Labels
- aqidah (33)
- Budaya (12)
- Ibadah (261)
- Kesalahan-Kesalahan dalam Thaharah (16)
- Lomba (2)
- Perjuangan (67)
- Sholat (70)
- Tips (6)
- Tips Wawancara (8)
Tips Menikah Islami
DOWNLOAD
Wednesday, December 31, 2008
Tarif Murah: Cinta Tetap Tumbuh Bersemi
Posted by Surono Karti at 9:21 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Wednesday, December 24, 2008
Wanita Tidak Bisu
Posted by Surono Karti at 9:02 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Syirik kecil
Posted by Surono Karti at 8:59 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Membuat Hutan Tersenyum Kembali (Perusakan Hutan Lindung Mandor Kalimantan Barat)
Posted by Surono Karti at 8:56 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Guru: Pahlawan yang Terlupakan (Perjuangan dari Sekolah Bambu di Desa Terpencil)
Posted by Surono Karti at 8:53 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Menggugat KTP Miskin
Posted by Surono Karti at 8:51 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Harus Menyejahterakan Petani dan Nelayan
Posted by Surono Karti at 8:46 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Tuesday, December 23, 2008
Tips menikah cepat, murah, syar'iyyah
Pingin nikah tapi: ga punya uang, abis ke PHK, ngga punya modal, tuna wisma, dan lebih parah lagi nggak punya kenalan....? Temukan jawabnya disini. di buku laris ini... "Menikah Dalam 27 Hari" Penerbit Lingkar Pena Jakarta
Posted by Surono Karti at 2:36 PM 0 comments
Labels: Perjuangan
Monday, December 22, 2008
Ranjau Calon Penulis Sukses (4): Romantisme Semu
Ketika ingin menulis, banyak calon penulis sukses yang merasa sangat terganggu dengan keramaian dan kesemrawutan di sekitar tempatnya untuk menulis. Mulai dari tangisan anak-anak, perselisihan tetangganya, suara jrang-jreng-jrang-jreng anak kost di samping kamarnya, sampai dengan berserakannya mainan keponakannya yang baru berumur empat tahun. Berulang kali dia duduk di depan komputer namun berulangkali pula suara berisik membuyarkan konsentrasinya. Puluhan kali dia membereskan sekitar tempat duduknya, namun ratusan kali pula keponakannya mengacaukannya. Akibatnya dia tidak pernah bisa menulis. Banyak calon penulis sukses yang terjebak dalam romantisme yang dikarang oleh banyak penulis yang seringkali menghambat kesuksesannya. Sebuah rumah yang tenang, suara gemercik air, merdunya nyanyian burung Kutilang yang diyakininya akan membuat dirinya akan total menulis. Atau sebuah gubug di tengah sawah yang diselimuti sejuknya alam pegunungan, suara air terjun, dan kicauan burung kenari adalah suasana yang sangat dahsyat untuk menuangkan segala gagasan yang ada di dalam kepala. Padahal calon penulis sukses tersebut hidup di tengah-tengah keramaian Jakarta, di antara himpitan pabrik di Surabaya, atau di dalam tenda pengungsian di Meulaboh. Kita tidak akan pernah menjadi penulis sukses jika selalu terhipnotis dengan kenyamanan seperti itu karena itu hanya romantisme semu. Romantisme semu seperti di atas harus segera dilepaskan dari pikiran kita. Jangan pernah menunda membuat sebuah tulisan hanya karena selalu berpeluhnya kita dengan keramaian, kebisingan, kesemrawutan, dan ketidakteraturan. Berbagai ketidaknyamanan tersebut adalah bagian dari nafas kita yang kalau dilepaskan akan ikut meregangkan nyawa kita. Karena di tempat seperti itulah jemari kita bisa melenggang merangkai kata. Di sanalah pikiran kita bisa merajut makna. Wahai calon penulis sukses….! Jadikanlah ketidakrapian dan kesemerawutan di rumahmu sebagai bumbu yang sangat sedap dalam artikel anda. Fungsikan keramaian dan kebisingan