Imam Muslim meriwayatkan: dari jabir bin Samurah, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, ”Apakah saya harus berwudhu setelah makan daging kambing?” Rasulullah menjawab,”Jika engkau mau, maka berwudhulah”. Lalu laki-laki itu bertanya, ”Apakah saya harus berwudhu setelah makan daging unta?” Nabi menjawab,”Ya betul, Engkau harus berwudhu”. Dia bertanya lagi,”Bolehkan aku shalat di kandang kambing?” ”Ya”. Lelaki itu bertany,”Bolehkan aku shalat dikandang unta?” belia menjawab,”Tidak”. (HR Muslim)
Labels
- aqidah (33)
- Budaya (12)
- Ibadah (261)
- Kesalahan-Kesalahan dalam Thaharah (16)
- Lomba (2)
- Perjuangan (67)
- Sholat (70)
- Tips (6)
- Tips Wawancara (8)
Tips Menikah Islami
DOWNLOAD
Thursday, January 29, 2009
Cara Mandi Junub dan Tidur
1. Membasuh kedua tangan 2. membasuh kemaluannya dengan sabun atau sejenisnya 3. membasuh kedua tangan satu kali dengan sabun atau sejenisnya 4. berwudhu tanpa membasuh kaki 5. membasuh kepala tiga kali dengan air bersih 6. membasuh tubuh bagian kanan tiga kali 7. membasuh tubuh bagian kiri tiga kali 8. membasuh kaki (Bukhari dan Muslim) Tidur dalam keadaan Junub ”Tiga orang yang tidak ak didekati malaikat yaitu, orang yang junub, orang yang mabuk, orang yang ebrlebihan melumuri badannya dengan khaluq (minyak wangi yang sang populer di Arab)” (Al Bazzar= dishohihkan Al Albani) Sebelum tidur sehrusnya berwudhu dahulu
Posted by Surono Karti at 1:18 PM 0 comments
Labels: Ibadah
Mengusap sepatu (Khuff)
Syarat diperbolehkannya mengusap sepatu: 1. berwudhu sebelum mengenakan sepatu 2. sepatu menutup bagian yang wajib dibasuh 3. kedua sepatu dibersihkan dari Ali RA ia berkata, ”Seandainya agama menggunakan logika, maka mengusap bagian bawah sepatu tentu lebih utama daripada mengusap bagian atasnya. Sungguh nabi SAW mengusap sepatu bagian atasnya” (Abu Daud) yang disunatkan/ dituntunkan nabi adalah mengusap bagian atas sepatu dengan cukup satu kali saja.
Posted by Surono Karti at 1:17 PM 0 comments
Tidak membersihkan sela-sela jari tangan, Cincin atau jam tangan, Kuteks
”Sempurnakan wudhumu dan bersihkanlah sela-sela jari tanganmu” (AT Tirmidzi) ”Jika engkau wudhu bersihkanlah sela-sela jari tangan kakimu” (At Tirmidzi dan Ibnu majah) Tidak Menggeser Cincin atau jam tangan Al Bukhari berkata,”Ibnu Sirin membasuh tempat cincinnya (menggeser letak cincinnya) ketika berwudhu” Kuteks di Kuku Pelanggaran Menggunakan kuteks: 1. Sebagian kuteks menghalangis air bertemu dengan bagian tubuh manusia 2. Menyerupai tradisi wanita kafir, kuteks adalah perhiasan mereka. Tidak mengusap Kepala secara merata Abdullah bin Zaid berkata,”beliau (SAW) mengusap kepala dengan kedua tangannya, ia menghadapkan kedua tangannya lu menariknya ke belakang, dimuali dari permukaan kepala kemudian membawanya hingga ke tengkuk, lalu mengembalik keduanya hingga ke tempat semula” (Bukhari)
Posted by Surono Karti at 1:10 PM 0 comments
Tidak Berkumur-kumur dan Siku dan Tumit tidak terkena air
Banyak orang yang dalam berwudhu hanya memasukkan dan mengeluarkan air tidak berkumur-kumur. Padahal nabi memerintahkan kumur-kumur. Siku dan Tumit tidak terkena air ”Kalian adalah orang yang wajahnya bercahaya pada hari kiamat karena sudah menyempurnakan wudhu. Barang siapa diantara kian sanggup menyempurnakannya maka pertahankanlah cahaya itu” (Muslim) ”Celakalah tumit-tumit kian (dikarenakan tidak terkena air)” beliau mengucapkannya sampai tiga kali” (Bukhari)
Posted by Surono Karti at 1:10 PM 0 comments
Tidak mencabut bulu ketiak, kemaluan, kumis, potong kuku lebih dari 40 hari
Anas bin Malik, ” Rasulullah memberi waktu kepada kami dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemalauan, tidak melebihi 40 hari” (HR Muslim)
Posted by Surono Karti at 1:09 PM 0 comments
Tidak membaca Doa Keluar kamar Mandi dan Bersiwak
Tidak membaca Doa Keluar kamar Mandi Diriwayatkan Aisyah RA, Bahwa nabi SAW ketika keluar kamar mandi membaca ”Ghufraanaka”. HR Bukhari, HR Muslim, Ahmad Tidak Bersiwak ”Sekiranya tidak menjadi beban umatku, nisacaya aku akan menyuruh mereka agar menggosok giginya setiap kali mengerjakan sholat”, (HR Bukhori) Bersiwak itu membersihkan mulut dan menuai keridhaan Allah (HR Ahmad)
Posted by Surono Karti at 1:07 PM 0 comments
Buang Air kecil di Air Tergenang dan Berbicara
Buang Air kecil di Air Tergenang Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah RA “Rasulullah melarang buang air kecil di air yang tidak mengalir” Berbicara saat Buang Hajat Diriwayatkan Ibnu Umar, bahwa seorang laki-laki pernah melihat nabi SAW yg sedang buang air kecil, maka laki-laki itu mengucapkan salam, tetapi beliau tidak menjwabnya. Ini mengindikasikan: 1. jika tidak hanya tidak diperkenankan menjwab salam ketika buang air maka nabi bisa mengatakan sesuatu selain salam. kenyataannya beliau tidak mengucapkan sepatah katapun 2. Seandainya berbicara saat buang air diperbolehkan maka beliau pasti tidak akan menunda menjawabnya sampai beliau selesai buang hajat.
Posted by Surono Karti at 1:04 PM 0 comments
Tuesday, January 27, 2009
Bernafas ketika Minum dan Memegang kemaluan dengan Tangan kanan
”Jika salah seorang diantara kalian minum maka sebaiknya tidak menghirup nafas dalam bejana tersebut dan apabila mendatangi tempat yang sepi (WC) maka sebaiknya tidak memegang kemaluannya dengan tangan kanan, dan tidak beristinja dengan tangan kanan” (Bukhari)
Posted by Surono Karti at 9:44 AM 0 comments
Beristinja’ dengan Tulang/ tangan kanan
”Janganlah kalian beristinjak dengan kotoran hewan atau tulang, karena itu merupakan makan saudara kalian dari bangsa jin” (HR. Tirmidzi) ”sesungguhnya aku untuk kalian layaknya orang tua. Aku ajarkan kepada kalian. Jika salah seorang diantara kalian hendak buang air besar, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya serta jangan beristinja dengan tangan kanan” (HR Abu Daud)
Posted by Surono Karti at 9:44 AM 0 comments
Buang Hajat: Menghadap Kiblat, di jalan atau Bawah Pohon, dan Menginjak Kuburan
Menghadap Kiblat saat Buang hajat ”Janganlah kalian menghadap dan membelakangi kiblat saat buang hajat. Tetapi menghadaplah Barat atau Timur” (HR Bukhari dan Muslim) Buang Hajat di jalan atau Bawah Pohon ”Berhati-hatilah terhadap dua hal yang menyebabkan laknat”. Para shahabat bertanya, ”Apa itu ya Rasul?”Yaitu orang yang buang hajat (besar/ kecil dijalanan umum atau di tempat yang biasa digunakan berteduh manusia”. (HR Muslim) Buang Hajat dan Menginjak Kuburan ”Berjalan di atas bara api, atau pedang, atau sandal yang dijahit di kaki, lebih aku sukai daripada berjalan di atas kuburan muslim, dan aku tidak peduli, di tengah-tengah kuburan aku buang hajat atau di tengah-tengah pasar”(Ibnu Majah) maksudnya, seseorang diharamkan buang hajat di kuburan seperti diharamkannya membuka aurat dan buang air besar di tengah keramaian pasar.
