Monday, December 22, 2008

Ranjau Calon Penulis Sukses (4): Romantisme Semu

Ketika ingin menulis, banyak calon penulis sukses yang merasa sangat terganggu dengan keramaian dan kesemrawutan di sekitar tempatnya untuk menulis. Mulai dari tangisan anak-anak, perselisihan tetangganya, suara jrang-jreng-jrang-jreng anak kost di samping kamarnya, sampai dengan berserakannya mainan keponakannya yang baru berumur empat tahun. Berulang kali dia duduk di depan komputer namun berulangkali pula suara berisik membuyarkan konsentrasinya. Puluhan kali dia membereskan sekitar tempat duduknya, namun ratusan kali pula keponakannya mengacaukannya. Akibatnya dia tidak pernah bisa menulis. Banyak calon penulis sukses yang terjebak dalam romantisme yang dikarang oleh banyak penulis yang seringkali menghambat kesuksesannya. Sebuah rumah yang tenang, suara gemercik air, merdunya nyanyian burung Kutilang yang diyakininya akan membuat dirinya akan total menulis. Atau sebuah gubug di tengah sawah yang diselimuti sejuknya alam pegunungan, suara air terjun, dan kicauan burung kenari adalah suasana yang sangat dahsyat untuk menuangkan segala gagasan yang ada di dalam kepala. Padahal calon penulis sukses tersebut hidup di tengah-tengah keramaian Jakarta, di antara himpitan pabrik di Surabaya, atau di dalam tenda pengungsian di Meulaboh. Kita tidak akan pernah menjadi penulis sukses jika selalu terhipnotis dengan kenyamanan seperti itu karena itu hanya romantisme semu. Romantisme semu seperti di atas harus segera dilepaskan dari pikiran kita. Jangan pernah menunda membuat sebuah tulisan hanya karena selalu berpeluhnya kita dengan keramaian, kebisingan, kesemrawutan, dan ketidakteraturan. Berbagai ketidaknyamanan tersebut adalah bagian dari nafas kita yang kalau dilepaskan akan ikut meregangkan nyawa kita. Karena di tempat seperti itulah jemari kita bisa melenggang merangkai kata. Di sanalah pikiran kita bisa merajut makna. Wahai calon penulis sukses….! Jadikanlah ketidakrapian dan kesemerawutan di rumahmu sebagai bumbu yang sangat sedap dalam artikel anda. Fungsikan keramaian dan kebisingan sebagai pemanis dalam tulisan anda. Pandanglah dengan hati, dengarkan dengan mata, lihatlah dengan telinga, kerjakan dengan perasaan, dan rasakan dengan tangan dan kaki semua sudut tempat tinggalmu yang berantakan dan sangat bising. Disanalah berjuta inspirasi terpendam. Semua ketidakteraturan itu akan menjadi menu yang sangat istimewa untuk menghasilkan karya tulis yang luar biasa. Anda tidak sendiri. Masih banyak calon penulis sukses yang lebih buruk dari anda. Namun mereka mampu menghasilkan tulisan yang sangat baik. Dan, jangan pernah anda membayangkan saya menulis selalu pada kondisi yang romantis. Sering sekali saya mengetik sambil memangku anak saya yang berumur 6 bulan. Tidak jarang saya menulis sambil mengganti celananya yang basah, menggendongnya keluar rumah karena menangis, menikmati bisingnya ibu-ibu yang belanja sayur di sebelah rumah, atau merasakan merdunya raungan motor tetangga. Dan Alhamdulillah berkat Allah yang selalu menjaga hati kita, saya bisa terus mengembangkan tulisan-tulisan saya. Jadikan kebisingan dan kesemrawutan sebagai romantisme sejati anda.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com