sebagai pemanis dalam tulisan anda. Pandanglah dengan hati, dengarkan dengan mata, lihatlah dengan telinga, kerjakan dengan perasaan, dan rasakan dengan tangan dan kaki semua sudut tempat tinggalmu yang berantakan dan sangat bising. Disanalah berjuta inspirasi terpendam. Semua ketidakteraturan itu akan menjadi menu yang sangat istimewa untuk menghasilkan karya tulis yang luar biasa. Anda tidak sendiri. Masih banyak calon penulis sukses yang lebih buruk dari anda. Namun mereka mampu menghasilkan tulisan yang sangat baik. Dan, jangan pernah anda membayangkan saya menulis selalu pada kondisi yang romantis. Sering sekali saya mengetik sambil memangku anak saya yang berumur 6 bulan. Tidak jarang saya menulis sambil mengganti celananya yang basah, menggendongnya keluar rumah karena menangis, menikmati bisingnya ibu-ibu yang belanja sayur di sebelah rumah, atau merasakan merdunya raungan motor tetangga. Dan Alhamdulillah berkat Allah yang selalu menjaga hati kita, saya bisa terus mengembangkan tulisan-tulisan saya. Jadikan kebisingan dan kesemrawutan sebagai romantisme sejati anda.
Posted by Surono Karti at 2:41 PM 0 comments
Pancasila = Hantu
Mengingat-ingat kisah-kisah masa kecil memang benar-benar mengasyikkan. Saat itu saya di takut-takuti kakak saya, “Awas lho... aja metu magrib-magrib mengko digondol Wewe” (Awas jangan main keluar rumah ketika magrib nanti diculik Wewe). Anehnya, saya yang saat itu belum ngerti apalagi ketemu dengan wewe kok ya takut mendengar nama itu. Demikian pula ketika saya sudah besar, ketika menginjak jenjang sekolah menengah atas. Begitu mendengar pelajaran Pancasila (waktu itu PMP) nyali saya pun langsung ciut. Saya tidak tahu mengapa saya selalu takut dengan pelajaran tersebut.
Namun yang pasti ketika mendengar kata Pancasila yang langsung tertera dalam benak saya adalah sebuah kumpulan sila-sila, deretan aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma, sampai dengan seabrek pasal-pasal yang sangat banyak dan harus dihafalkan. Akibatnya (bagi saya) Pancasila bukan lagi menjadi sesuatu yang harus diamalkan namun lebih mirip dengan wewe, SEREM. Di dalam masyarakat Jawa salah satu fungsi hantu adalah sebuah lakon rekaan yang berfungsi sebagai alat control social. Hantu digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan agar orang-orang berpikir dua kali untuk berurusan dengannya. Wewe digambarkan sesosok wanita menakutkan yang memiliki kemampuan untuk membawa atau menculik anak-anak kecil ketika petang hari, hal ini mengandung pesan agar anak-anak kecil ketika sudah petang menjelang magrib tidak berkeliaran di luar rumah. Wewe diciptakan agar anak-anak hanya beribadah dan belajar ketika petang hari, bukan keluyuran di luar rumah Genderuwo, digambarkan sebagai seorang laki-laki tinggi besar dengan bau yang sangat tidak enak, suka memba-memba (menyamar) menjadi seorang lelaki beristri dan senang mengganggu istri orang yang sedang sendirian. Kemunculannya merupakan sarana bagi masyarakat Jawa untuk mengingatkan kepada para wanita bersuami untuk bisa menjaga kehormatannya ketika sedang ditinggal suaminya. Disamping itu para wanita diberi peringatan agar mengenal dengan baik karakter suaminya masing-masing. Sehingga dia bisa membedakan benar-benar antara suaminya dengan lelaki lain meskipun secara fisik sangat mirip. Kuntilanak, terkenal sebagai wanita nakalnya dunia gaib, merupakan perlambang (peringatan) kepada para wanita agar selalu menjadi wanita baik-baik ketika hidup di dunia. Karena kebiasaan tersebut akan dibawa sampai mati dan menyebabkan ruhnya tidak diterima Tuhan ,klambrangan.