Posted by Surono Karti at 9:42 AM 0 comments
Tidak Bersuci setelah Buang air & Menahan Kencing
”Salah seorang dari mereka disiksa karena tidak bersuci setelah buang air kecil” (HR Muslim). Shalat dengan Menahan Kencing karena takut tidak mendapatkan Jamaah ”Tidakl boleh sholat bersamaan dengan hadirnya makanan dan dalam keadaan menahan rasa ingin buang air besar maupun kecil” (HR Muslim) Bahkan ketika sedang sholat sebaiknya ia membatalkan sholatnya.
Posted by Surono Karti at 9:41 AM 0 comments
Tidak menutup pintu ketika buang hajat (dengan berdiri dan terbuka)
Fenomena ini terjadi disekitar kita, bahkan di masjid-masjid. Dimana disediakan tempat buang hajat dengan Berdiri dan terbuka. Perbuatan itu tidak dibenarkan Islam karena: a. Menafikan rasa malu, padahal malu sebagi dari iman (Bukhari) b. Menyalahi petunjuk Rasulullah (”Apabila Rasul SAW hendak buang air besar, beliau akan pergi hingga tidak dapat dilihat oleh seorang pun” (abu Daud)). c. Faktor terjadinya siksa kubur (”sesungguhnya penghuni du kubur itu sedang di siksa. Mereka disiksa bukan karena dosa besar. Salah satunya disiksa krena tidak menutup (menjaga diri) dari percikan air kencingnya dan yang satunya lagi karena telah mengadu domba” (Bukhari)
Posted by Surono Karti at 9:40 AM 0 comments
5.Membawa Tulisan Allah ke Kamar mandi/WC/Toil
Makruh hukumnya: Membawa barang yang bertuliskan Allah di kamar mandi/wc sama saja tidak menghormti Allah dan kalamnya. Kecuali dia takut kehilangan barang tersebut Imam Ahmad,” Makruh hukumnya membawa barang yang bertuliskan Allah di kamar mandi/wc”(Masail Ibnu Hani) ”Membawa barang yang bertuliskan Allah di kamar mandi/wc, makruh hukumnya”(Raudhah Ath-Thalibin)
Posted by Surono Karti at 9:40 AM 0 comments
Tidak Menutup Bejana Malam Hari
”Apabila malam telah tiba, suruhlah anak-anakmu masuk rumah karena saat itu syetan bertebaran. Ketika berlu Isya, suruhlah mereka tidur lalu tutuplah pintu rumahmu sambil membaca Basmalah, dan matikan lampu rumahmu sambil membaca basmalah. Kemudian tutuplah lubang tempat airmu sambil membaca basmallah. Tutuplah bejana dengan apa saja sambil membaca basmalah”. (HR Bukhari) Dalam riwayat Al Bukhari redaksinya,” dan tutuplah makanan dan minumanmu kendati harus membentangkan kayu di atasnya”. Dalam Muslim,”Sesungguhnya syetan tidak akan mendiami tempat airmu, tidak akan membuka pintu, dan tidak akan menyingkap bejana yang tertutup”.
Posted by Surono Karti at 9:39 AM 0 comments
Wudhu dengan Air Laut
Seorang shahabat bertanya kepada rasulullah,”Bolehkan Kami berwudhu dengan air laut?” Beliau menjawab: Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” (HR. Empat ahli hadits. Shohih)
Posted by Surono Karti at 9:38 AM 0 comments
Wudlu dengan air menggenang, berubah rasa, warna, dan bau
Ijma ulama: syah Imama Al Mudziri: sepengetahuan kami semua ulama, selain Ibnu Sirin, telah sepakat bahwa berwudlu dengan menggunakan air tersebut adalah syah. Asal tidak terkontaminasi kotoran.
Posted by Surono Karti at 9:37 AM 0 comments
Kesalahan-Kesalahan Bersuci (Bi’dah Thaharah)
Berlebihan Menggunakan Air Untuk Mandi (Mud, Mudd, Sha) Sebagian dari kita sering memboros-boroskan air untuk mandi, padahal: Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudara syetan dan syetan itu ingkar kepada Tuhannya (Al Israa’ (17): 26-27 Tindakan pemborosan adalah mengingkari sunnah nabi SAW. Rasulullah mandi dengan satu Sha hingga lima mudd air dan berwudlu dengan satu mud. Imam Ahmad berkata, ”salah satu pahamnya seseorang (mengenal agama) adalah sedikit dalam menggunakan air”(HR Ahmad) Satu mud = 10 telapak tangan orang dewasa. 1 sha= 4 mudd
Posted by Surono Karti at 9:34 AM 0 comments
Thursday, January 22, 2009
Syarat Syah dan Rukun (fardlu) Wudlu
Syarat Syah:
- Islam,
- Berakal,
- Tamyiz,
- Niat,
- Istishab hukum niat,
- Tidak adanya yang mewajibkan wudhu,
- Istinja dan Istijmar sebelumnya (bila setelah buang hajat),
- Air yang thahur (suci lagi mensucikan),
- Air yang mubah (bukan hasil curian -misalnya-),
- Menghilangkan sesuatu yang menghalangi air meresap dalam pori-pori.
- Membasuh muka (termasuk berkumur dan memasukkan sebagian air ke dalam hidung lalu dikeluarkan),
- Membasuh kedua tangan sampai kedua siku,
- Mengusap (menyapu) seluruh kepala (termasuk mengusap kedua daun telinga),
- Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki,
- Tertib (berurutan).
- Muwalah (tidak diselingi dengan perkara-perkara yang lain).
Posted by Surono Karti at 1:15 PM 0 comments
Labels: Sholat
Hukum Sutrah (Batas Sholat)
1. Hukum Sutrah a. Apabila kita sholat dirumah/ diruangan kita disarankan untuk sholat didekat dinding atau tiang b. Jika sholat di tempt lapang disarankan untuk memasang Sutrah “Apabila salah seorang kamu bersholat, maka hendaklah dia bershalat dengan sutrah dan hendaklah ia berdiri dekt kepadanya (HR Abu Daud dan Ibnu Majah) 2. Bagaimana Sutrah itu Sudah dipandang ada Sutrah dipandang telah ada jika kita menancapkan sesuatu di hadapan kita. “Hendaklah seseorang meletakkan sutrah di kala shalat. Walaupun sebiji anak panah” (HR Hakim) 3. Sutrah Imam dipandang sebagai Sutrah Makmum “Kami singgah beserta Rasulullah di Tsaniyyah ‘Adzakir (sebuah pendakian dekat Makkah) lalu masuklah waktu Shalat. Lalu nabi shalat dengan menghadap ke sebu dinding yang terletak di hadapannya. Beliau menjadikannya sutrah. Kami berdiri di belakangnya. Sejurus kemudian datanglah seekora anak kambing berlalu di hadapannya. Maka terus menerus nabi menolaknya, hingga beliau mendekat ke dinding dan berlalulah binatang itu di belakangnya” (Ahmad dan abu Daud) 4. Disukai kita berdiri dekat Sutrah a. haram berlalu di depan orang sholat (yang masuk dalam batas sutrah) b. kita menolak orang yg berjalan di dalam batas sutrah c. Seseorang yang berlalu dihadapan kita ketika sholat tidak membatalkan sholat Artikel Terkait 1. Gambar Posisi Sholat 2. Tata cara Sholat Iftitah 3. Dosa Mengabaikan Sholat 4. Syarat Syah Sholat 5. Dzikir Sehabis Sholat
Posted by Surono Karti at 1:14 PM 0 comments
Labels: Sholat
Syarat Syah Sholat & Aurat
- Mengetahui telah masuk waktu sholat
- Suci dari hadas besar dan kecil
- Suci badan, pakaian, tempat sholat
- Menutup aurat
- Aurat lelaki: yang wajib ditutupi adalah dubur dan qubul (kemaluan). Akan tetapi yang paling utama adalah menutupi antara lutut sampai dengan pusar.
