Wednesday, December 17, 2008

Ranjau Calon Penulis Sukses (1)

Semangat menulis bisa diibaratkan seperti gelombang. Kadang datangnya tinggi, besar, menggulung, dan menerjang apa saja yang ada di hadapannya, kadang kala hanya berbentuk aluran lembut yang menmbulkan suara kecipak-kecipik yang sangat enak didengarkan di telinga, pada lain kesempatan nyaris diam seperti tak beriak namun mengisyaratkan nuansa mistis dan membawa pesan kematian. Seperti itulah gambaran semangat menulis yang menghinggapi setiap orang. Kadang kala semangat kita untuk menulis begitu menggebu-gebu sampai mengalah setiap keinginan yang lainnya, kadang biasa saja, tidak jarang pula semangat untuk menulis yang mati enggan hiduppun ogah.

Ada satu hal yang sangat penting bagi para calon penulis sukses (saya lebih suka menggunakan itilah calon penulis sukses dari pada penulis pemula) untuk menyikapi kondisi semangat menulisnya yang pasang surut seperti itu. Ketika dalam kondisi ON atau bersemangat untuk menulis maka harus bisa menjaganya agar tidak padam dan sesegera mungkin menyalurkannya menjadi sebuah, dua buah atau banyak tulisan. Pada kondisi semangat sedang redup maka harus semaksimal berusaha membuatnya semakin menyala. Dan, ini yang paling penting, ketika dalam kondisi sekarat maka mau tidak mau harus sekuat tenaga menghidupkannya kembali. Jangan sampai semangat menulis yang ada dalam diri kita menjadi mati total. Ada banyak hal yang menyebabkan semangat untuk menulis seorang calon penulis sukses mati atau meredup.

Salah satunya adalah tema tulisan sudah habis. Banyak calon penulis sukses yang merasa sempitnya dunia kepenulisan karena hampir semua tema ”SUDAH DI TULIS” oleh penulis-penulis yang lain. Para calon penulis sukses merasa bahwa mereka tidak memiliki satu tema pun untuk di tulis karena kalau memaksakan menulis tema tersebut akan kalah bersaing juga dengan penulis yang telah eksis. Sehingga mereka tidak jarang menjdi minder untuk menulis sesuatu yang sudah di tulis penulis lain. Padahal bisa saja calon penulis sukses menuliskan dari sudut pandang yang lain, atau berdasarkan pengalamannya untuk mendapatkan nafas yang lebih khas dari tema yang sama yang telah diusung penulis lain. Kalau kita menyadari bahwa kita semua adalah makhluk Allah mak kita tidak perlu merasa kehabisan tema.

Sejatinya ide dan tema itu berserakan di sekitar kita. Bahkan tema mengalir di dalam aliran darah kita. Keberadaanya sama dekatnya antara nafas dengan urat leher kita. Ingatlah bahwa Allah menciptakan ilmu di dunia ini luas dan tidak terhingga. Seandainya pohon dan ranting dijadikan pena dan air laut sebagai tintanya maka ilmu Allah tidak akan habis di tulis. Karena ilmu Allah itu semakin dipelajari maka akan semakin banyak berkembang. Semakin banyak yang menuliskannya maka akan semakin banyak kekurangannya. Untuk membuktikan bahwa ilmu Allah ada di mana saja. Ambilah satu contoh kecil. Sesuatu yang sangat dekat denganmu. Misalnya RAMBUT.

Kalau engkau merenungkan dan menuliskan tentang Rambut maka saya sangat yakin engkau akan menghasilkan tulisan yang luar biasa. Misalnya dari rambut kita bisa mengembangkan menjadi Rambut Padi Sebagi Bahan Bakar Alternatif, Rambut Gimbal Salah Satu Trend Remaja Saat Ini, Santet Dengan Media Rambut, dan sebagainya. Sangat banyak bukan? Hai para calon penulis sukses…!! Hidupmu, nafasmu, gerak tubuhmu selalu penuh dengan ilmu Allah. Bahkan seandainya engkau tertidurpun ilmu-ilmu Allah akan menghampirimu dengan sendirinya.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com