Beberapa jenis hantu di atas hanyalah sedikit dari puluhan bahkan ratusan jenis hantu yang diciptakan masayarakat Jawa. yang masing-masing membawa pesan tersendiri. Semua jenis hantu tersebut berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang sengaja diciptakan masyarakat Jawa untuk mencapai dunia kemasyarakatan Jawa yang harmonis.
Manusia Jawa selalu dituntut untuk berhubungan seharmonis mungkin dengan saudaranya, tetangganya, dan orang lain walaupun memiiki permasalahn pribadi. Suami dituntut untuk mesra dengan istrinya ketika dimuka umum meskipun mereka sedang mengurus proses perceraian, seseorang sangat dianjurkan untuk bermuka manis dengan tetangganya meskipun diantara mereka sedang berebut batas pekarangan, dan sebagainya. Utamanya keharmonisan permukaan itulah yang selalu menjadi idaman masyarakat Jawa meskipun di dalamnya penuh dengan gejolak (Suseno,1993). Pun dengan Pancasila, sila-sila, simbol-simbol, maupun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan ”hantu” ciptaan bangsa Indonesia untuk membatasi masyarakat Indonesia tidak keluar jalur dari pribadi Indonsia. Tujuannya adalah agar dicapai sebuah keharmonisan berbangsa Indonesia.
Posted by Surono Karti at 1:47 PM 0 comments
Labels: Perjuangan
Wednesday, December 17, 2008
Ranjau Calon Penulis Sukses (3) Istilah Asing
Posted by Surono Karti at 1:58 PM 0 comments
Labels: Perjuangan
Ranjau Calon Penulis Sukses (2)
Posted by Surono Karti at 1:22 PM 0 comments
Labels: Perjuangan
Hantu Kontrol Sosial
Sebagaimana sudah menjadi kesepakatan umum bahwa yang namanya hantu adalah mahluk yang bebas ruang dan waktu. Dia tidak bisa dibatasi oleh tebalnya tembok atau lamanya waktu. Kapapanpun dan dimanapun juga makhluk gaib bisa hadir. Keganjilan, keanehan, kegelapan, kemisterian dunia alam gaib hampir pasti selalu menjadi pembicaraan khalayak ramai, dan selalu saja mengasyikkan dan mendebarkan. Ketidaklogisan dari kisah serta perilaku makhluk halus tidak akan ada orang yang berani menyangkalnya. Paling-paling orang yang tidak mengalami peristiwanya sendiri akan bergumam, “Ah mana ada hantu, omong kosong saja”. Semua kejadian yang mengikutinya dianggap sebagai kebenaran meskipun sangat tidak masuk akal. Orang-orangpun tidak akan protes ketika mendengar kalau seorang hantu wanita bisa menembus dinding, kita juga akan diam saja ketika mendengar cerita bahwa seorang wanita cantik mampu meminum air mendidih satu baskom dengan tanpa merasakan sakit sedikitpun. Orang yang tidak percaya pada makhluk haluskpun tidak akan menyangkal semua peristiwa aneh yang menyertainya. Dunia hantu ibaratnya sebuah dunia yang penuh dengan kebebasan. Bebas dari prasangka, bebas dari ketidakmasukakalan, bebas bertingkah laku seperti apapun. Namanya juga hantu......! Demikian pula, setiap orang bebas menafsirkan apapun terhadapnya. Karena demikian bebasnya dunia penafsiran terhadap hantu maka perbincangan terhadapnyapun kian hari kian sengit. Dan tidak akan pernah ada habisnya. Setiap orang menafsirkan berdasarkan pengelamannya masing masing. Akibatnya konsep tentang