- Aurat Wanita: Seluruh badan selain muka dan telapak tangan.
- Terpaksa (berada di dalam kendaraan, tidak mengetahui arah kiblat)
- Sakit atau dalam keadaan ketakutan
Silakan baca juga:
Posted by Surono Karti at 1:12 PM 0 comments
Labels: Sholat
Tuesday, January 20, 2009
Pertanyaan Mengisi Lowongan Pekerjaan: Apa yang Anda suka-tidak suka lakukan saat waktu luang? (Pertanyaan kedua)
A. Anda Perlu memperhatikan beberapa hal: 1. jenis pekerjaan yang dilamar serta prfil ideal karyawan di tempat tersebut 2. karakteristik anda, terutama apa yang anda kerjakan waktu luang 3. budaya organisasi di perusahaan tersebut 4. kesesuaian antara diri anda dengan budaya organisasi peusahaan Pendeknya apa yang anda suka lakukan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. misalnya: mendaki gunung : suka tantangan Memancing : Sabar, telaten Main Catur : cerdas, penuh taktik Membaca/menulis : cerdas, selalu ingin tahu Travelling/ sightseeing: suka hal baru, tantangan Shoping : konsumtif tapi stylish Olah raga individual : Suka bekerja individu Olahraga kelompok : suka bekerja kelompok Kesimpulannya: kalau anda suka shoping kayaknya ga cocok deh kalau melamar pekerjaan sebagai bendahara. B. Tentang Yang tidak anda sukai: Anda perlu memperhatikan: 1. Jangan mengatakan ada jenis pekerjaan tertentu yang anda benci. Menyapu atau mencuci piring sekalipun seharusnya anda lakukan kalau itu tugas anda. Bersikaplah netral terhadap pekerjaan 2. jangan mengatakan anda membenci situasi tertentu yang bisa membuat kesan anda manja dan penuntut. Misalnya, ”Saya tidak suka suasana panas” atau ”Saya tidak suka berdesak-desakkan di bis kota”. Hal tersebut bisa ditafsirkan anda menginginkan ada AC dan Ada kesan anda meminta kendaraan pribadi. 3. kalau harus menyebutkanyang tidak suka,”Saya benci sungai yang kotor” atau ”Saya paling benci dengan orang yang malas”. Diambil dari Buku: ”Pertanyaan Menjebak Dalam Wawancara Kerja” (Indra Ismawan)
Posted by Surono Karti at 9:37 AM 0 comments
Labels: Tips Wawancara
Jumlah Air Wudlu dan Mandi Junub, Do’a (Tirmidzi, Bukhori) Shoheh
Takaran air dalam berwudhu adalah satu mud Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut ukuran orang Hijaz dan 2 liter menurut ukuran orang Irak. Adapun untuk mandi sebanyak satu sha’ sampai lima mud. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Anas, katanya, “Adalah Rasulullah ketika berwudhu dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi (dengan takaran sebanyak) satu sha’ sampai lima mud.” ) H.R. Muttafaq alaih. Dan makruh (dibenci) berlebih-lebihan, yaitu yang lebih dari tiga kali dalam berwudhu.
Doa Setelah Wudlu “Berkata Rasulullah, ‘Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu dan meyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan, ”asyhadu anlaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuuluh” ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah semata; yang tidak ada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.’ Melainkan dibukakan untuknya delapan pintu syurga, ia dapat masuk dari mana saja yang ia kehendaki.’(H.R. Muslim).
Dan Tirmidzi menambahkan, (Alloohummaj’alni minat tawwabiina waj’alnii minl mutathohhiriin) “Ya Allah jadikan aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikan aku termasuk orang-orang yang suka mensucikan diri.”
Jadi, doa setelah berwudlu:
”asyhadu anlaa ilaaha illalloohu wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rosuuluh. Alloohummaj’alni minat tawwabiina waj’alnii minl mutathohhiriin”
Doa sebelum Jimak/ junub
(Shohih riwayat Bukhari, Muslim): “Bismillaahi allahumma jannibnaasysyaithaan wa jannibisysyaithaana maa razaqta naa”
Artinya: ”dengan nama Allah. Ya Allah jauhkan kami dari syetan dan jauhkan syetan untuk mengganggu apa yang Engkau rizkikn kepada kami”
Baca Juga
Posted by Surono Karti at 9:33 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Monday, January 19, 2009
Menjawab Pertanyaan Wawancara Pekerjaan yang Menjebak : Bohongi Bos
Pertanyaan Pertama:
Anda Bersedia Berbohong Untuk Bos anda?
Pertanyaan ini sering diajukan untuk menguji integritas dan loyalitas calon karyawan. Pada intinya berbohong atau tidak sangat tergantung situasinya.
Trik Menjawab Pertanyaan:
a. Anda tidak merugikan siapapun jika terpaksa berbohong
b. Tidak Melanggar Hukum (Agama dan pemerintah)
c. Demi Kebaikan bersama Yang perlu dilakukan adalah utarakan jika anda sebenarnya tidak suka berbohong Contoh: Pertanyaan: Apakah anda bersedia berbohong untuk Bos Anda Jawab: ”Saya kira tergantung kondisinya. Saya bersedia berbohong jika tidak merugikan siapapun , tidak Melanggar Hukum (Agama dan pemerintah) dan demi Kebaikan bersama”.
Pertanyaan:
Ada tamu inghin ketemu bos tetapi bos tidak ingin ketemu dengan tamu itu, apa yang akan anda katakan?
Jawab:
”saya katakan bos sedang sibuk dan tidak ingin diganggu. Saya sampaikan apakah ada pesan untuk bos”
Pertanyaan:
Anda diminta bos memberikan informasi yang tidak benar kepada pelanggan, bagaimana?
Jawab:
”Tidak. Sebab berbohong kepada pelanggan akan merugikan perusahaan”.
Pertanyaan:
Ada seorang di luar perusahaan ingin meminta nomor kemeja bos anda, jawaban anda?
Jawab:
”Tergantung situasi dan siapa yang meminta informasi ini. Tentu tidak semua orang berhak mendapatkan informasi”
Pertanyaan:
Bos meminta anda memberi cek kosong kepada seseorang?
