anak-anaknya, dan manusia harus adil kepada alam. Meski sangat sulit namun kebaikan sudah menanti kita jika kita mampu menegakkan timbangan. Abdullah ra: Rasul bersabda: Sesungguhnya orang yang berlaku adil terhadap sesuatu akan berada di panggung bercahaya di sebelah kanan Allah. (HR. Muslim)

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com