makhluk halus banyak sekali, sebanyak orang yang menafsirkannya. Biarlah pembicaraan mengenai keanehan hantu menjadi lahannya para dukun dan ahli supranatural. Bagi masyarakat Jawa keberadaan dunia makhluk halus/hantu (memedi) bukan hanya sekedar sebagai pelengkap dunia saja namun mereka memiliki fungsi yang besar dalam mengatur keharmonisan alam. Pertama, mereka dijadikan sebagai media rekontruksi social. Oleh masyarakat Jawa keberadaan memedi-memedi jaman dahulu dihadirkan kembali ke dalam kehidupan masyarakat sekarang ini agar kehidupan pada masa lampau hidup kembali pada jaman sekarang. Hal ini bisa dijelaskan misalnya dengan banyaknya hantu-hantu yang menampakkan wajah mengerikan (hancur), suara tangisan seseorang pada lokasi tempat terjadinya tabrakan maut, wujud manusia yang hangus di bekas tempat kebakaran, hantu tuan Sinyo atau Noni Belanda di rumah-rumah atau bangunan tua bekas tempat tinggal orang Belanda, hantu “berdarah biru” dilokasi-lokasi bekas keratin/ pesanggrahan dan sebagainya. Kedua, memedi (hantu) sengaja diciptakan oleh orang jawa untuk menjaga ketertiban social masyarakatnya. Dengan memedi orang Jawa berusaha sekuat tenaga untuk menghindari terjadinya kekacauan budaya atau nilai-nilai Jawa. Hal ini sangat penting dilakukan karena demi menjaga keharmonisan alam masyarakat Jawa. Hal ini tercermin dari banyaknya wujud memedi atau cerita memedi rekaan yang dilakukan masyarakat Jawa. Wujud dan cerita-cerita hantu sengaja dihadirkan ke tengah-tengah masyarakat agar masyarakat melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kejadiannya sama persis dengan mitos, dimana ceritanya tidak jelas asal usulnya namun keberaannya diakui oleh banyak pihak. Ketiga, memedi/ hantu hadir untuk membantu meringankan beban masyrakat Jawa dalam menghadapi kehidupan. Dengan memedi, masyarakat Jawa membagi beban kerja/ tanggung jawab secara bersama-sama. Sehingga merekapun dapat lebih menikmati hidup dengan kerja yang tidak terlalu berat. Dalam kasus ini termasuk pula adanya pengeksploitasi dunia memedi oleh media massa/ oknum tertentu demi mengeruk modal yang besar. Dengan membaca buku ini kita akan memperoleh pemahaman yang cukup baik berkaitan dengan konsep hidup orang Jawa, bagaimana masyarakat Jawa memaknai kehidupan mereka, hubungan mereka dengan dunia lain dan sebagainya.
Posted by Surono Karti at 1:17 PM 0 comments
Labels: Budaya
Ranjau Calon Penulis Sukses (1)
Semangat menulis bisa diibaratkan seperti gelombang. Kadang datangnya tinggi, besar, menggulung, dan menerjang apa saja yang ada di hadapannya, kadang kala hanya berbentuk aluran lembut yang menmbulkan suara kecipak-kecipik yang sangat enak didengarkan di telinga, pada lain kesempatan nyaris diam seperti tak beriak namun mengisyaratkan nuansa mistis dan membawa pesan kematian. Seperti itulah gambaran semangat menulis yang menghinggapi setiap orang. Kadang kala semangat kita untuk menulis begitu menggebu-gebu sampai mengalah setiap keinginan yang lainnya, kadang biasa saja, tidak jarang pula semangat untuk menulis yang mati enggan hiduppun ogah.