Jawab:
”Tidak. Saya akan menegosiasikan penundaan pemberian pembayaran itu. Itu lebih baik bagi kredibilitas perusahaan” dikutib dari Buku Indra Ismawan (7 Pertanyaan Menjebak)
Posted by Surono Karti at 10:04 AM 0 comments
Labels: Tips Wawancara
Ancaman Meninggalkan Sholat
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia kafir terang-terangan" H.R.Attabrani
Posted by Surono Karti at 9:36 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Berhadas, dan Mendahului Imam, Doa I’tidal
Rasulullah s.a.w bersabda : "Apabila kamu rasa ada angin didalam perutmu kemudian kamu ragu adakah ianya telah keluar atau belum, maka janganlah keluar dari sholatmu sehingga jelas terdengar bunyi atau tercium baunya" H.R.Muslim Rasulullah s.a.w bersabda : "Tidak takutkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (mengangkat kepalanya), kelak akan digantikan kepalanya dengan kepala kaldai" H.R.Sahih Muslim Rasulullah s.a.w bersabda : "Malaikat senantiasa berdoa untuk kamu selama ia berada ditempat yang ia sholat padanya, selagi ia tidak berhadas" H.R.Bukhari & Muslim Rasulullah s.a.w bersabda : "Apabila imam bangun dari rukuk serta membaca doa, maka hendaklah kamu membaca "Allahuma Rabbana lakalhamdu" kerana sesiapa yang berkebetulan bacaannya dengan bacaan Malaikat, niscaya diampunkan dosanya yang telah lalu" H.R.Bukhari & Muslim 1. Pembatal Wudlu 2. Sentuhan Pembatal Wudlu 3. Tayamum dan Pembatal 4. Najis Pembatal Wudlu 5. Wudlu selepas Janabah 6. Jumlah Air Wudlu dan Mandi 7. Wudlu Yang Sempurna
Posted by Surono Karti at 9:35 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Shaf Pertama
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya Allah memberi rahmat dan mailakatNya pula mendoakan bagi orang-orang yang sholat pada shaf yang pertama" H.R. Ahmad & Abu Daud
Posted by Surono Karti at 9:35 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Keutamaan Wudlu Sempurna, di dalam Masjid
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berwuduk dengan sempurna maka keluarlah dosa dari tubuhnya sehingga dari bawah kukunya juga" H.R.Muslim Rasullulah s.a.w bersabda : "Sholat dengan bersiwak (mengosok gigi) lebih afdal (baik) dari 70x sholat tanpa siwak" H.R.Zanjawaih & Hakim Rasulullah s.a.w bersabda : "Malaikat akan berdoa untuk kamu selama kamu masih berada didalam masjid dan melakukan sholat dan selama kamu tidakberhadas. Berkata Malaikat "Ya Allah ampunilah dia dan turunkanlah RahmatMu kepadanya" H.R.Bukhari Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berwuduk padahal ia masih ada wuduk, maka dicatat untuknya sepuluh hasanat" H.R.Abu Dawud 1. Pembatal Wudlu 2. Sentuhan Pembatal Wudlu 3. Tayamum dan Pembatal 4. Najis Pembatal Wudlu 5. Wudlu selepas Janabah 6. Jumlah Air Wudlu dan Mandi 7. Hadas dan Mendahului Imam
Posted by Surono Karti at 9:34 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Keutamaan Isya-Subuh Berjamaah
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang sholat Isyak berjemaah maka bagaikan bangun (beribadah) ½ malam dan (pada esok paginya) ia mengerjakan sholat Subuh secara berjemaah juga maka (pahalanya) bagaikan bangun semalaman (penuh). (H.R.Muslim & Ahmad) Artikel Terkait 1. Gambar Posisi Sholat 2. Tata cara Sholat Iftitah 3. Dosa Mengabaikan Sholat 4. Syarat Syah Sholat 5. Dzikir Sehabis Sholat
Posted by Surono Karti at 9:34 AM 0 comments
Labels: Sholat
Pahala Sholat Fardlu, Sunat Fajar, Qabliyah Dhuhur (4 rakaat)
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang berjalan untuk sholat fardhu maka pahalanya seperti orang yang mengerjakan haji dan jika ia berjalan untuk sholat sunat maka pahalanya seperti orang yg mengerjakan umrah sunat" H.R.Attabrani Rasulullah s.a.w bersabda : "2 rakaat sholat sunat fajar itu pahalanya lebih baik daripada dunia seisinya" H.R. Muslim & Tarmizi Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya apabila seseorang hamba berdiri untuk sholat maka diletakkan semua dosa-dosanya diatas kepala dan kedua bahunya. Setiap kali ia rukuk atau sujud akan berjatuhlah dosa-dosanya itu" H.R.Attabrani Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesiapa yang tetap mengerjakan sholat sunat sebelum dan selepas dhuhur sebanyak 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka H.R.Abu Daud & Tarmizi
Artikel Terkait
Posted by Surono Karti at 9:33 AM 0 comments
Labels: Sholat
Keutamaan Sholat Jamaah
Rasulullah s.a.w bersabda : "Sholat berjemaah itu lebih afdal (baik) daripada sholat bersendirian dengan 27x derajat" H.R.Bukhari dan Muslim Rasulullah s.a.w bersabda : "Barang siapa yang sholat berjamaah kemudian duduk berzikir hingga terbit matahari kemudian sholat 2 rakaat (sunat Dhuha) maka ia akan mendapat pahala haji dan umrah yang sempurna" H.R.Tarmizi
Artikel Terkait
1. Gambar Posisi Sholat
2. Tata cara Sholat Iftitah
3. Dosa Mengabaikan Sholat
4. Syarat Syah Sholat
5. Dzikir Sehabis Sholat
Posted by Surono Karti at 9:32 AM 0 comments
Labels: Sholat
Friday, January 16, 2009
Harus Menyejahterakan Petani dan Nelayan
Kesadaran pemerintah terhadap sasaran program-program pengentasan kemiskinan sebenarnya sudah tepat, yakni petani dan nelayan. Sayangnya selama ini pemerintah masih terjebak dengan berbagai ”prasarat” yang harus menyertai program-program tersebut. Program-program pengentasan kemiskinan harus menunjukkan tingkat partisipasi yang besar dari masyarakat, harus memenuhi persyaratan pengarusutamaan gender, harus lebih mengutamakan sasaran yang bersifat kelompok, dan yang tidak boleh ditinggalkan adalah harus mampu meningkatan angka PDRB. Namun, pemerintah sering melupakan satu keharusan yang sangat sederhana namun sangat vital, yakni harus memperbaiki harga jual hasil panen? Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa petani dan nelayan (PdN) merupakan masyarakat penyumbang angka kemiskinan tertinggi Indonesia. Totalnya hampir menyentuh angka 27 juta KK. Artinya kalau setiap keluarga dihitung rata-rata memiliki anggota keluarga 4 orang maka jumlahnya mencapai 128 juta jiwa. Pemerintahpun kini tengah berupaya untuk menciptakan berbagai program yang khusus diarahkan kepada kedua sektor ini. Mulai dari revitalisasi pertanian, reformasi agraria, bantuan bibit gratis, pemberian lahan pertanian gratis, ugrade pengetahuan bagi nelayan, pemberdayaan masyarakat pesisir, pemberdayaan perempuan nelayan dan sebagainya. Bervariasinya kebijakan pemerintah terhadap PdN tidak membuat masyarakat lega. