Wednesday, December 17, 2008

Ranjau Calon Penulis Sukses (2)

Sering sekali ada lontaran pertanyaan sederhana namun sangat susah untuk menjelaskannya, “Bagaimana seandainya kita ingin menulis namun hanya memiliki waktu yang sedikit?” Pertanyaan seperti ini sering dilontarkan mereka yang hanya memiliki “sedikit” waktu yang bisa digunakan untuk menulis diantara berbagai kesibukan yang lain. Dan alasan seperti ini pulalah yang sering menjadikan para calon penulis sukses berpikir ulang untuk melanjutkan langkahnya menjadi penulis sukses.
Sebenarnya, sedikit atau luangnya waktu yang dimiliki oleh seseorang sangat bergantung pada bagaimana orang tersebut menyikapi waktu tersebut. Bagi orang yang super sibuk, seperti anda, mungkin tidak ada waktu yang bisa disisakan untuk sekedar menulis. Mungkin anda beranggapan banyak hal yang jauh lebih penting dari pada sekedar menulis, bekerja misalnya. Kalau seperti ini maka anda sebaiknya berhenti saja membaca artikel ini. Akan tetapi bagi anda yang merasa bahwa menulis adalah aktifitas penting meskipun ”tidak memiliki” waktu untuk itu maka silakan anda melanjutkan membacanya.
Saudaraku…!
Ada satu hal yang wajib kita ketahui, bahwa Allah menciptakan waktu 365 hari dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, 7 hari dalam seminggu, dan setiap harinya selama 24 jam kepada seluruh manusia tanpa kecuali. Orang-orang yang saat ini menjadi orang terkenal maupun mereka yang kebetulan tidak beruntung menjadi seorang papa semuanya memiliki jatah waktu yang sama, 60 detik setiap menitnya. Kalau toh kondisi yang saat dialami oleh manusia tidak seragam itu bukan karena Allah membeda-bedakan jatah waktunya.
Kunci kesuksesan bagi seseorang ada pada satu hal yaitu managemen waktu yang baik. Anda yang saat ini kebetulan sebagai pekerja kantoran atau karyawan pabrik yang harus pergi pagi dan pulang malam tentunya memiliki waktu yang sama luangnya dengan Pak Amien Rais yang baru saja menyelesaikan buku “Selamatkan Indonesia”. Atau mungkin anda yang saat ini sedang menunggu panggilan wawancara dari sebuah perusahaan mungkin memiliki waktu yang sempit seperti para tukang ojek yang menanti penumpang.
Dua perbandingan di atas, antara seorang Amien Rais dengan Tukang Ojek, paling tidak menunjukkan kepada kita bagaimana seseorang menyikapi waktu sibuk dan senggangnya untuk melakukan sesuatu. Sesibuk apapun Amien Rais yang jelas sampai saat ini beliau sudah mampu menghasilkan puluhan judul buku dan tulisan yang tidak terhitung lagi. Sebaliknya seorang tukang ojek yang memiliki waktu luang berjam-jam setiap harinya namun tidak juga menghasilkan satu artikel pendekpun (maaf saya tidak bermaksud untuk menyepelekan tukang ojek). Amien Rasi bisa memanage waktu sempitnya menjadi waktu luang dan tukang ojek membiarkan waktu luangnya menjadi sempit.
Sekarang lihatlah pada diri anda. Anda seperti apa?
Permasalahan waktu sempit atau luang sangat bergantung pada bagaimana kita menyikapi putaran bumi terhadap matahari tersebut. Hanya anda sendirilah yang mengetahui kapan anda merasa nyaman untuk menulis, nyaman untuk beristirahat, bagaimana kondisi pisik dan psikis anda, dan kapan anda merasa luang. Sebagai calon penulis sukses kita harus mampu menjaga semangat untuk menulis, mencari waktu yang efektif untuk menulis (bukan lamanya waktu yang kita miliki), dan memiliki hasil tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com