Ada satu hal yang sangat penting bagi para calon penulis sukses (saya lebih suka menggunakan itilah calon penulis sukses dari pada penulis pemula) untuk menyikapi kondisi semangat menulisnya yang pasang surut seperti itu. Ketika dalam kondisi ON atau bersemangat untuk menulis maka harus bisa menjaganya agar tidak padam dan sesegera mungkin menyalurkannya menjadi sebuah, dua buah atau banyak tulisan. Pada kondisi semangat sedang redup maka harus semaksimal berusaha membuatnya semakin menyala. Dan, ini yang paling penting, ketika dalam kondisi sekarat maka mau tidak mau harus sekuat tenaga menghidupkannya kembali. Jangan sampai semangat menulis yang ada dalam diri kita menjadi mati total. Ada banyak hal yang menyebabkan semangat untuk menulis seorang calon penulis sukses mati atau meredup.
Salah satunya adalah tema tulisan sudah habis. Banyak calon penulis sukses yang merasa sempitnya dunia kepenulisan karena hampir semua tema ”SUDAH DI TULIS” oleh penulis-penulis yang lain. Para calon penulis sukses merasa bahwa mereka tidak memiliki satu tema pun untuk di tulis karena kalau memaksakan menulis tema tersebut akan kalah bersaing juga dengan penulis yang telah eksis. Sehingga mereka tidak jarang menjdi minder untuk menulis sesuatu yang sudah di tulis penulis lain. Padahal bisa saja calon penulis sukses menuliskan dari sudut pandang yang lain, atau berdasarkan pengalamannya untuk mendapatkan nafas yang lebih khas dari tema yang sama yang telah diusung penulis lain. Kalau kita menyadari bahwa kita semua adalah makhluk Allah mak kita tidak perlu merasa kehabisan tema.
Sejatinya ide dan tema itu berserakan di sekitar kita. Bahkan tema mengalir di dalam aliran darah kita. Keberadaanya sama dekatnya antara nafas dengan urat leher kita. Ingatlah bahwa Allah menciptakan ilmu di dunia ini luas dan tidak terhingga. Seandainya pohon dan ranting dijadikan pena dan air laut sebagai tintanya maka ilmu Allah tidak akan habis di tulis. Karena ilmu Allah itu semakin dipelajari maka akan semakin banyak berkembang. Semakin banyak yang menuliskannya maka akan semakin banyak kekurangannya. Untuk membuktikan bahwa ilmu Allah ada di mana saja. Ambilah satu contoh kecil. Sesuatu yang sangat dekat denganmu. Misalnya RAMBUT.
Kalau engkau merenungkan dan menuliskan tentang Rambut maka saya sangat yakin engkau akan menghasilkan tulisan yang luar biasa. Misalnya dari rambut kita bisa mengembangkan menjadi Rambut Padi Sebagi Bahan Bakar Alternatif, Rambut Gimbal Salah Satu Trend Remaja Saat Ini, Santet Dengan Media Rambut, dan sebagainya. Sangat banyak bukan? Hai para calon penulis sukses…!! Hidupmu, nafasmu, gerak tubuhmu selalu penuh dengan ilmu Allah. Bahkan seandainya engkau tertidurpun ilmu-ilmu Allah akan menghampirimu dengan sendirinya.
Posted by Surono Karti at 1:00 PM 0 comments
Labels: Perjuangan
Blog Archive
-
▼
2008
(14)
-
▼
December
(14)
- Tarif Murah: Cinta Tetap Tumbuh Bersemi
- Wanita Tidak Bisu
- Syirik kecil
- Membuat Hutan Tersenyum Kembali (Perusakan Hutan L...
- Guru: Pahlawan yang Terlupakan (Perjuangan dari Se...
- Menggugat KTP Miskin
- Harus Menyejahterakan Petani dan Nelayan
- Tips menikah cepat, murah, syar'iyyah
- Ranjau Calon Penulis Sukses (4): Romantisme Semu
- Pancasila = Hantu
- Ranjau Calon Penulis Sukses (3) Istilah Asing
- Ranjau Calon Penulis Sukses (2)
- Hantu Kontrol Sosial
- Ranjau Calon Penulis Sukses (1)
-
▼
December
(14)