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat PdN sudah terlalu jenuh dengan semua itu. Bertahun-tahun mereka melaksanakan kebijakan-kebijakan dari pemerintah nyatanya nasib mereka tidak pernah berubah, tetap saja berada di bawah garis kemiskinan. Jadi jangan menyalahkan PdN kalau mereka menjual bibit-bibit dan peralatan-peralatan modern bantuan pemerintah, membeli beras atau barang-barang selektronik dengan dana-dana dari bantuan permodalan, atau mengobral lahan-lahan pertaniannya kepada para tuan tanah. Kalau demikian, artinya bukan kebijakan-kebijakan seperti itu yang dibutuhkan PdN. Ada satu indikator yang bisa dijadikan ukuran keberhasilan program bagi PdN, yakni harga jual hasil panen. Bagaimana pun baik, sempurna, dan berbelit-belitnya sebuah program, bagi petani dan nelayan, kalau hasil akhirnya tidak bisa memperbaiki harga jual panen maka semuanya tidak akan ada artinya. Sebaliknya, bagaimanapun sederhananya sebuah kebijakan apabila mampu memperbaiki dan menyetabilkan harga jual panen petani dan nelayan maka itulah kebijakan yang tepat. Benarlah yang dikatakan banyak ahli bahwa program-program untuk PdN dari pemerintah banyak mengalami kendala ketika berada di level masyarakat. Mulai dari kredit macet sampai kepada berbagai penyimpangan lainnya. Karena selama ini para PdN memiliki kekhawatiran terhadap program-program yang dicanangkan pemerintah. Mereka dihinggapi perasaan takut terhadap dampak ikutan yang lebih membahayakan apabila mengikuti kemauan pemerintah. Sederhananya, kebijakan dan program bagi petani dan nelayan selalu saja memfokuskan pada bagaimana caranya meningkatkan hasil produksi di bidang pertanian dan kelautan. Pemerintah berusaha sekuat tenaga agar para petani dan nelayan mampu meningkatkan hasil panennya sebesar-besarnya. Karena dengan meningkatnya jumlah hasil panen maka secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani. Anggapan pemerintah tidak selalu seirama dengan masyarakat sasaran. Meningkatnya hasil panen petani dan nelayan tidak selalu berbanding lurus dengan meningkatnya pendapatan mereka. Kita bisa mengamati perilaku sebagian dari mereka yang sering membuang hasil panennya ketika musim panen tiba. Para petani dan nelayan berpikir dari pada dijual murah dan merugi, lebih baik membuangnya ke laut. Dalam pandangan PdN keberhasilan meningkatkan produksi dalam jumlah yang banyak berarti pula jatuhnya harga jual panen dan meruginya mereka. Jadi, memang benar lahan-lahan petani perlu di benahi administrasinya, irigasinya perlu diperlancar, ketersediaan pupuk perlu dijaga, hama-hama harus segera mendapatkan penanganan yang tepat. Para nelayanpun sangat senang apabila areal tangkapnya dilindungi dari gangguan kapal-kapal asing, mendapat upgrade pengetahuan di bidang kelautan, nelayan-nelayan tradisional mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman dana dari koperasi, peralatan-peralatannya di modernisasi, dan hasil panennya meningkat. Namun bisakah pemerintah menjamin/memproteksi harga jual gabah/padi dan hasil laut agar selalu baik dan stabil. Apabila pemerintah mampu menjaga harga jual hasil panen PdN tetap baik maka insyaallah pemerintah tidak perlu susah-susah mengajak masyarakat petani dan nelayan untuk tetap setia pada pekerjaan mereka. Pemerintah tidak perlu repot-repot mencegah urbanisasi, pemerintahpun tidak harus memberikan berbagai bantuan gratis yang menyedot anggaran besar secra rutin, dan tentunya pemerintah tidak akan lagi dipusingkan dengan semakin tingginya angka kemiskinan.
Posted by Surono Karti at 10:56 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Menegakkan Timbangan
Setiap orang sejak lahir selalu dikarunia sebuah timbangan oleh Allah. Fungsinya sebagai alat pembuat keputusan bagi manusia. Dengan timbangan ini manusia dipersilakan untuk menentukan jalan hidupnya. Apakah memilih jalan yang taqwa ataukah jalan yang fasik. Allah hanya menyediakan timbangan saja sedangkan bagaimana menggunakannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Asy syaams 8-10). Melalui timbangan ini Allah menguji manusia di dunia untuk menentukan jalan hidupnya untuk kehidupan akherat kelak. Ketika seseorang telah mampu menggunakan timbangan dengan benar maka pahala dan kebaikan dari Allahpun akan mengalir. Sebaliknya ketika timbangan dibuat sedemikian rupa sehingga mendholimi orang lain maka timbangan itu akan menyeretnya ke dalam neraka. Begitu besarnya akibat yang ditimbulkan oleh sebuah timbangan. Sampai-sampai Allah memerintahkan kepada manusia untuk memberlakukan timbangan dengan baik. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (Huud 84) Peringatan Allah tersebut memang sangat beralasan sekali. Karena ketika manusia sudah memperlakukan sebuah timbangan dengan tidak adil maka dia telah menanam satu benih kerusakan di muka bumi. Dan dari satu benih kerusakan tersebut akan bermunculan kerusakan-kerusakan baru yang akhinya akan menciptakan kehancuran. dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan (Huud 85). Ketika seorang pedagang dengan beraninya mengurangi timbangan pembelinya maka dia telah mengambil hak pembeli. Ketika seorang hakim tidak menyejajarkan timbangannya di pengadilan maka dia telah membebani seseorang yang tidak berhak memikulnya. Ketika orang tua menyepelekan timbangan dalam keluarganya maka anak-anaknya yang akan teraniaya. Dan ketika manusia tidak memperlakukan timbangan yang adil kepada alam maka bencana dan kehancuran akan mendera. Tegaknya timbangan menjadi tugas semua umat manusia. Pedagang harus adil terhadap pembeli, hakim terhadap terdakwa, guru terhadap murid, orang tua terhadap anak-anaknya, dan manusia harus adil kepada alam. Meski sangat sulit namun kebaikan sudah menanti kita jika kita mampu menegakkan timbangan. Abdullah ra: Rasul bersabda: Sesungguhnya orang yang berlaku adil terhadap sesuatu akan berada di panggung bercahaya di sebelah kanan Allah. (HR. Muslim)
Posted by Surono Karti at 10:50 AM 0 comments
Labels: Ibadah
APA KABAR GO ORGANIC 2010?
Tahun 2010 tinggal dua tahun lagi, tidak ada salahnya kalau kita memperingatkan kembali kepada pemerintah perihal pencanangan ”Go Organic 2010”. Hal ini perlu dilakukan karena nampaknya pencanangan kebijakan tersebut masih sekedar wacana saja. Terbukti, sampai saat ini gerakan pertanian organik masih jalan di tempat. Salah satu penyebabnya adalah ketidakantusiasan para petani Indonesia menyambut gerakan tersebut. Ada beberapa hal yang menyebabkan petani enggan mengikuti anjuran pemerintah untuk menyukseskan go organik 2010. Pertama, Impian-impian yang diberikan pemerintah kepada petani terlalu mengawang-awang. Para petani diberi mimpi-mimpi yang sering kali tidak mampu dijangkau oleh pemikiran. Salah satunya, dengan bertani organik maka produk yang dihasilkan para petani akan mampu menembus pasar luar negeri yang kini sudah semakin berkiblat pada hasil-hasil pertanian organik. Pemerintah kemudian merajut impian petani dengan menggambarkan betapa makmurnya para petani Indonesia apabila mau berlaih ke pertanian organik. Petani Indonesia akan mampu menguasai pasar internasional, petani Indonesia akan memanen hasil pertaniannya dengan dollar bukan rupiah lagi. Impian ini sangat baik bagi petani kita untuk memacu semangat mereka menuju ke pasar internasional. Akan tetapi kita juga harus sadar bahwa mayoritas petani Indonesia adalah petani gurem tradisional yang memiliki lahan kurang dari seperempat hektar dan masih terlilit dengan urusan perut. Untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari saja sangat sulit apalagi kalau harus memikirkan mengeksport hasil pertanian organik. Kedua, ketidaktepatan dalam kebijakan perpupukan di Indonesia. Ada satu hal yang terasa aneh. Pada satu sisi pemerintah mengkampanyekan pentingnya sistem pertanian organik. Namun di sisi lain produksi pupuk kimiawi terus ditingkatkan setiap tahun. Hal ini terlihat dari angka produksi pupuk nasional mencapai 5,7 juta ton pada tahun 2007 sementara kebutuhan pupuk nasional hanya 4,5 juta ton, bahkan ada rencana untuk meningkatkan jumlah produksi pupuk untuk memacu nilai ekspor. Sementara itu pabrik-pabrik pupuk organik belum juga terbangun. Banyaknya pupuk kimiawi di pasaran pada akhirnya akan berpengaruh pula pada pola bertani para petani Indonesia. Mereka begitu mudah menemukan pupuk kimiawi dan sulit mendapatkan informasi tentang pupuk organik. Disamping itu ada ketidak jelasan mengenai hasilnya yang akan diperoleh ketika menggunakan pupuk organik. Akibatnya para petani Indonesiapun enggan beralih ke organik. Kalau kondisi seperti ini tidak diubah maka petani yang diharapkan menjadi ujung tombak semangat Go organik 2010 bisa dipastikan tidak akan pernah memainkan perannya dengan baik. Petani akan selalu berkutat dengan ketergantungan terhadap bahan-bahan pertanian kimiawi itu. Ketiga, kekhawatiran tidak akan mendapatkan jumlah hasil panen seperti yang diharapkan pada masa transisi, dari penggunaan pupuk kimiawi ke organik. Pada kondisi biasa saja (menggunakan pupuk kimiawi) para petani sering tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya apalagi kalau panen mereka mengalami penurunan (akibat pupuk organik). Terlebih lagi, penelitian di Jepang menyebutkan bahwa untuk mengembalikan kondisi tanah yang parah seperti di Indonesia dibutuhkan waktu 5 tahun lebih, dengan 3 kali musim tanam per tahun masa transisi. Waktu 5 tahun ini merupakan waktu yang sangat lama bagi petani. Apa yang akan dimakan selama lima tahun itu? Untuk mengatasi beberapa hal tersebut diperlukan tindakan nyata dari pemerintah. Pertama, go organic 2010 harus menomorsatukan kesejahteraan petani Indonesia, bukan menjunjung tinggi orientasi pasar luar negeri. Karena selama ini ”Go Organic 2010” sudah mengarah pada pembelaan kepentingan petani modal besar. Sebaiknya pemerintah membangun pondasi yang lebih kuat dalam pertanian organik, yakni dengan melakukan pendekatan dan bimbingan yang intensif di kalangan petani Indonesia, bukan petani modal besar. Sehingga pada suatu saat nanti pertanian organik menjadi sebuah gerakan nasional tidak gerakan parsial. Kedua, perlunya ketegasan dari pemerintah untuk membatasi jumlah produksi pupuk dan obat-obatan kimiwi. Dan secara bertahap mengalihfungsikan pabrik-pabrik kimiawi ke organik. Dengan dukungan bahan baku organik yang sangat melimpah di Indonesia Insyaaallah cita-cita ini akan mudah tercapai. Ketiga, peningkatan peran serta pemerintah terhadap penanggungan biaya hidup petani selama masa transisi. Pemerintah bisa memberikan jaminan biaya hidup kepada petani, misalnya dalam bentuk pemberian pekerjaan kepada para petani untuk memperbaiki sarana prasarana pertanian seperti jalan pertanian, irigasi, jembatan, dan sebagainya. Ini lebih logis dari pada pemerintah memberikan subsidi pupuk, bantuan langsung, atau bantuan bibit gratis. Kalau pemerintah mau menghamburkan ratusan Triliun untuk nomboki BLBI, alangkah naifnya apabila enggan mengulurkan dana yang setara itu untuk merehabilitasi dunia pertanian Indonesia.
Posted by Surono Karti at 10:49 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Wednesday, January 14, 2009
FKPM: Premanisme Model Baru
Terbentuknya Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) yang merupakan pengembangan dari model sosialisasi dari Polmas (Polisi Masyarakat) kepada masyarakat telah membawa angin segar bagi sebagian masyarakat Indonesia (berdasarkan Skep Kapolri No.Pol.:Skep/737/IX/2005 Tanggal 13 Oktober 2005). Keberadaan Polmas maupun FKPM ini diharapkan akan mampu menyelesaikan setiap masalah sejak dini sebelum berkembang meluas menjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Akan tetapi bagi sebagian masyarakat yang lain keberadaan FKPM di masyarakat ternyata justru telah menciptakan sebuah praktik premanisme model baru di masyarakat dan gejolak social lainnya. Dalam sebuah kasus yang terjadi di wilayah Yogyakarta, keberadaan FKPM yang digadang-gadang menjadi alat deteksi sejak dini terhadap segala permasalahan kemasyarakatan justru meresahkan masyarakat. Kejadian berawal dari perekrutan anggota FKPM yang kebanyakan memiliki track record yang tidak baik di masyarakat (sebagian besar memiliki kebiasaan minum-minuman keras dan sering terlibat perkelahian). Orang-orang ini dipilih (tepatnya ditunjuk) oleh petugas keamanan di wilayah tersebut karena selama ini mereka menjadi “keamanan” di wilayah tersebut sehingga ketika ada gangguan keamanan dan ketertiban dimasyarakat mereka sudah biasa menanganinya. Setelah perekrutan anggota selesai kemudian dibentuklah pengurus FKPM. Dengan alasan untuk kemudahan dalam melakukan koordinasi FKPM tersebut berinisiatif untuk membuat seragam dan pengadaan HT.
Karena belum memiliki dana maka mereka secara sepihak sepakat untuk mengumpulkan dana yang dihimpun secara langsung dari masyarakat dengan jalan door to door. Setelah mendapat tentangan dari sebagian masyarakat, FKPM pun mulai mengubah strategi. Mereka bertemu dengan pengurus masyarakat setempat dan mengusulkan agar seluruh ketua RT dan anggota FKPM dilengkapi dengan HT agar ketika terjadi sesuatu bisa cepat berkomunikasi. Dengan dalih ini maka keinginan untuk mendapatkan seragam dan HT secara gratispun bisa di dapat.
Di samping itu anggota FKPM juga mengusulkan kepada tokoh masyarakat agar dalam setiap kegiatan di masyarakat selalu melibatkan mereka. Mereka berjanji tidak akan memungut biaya keamanan namun, “Alangkah baiknya jika pemangku kegiatan memberikan uang ROKOK ala kadarnya”, begitu tandas salah seorang pengurus FKPM. Dan benar saja dalam beberapa kejadian FKPM ini melakukan kegiatan yang (menurut saya) kelewat batas.
Misalnya, pada bulan Ramadhan dengan bermodalkan seragam kebesarannya dengan terang-terangan mereka meminta jatah konsumsi selama satu bulan penuh kepada panitia Ramadhan di masjid setempat. Padahal tidak ada kegiatan yang mereka lakukan selain hanya duduk-duduk di lapangan bulutangkis. Melihat kasus di atas setidaknya ada dua hal yang wajib menjadi perhatian kita, terutama pihak kepolisian. Pertama, kehadiran FKPM di masyarakat nyata-nyata telah memunculkan praktik-praktik premanisme. Masyarakat merasa harus memberi dukungan dana dan fasilitas kepada FKPM agar keamanan dan ketenteraman mereka terjamin. Kedua, keberadaan FKPM di masyarakat ternyata juga telah menimbulkan gesekan dengan satuan kerja lain yang telah ada di masyarakat yaitu Hansip. Sejak kehadiran FKPM posisi Hansip seperti tersisihkan.
Dalam beberapa pengamatan, oknum FKPM melakukan tindakan-tindakan yang arogan seolah mereka adalah kepanjangan tangan dari kepolisian. Para Oknum FKPM berusaha mengambil alih wilayah kerja yang selama ini menjadi lahannya para hansip. Sementara itu masyarakat juga tidak kuasa menolak keinginan dari FKPM untuk ”mengamankan” kegiatan mereka. Dengan konsekuensi mereka harus memberikan uang rokok jauh di atas uang rokok yang diberikan kepada para hansip. Praktis setelah kehadiran FKPM para hansip terpaksa harus menyimpan baju seragamnya yang sudah dikenakan bertahun-tahun. Kalau hal seperti ini dibiarkan saja maka kehadiran FKPM di masyarakat bukan mustahil akan semakin menambah beban dan mengganggu ketenteraman masyarakat.
Sebelum terlalu jauh sebaiknya pihak kepolisian segera mengambil tindakan yang tegas terhadap perilaku oknum FKPM yang melanggar. Jangan sampai kedekatan FKPM dengan polisi dimaknai sebagai bentuk dukungan kepolisian secara penuh terhadap segala kegiatan FKPM. Karena selama ini masyarakat memahami bahwa FKPM adalah kepanjangan tangan dari Kepolisian dengan alasan bahwa keduanya selalu menjalin hubungan yang intensif dalam setiap kegiatannya. Sehingga alangkah baiknya jika pihak kepolisian melakukan sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat terhadap posisi FKPM yang sebenarnya. Jangan sampai FKPM bertindak semau gue yang membawa-bawa nama kepolisian dan melakukan berbagai aksi yang meresahkan masyarakat. Ini penting mengingat gejala seperti ini sudah mulai muncul di tengah-tengah masyarakat.
Posted by Surono Karti at 1:56 PM 3 comments
Labels: Perjuangan
Kesalahan Mendidik Anak: Melatih Kemandirian
Anak merupakan buah hati yang selalu mendapatkan tempat pasling baik di hati para orang tuanya. Sehingga keberadaannyapun akan selalu mampu mengalahkan segala rasa sedih dan nestapa. Disamping itu anak juga merupakan karunia Allah Yang Maha Pengasih. Jadi berbahagialah anda yang dipercayai untuk memiliki anak. Tidak semua makhluk di dunia ini yang mendapatkan kesempatan seperti anda. Untuk itulah sebagai orang tua hendaknya tahu betul bagaimana memperlakukan anak baik dan adil. Ungkapan rasa sayang hendaknya selalu ditunjukkan kepada anak tanp harus membunuh jiwa kemandiriannya. Selama ini banyak orang tua yang salah mengartikan pemberian curahan kasih sayang adalah dengan selalu memberikan apa yang diminta, selalu berada di dekatnya setiap saat, selalu menggendongnya ketika menangis. Dengan perlakuan seperti ini anak bukannya menjadi anak yang penyayang dan madiri, namun tidak mustahil dia ak menjadi anak introvet dan kurang percaya diri. Orang tua biasanya akan serta merta bereaksi mengejutkan ketika melihat anaknya terjatuh. Reaksi bisa berupa teriakan keras, ”AWASSS...!”, segera mengangkat anak, langsung menggendong, dan sebagainya. Sebenarnya sebagai orang tua kita bisa bersikap wajar ketika melihat anak terjatuh. Kecuali kalau sudah menjurus ke yang berbahaya. Misalnya, ketika anak terjatuh ketika sedang berlatih jalan sebaiknya kita tidak langsung mengeluarkan reaksi yang berlebihan. Jangan langsung mengangkatnya atau berteriak keras. Kita diamkan saja beberapa saat. Anak sudah dibekali dengan rasa sakit dan kekuatan untuk menahan rasa sakit tersebut oleh Tuhan. Ketika anak terjatuh dan tidak menangis berarti anak tersebut tidak merasa kesakitan. Akan tetapi kesakitan anak justru sering diciptakan oleh orang tua mereka. Misalnya dengan langsung berteriak dan menolongnya. Reaksi orang tua ini secara peikologis akan membuat anak tidak mandiri, cengeng, dan tergantung pada orang tuanya. Padahal sejatinya anak tersebut mampu mengatasi ”keterjatuhannya” sendiri. Sebaiknya: 1. Jangan langsung menolong anak yang baru saja terjatuh. Biarkanlah dia mengatasinya sendiri, namun tetap memperhatikannya sambil tersenyum. 2. Jangan mengeluarkan suara keras kepada anak karena anak akan terkejut. Bisa jadi anak menangis bukan karena rasa sakit namun keterkejutannya dengan suara kita. Pasti anak mengira kita sedang memarahinya. 3. Ucapkan kata lembut,”Nggak apa-apa nak. Ayo berdiri lagi”, sambil tersenyum. 4. Membantu anak ketika dia benar tidak mampu mengatasi masalahnya. Membantunya inipun dalam kadar yang sepantasnya. Misalnya dengan memegang salah satu tangannya agar dia bangkit kembali bukan langsung mengangkatnya. 5. Ketika anak jatuh dan tangannya kotor sebaiknya kita tidak langsung membersihkan tangan tersebut. Namun ajarkanlah kepada anak cara membersihkannya sendiri. Misalnya dengan berkata, ”Ayo tangannya dibersihkan...”. Sambil memegang kedua tangan lembutnya dan saling meengusapkan telapak satu ke yang lainnya. 6. Ketika anak menangis karena terjatuh, segera bantu anak untuk bangun. Dan katakan,”Nggak apa-apa....Mana yang sakit...mana..mana...”. biasanya anak akan langsung memegang bagian tubuhnya yang sakit. Kita usap bagian tersebut.
Posted by Surono Karti at 1:14 PM 0 comments
Friday, January 2, 2009
Menjaga Kemaluan, Bahaya/bencana Lidah (ghibah,mengumpat, mengutuk, ghibah/menggunjing, memuji/pujian, melanggar janji)
Bencana atau bahaya yang diakibatkan oleh lida sangat beragam. Begitu bahayanya sampai-sampai Nabi SAW mengingatkan kita: “siapa yang menjamin bagiku apa yang ada diantara dua tulang dagunya (lidah) dan apa yang ada diantara dua tulang kakinya (kemaluan) maka aku menjamin baginya surga” (HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ahmad) Berbagai bencana dan bahaya tersebut adalah:
- Perkatan yang tidak berguna/ tidak dibutuhkan ”Diantara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak diperlukannya (HR. At Tirmidzi dan Al Baghawy : Shohih)
- Melibatkan diri dalam kebatilan (ikut berbicara dalam hal kedurhakaan, kefasikan dan sebagainya) ”Sesungguhnya seorg hamba itu benar-benar mengucapkan suatu perkataan yang menjerumuskannya ke dalam neraka yang jaraknya lebih dari jarak antara Timur-Barat” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
- Banyak bicara dan memaksak diri dengan kata-kata bersajak ” Sesungguhnya orang yang paling kubenci dan yang paling jauh jaraknya diantara kalian dengan aku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya buruk diantara kalian, banyak bicara, dan banyak berkata-kata” (dari Abu Tsa’labah)
- Bicara keji, mencela dan mengumpat -”Orang mukmin itu bukan orang yang suka mencemarkan kehormatan, bukan pula orang yang suka mengutuk, berkata keji, dan mengumpat” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban, dan AL Hakim)
- Bercanda yang disertai kebohongan Rasulullah tidak melarang bercanda, karena beliu juga suka bercanda. Yang perlu diingat dalam canda beliau: - Tidak berbicara kecuali benar - Sering dilakukan kepada anak-anak, wanita, dan lelaki yang membutuhkan bimbingan - Dilakukan jarang-jarang, tidak terus menerus
- Mengejek dan mengolok-olok
- Membocorkan rahasia, melanggar janji, berdusta dalam perkataan dan sumpah
- Ghibah ” wahai sekalian orang yg beriman dengan lidahnya sedangkan im itu belum masuk ke dalam hatinya, jangalah kalian menggunjing orang-orang muslim dan janganlah mencari-cari aib mereka, karena sesiapa yang mencari-cari aib saudaranya, niscaya Allah akan mencari-cari aib dirinya, dan siapa yang Allah mencari-cari aib dirinya, niscaya Dia akan membuka kejelekannya sekalipun dia bersembunyi di dalam rumah” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Ahmad, Al Baghawy)
- Mengadu domba ” Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Perkataan dengan dua lidah di hadapn dua orang yang sedang bertengkar, sehingga menyebabkan semakin sengit pertengkarannya ” Sesungguhnya orang yang paling jahat adalah orang yang memiliki dua wajah, yang datang kepada seseorang dengan satu wajah dan kepada yang lain dengan wajah yang lain pula” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Kata-kata pujian, yang bisa menyebabkan takabur dan ujub Sabda Rasulullah SAW tatkala mendengar seseorang yang memuji orang lain, ” Celaka engkau, karena engkau telah memenggal leher rekanmu”(HR. Bukhari dan Muslim)
- Kesalahan menjelaskan dalam urusan agama. Kita dianjurkan untuk berhati-hati dalam memilih kata untuk menjelaskan sesuatu ”janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan, ”Hai, hambaku laki-laki dan hambaku wanita”. Setiap orang diantara kalian adalah hamba Allah dan setiap wanita diantara kalian adalah hamba Allah. Tetapi hendaklah kalian mengatakan,”Hai pembantuku li-laki dan pembantuku perempuan”(HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Posted by Surono Karti at 9:32 AM 0 comments
Labels: Ibadah
Menjadi Manusia Pancasila
Apakah manusia Pancasila cukup diukur dengan melihat siapa yang hafal lima sila dari Pancasila ataukah bisa dilihat dari orang yang selalu menyertakan nama Pancasila dibelakangnya; Paijo Pancasila, mBah Darmo Pancasila, Ponikem Pancasila? Indikator seseorang untuk memiliki label Pancasila di belakangnya sangat sulit dilakukan. Jika indikatornya hanya diukur dari bagaimana dia mampu menghafalkan lima sila yang ada, itu semua orang juga bisa disebut Pancasila. Bahkan orang-orang yang sering melakukan korupsi pun sangat banyak yang bisa dikatakan sebagai manusia Pancasila. Pemaknaan manusia Pancasila lebih dari itu. Sayangnya, selama ini kita masih terjebak dalam kondisi dimana Pancasila masih sebatas bahan perdebatan dan seminar saja. Orang-orang sering mendiskusikan panjang lebar nilai-nilai dan keutamaan Pancasila. Namun mereka lupa untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut. Bukankah seharusnya Pancasila dijadikan bahan refleksi dan koreksi diri, kemudian menjadi salah satu landasan untuk bertingkah laku yang baik, dan pada akhirnya akan mendorong (memotivasi) orang lain berbuat yang lebih baik?
Seseorang bisa dikatakan sebagai manusia Pancasila jika mampu membawakan dirinya pada posisi yang tepat, sesuai kewajiban dan haknya. Manusia Pancasila harus mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. Dua sifat kemanusiaan dan ke Illahian ini harus di terapkan secara bersama-sama, tidak terpisah. Ketika seseorang bekerja, maka dia harus sadar bahwa dia tidak sekedar mencari uang. Akan tetapi dia seharusnya juga memiliki kesadaran bahwa hasil pekerjaannya akan bermanfaat bagi orang lain dan tidak melanggar ketentuan Allah. Karena esensi dari Pancasila adalah perpaduan antara nilai-nilai kemanusiaan dan sifat ke-Tuhanan. Ada satu hal yang tidak boleh dilupakan, bahwa sifat Pancasila dari seseorang adalah abadi (jangan dibaca kekal). Artinya seseorang tidak selamanya (kekal) menjadi manusia Pancasila, sebaliknya dia juga tidak akan kekal menjadi pengkhianat Pancasila. Bisa saja pada jam sembilan pagi dia adalah seorang Pancasila sejati, namun pada setengah jam berikutnya dia akan berposisi sebagai penentang Pancasila nomor wahid. Begitu seterusnya, antara jiwa pancasila dan jiwa penentangnya akan selalu hadir terus menerus (abadi). Seorang yang di mata masyarakat dicap sebagai penjahat dan sampah masyarakat tiba-tiba berubah menjadi seorang Pancasila. Pun, dengan orang-orang yang selama ini selalu mengagung-agungkan dan menyebut-nyebut ”Pancasila...Pancasila...Pancasila..” bisa jadi dia menjadi agen pemberontak Pancasila sejati.
Ki Ageng Suryo Mentaram dalam Kawruh Begja mengatakan bahwa kebahagiaan dan kesedihan itu abadi sifatnya. Ketika seseorang sedih karena kematian kerabat dekatnya, tiba-tiba dia merasa bahagia karena kehadiran saudara lain yang tidak pernah berkunjung ke rumahnya. Begitu juga ketika seseorang sedang bahagia karena kehadiran sang buah hati mendadak hatinya sedih karena persediaan dananya tidak mencukupi untuk biaya persalinan. Kebahagiaan – kesedihan datang silih berganti dan tidak pernah berhenti (abadi). Begitu juga dengan jiwa Pancasila selalu timbul tenggelam bersama jiwa pemberontak terhadap Pancasila. Pada saat tertentu sebagai pahlawan Pancasila dan pada detik berikutnya menjadi pengkhianat Pancasila. Sebagai manusia, kita tidak mungkin menghilangkan salah satu dari keduanya. Namun jangan khawatir Allah telah membekali hati kepada setiap manusia untuk memilih jalan mana yang diinginkannya. Apakah memilih berjiwa Pancasila ataukah menjadi pemberontak dan pengkhianat. Dan tentunya kita juga tidak terlalu perlu menempatkan label Pancasila di belakang nama kita agar dihormati orang lain. Yang penting dari yang terpenting adalah:
Posted by Surono Karti at 9:23 AM 0 comments
Labels: Perjuangan
Blog Archive
-
▼
2009
(355)
-
▼
January
(38)
- Makan daging unta Batalkan wudhu
- Cara Mandi Junub dan Tidur
- Mengusap sepatu (Khuff)
- Tidak membersihkan sela-sela jari tangan, Cincin a...
- Tidak Berkumur-kumur dan Siku dan Tumit tidak terk...
- Tidak mencabut bulu ketiak, kemaluan, kumis, poton...
- Tidak membaca Doa Keluar kamar Mandi dan Bersiwak
- Buang Air kecil di Air Tergenang dan Berbicara
- Bernafas ketika Minum dan Memegang kemaluan dengan...
- Beristinja’ dengan Tulang/ tangan kanan
- Buang Hajat: Menghadap Kiblat, di jalan atau Bawah...
- Tidak Bersuci setelah Buang air & Menahan Kencing
- Tidak menutup pintu ketika buang hajat (dengan ber...
- 5.Membawa Tulisan Allah ke Kamar mandi/WC/Toil
- Tidak Menutup Bejana Malam Hari
- Wudhu dengan Air Laut
- Wudlu dengan air menggenang, berubah rasa, warna, ...
- Kesalahan-Kesalahan Bersuci (Bi’dah Thaharah)
- Syarat Syah dan Rukun (fardlu) Wudlu
- Hukum Sutrah (Batas Sholat)
- Syarat Syah Sholat & Aurat
- Pertanyaan Mengisi Lowongan Pekerjaan: Apa yang An...
- Jumlah Air Wudlu dan Mandi Junub, Do’a (Tirmidzi, ...
- Menjawab Pertanyaan Wawancara Pekerjaan yang Menje...
- Ancaman Meninggalkan Sholat
- Berhadas, dan Mendahului Imam, Doa I’tidal
- Shaf Pertama
- Keutamaan Wudlu Sempurna, di dalam Masjid
- Keutamaan Isya-Subuh Berjamaah
- Pahala Sholat Fardlu, Sunat Fajar, Qabliyah Dhuhu...
- Keutamaan Sholat Jamaah
- Harus Menyejahterakan Petani dan Nelayan
- Menegakkan Timbangan
- APA KABAR GO ORGANIC 2010?
- FKPM: Premanisme Model Baru
- Kesalahan Mendidik Anak: Melatih Kemandirian
- Menjaga Kemaluan, Bahaya/bencana Lidah (ghibah,men...
- Menjadi Manusia Pancasila
-
▼
January
(38)