Tuesday, July 21, 2009

Islam adalah agama paling sulit/mudah dibanding ajaran/aturan Kristen/katholik, Yahudi, dsb?

Sebenarnya kalau kita bandingkan dengan teliti antara ajaran Islam dengan ajaran agama lain, Islam justru paling mudah. Memang sekilas ajaran Islam mungkin terkesan agak sulit, bila dibandingkan agama yang telah dibuang semua isi ajarannya sampai sama sekali tidak punya aturan. Di zaman sekarang ini, nyaris hampir semua agama yang sejarahnya masih mengacu kepada agama tertentu di masa lalu, namun semua isi ajarannya telah dibuang, sehingga hampir tidak ada lagi aturan halal dan haram di dalamnya. Kalau ajaran Islam dibandingkan dengan agama model seperti ini, pastilah terkesan ajaran Islam itu lebih berat. Sebab agama-agama itu sudah kehilangan aturannya. Semua menjadi serba boleh dan tidak ada kewajiban apapun.

Tapi kalau kita mengacu kepada keaslian agama bersangkutan, yaitu sebelum dihilangkannya sebagian besar aturannya, maka sebenarnya agama Islam itu justru agama yang paling ringan, paling mudah dan paling sederhana. Kita ambil contoh pembanding yaitu antara syariat yang turun kepada Rasulullah SAW (Islam) dengan Bani Israil (Yahudi dan Nasrani). Mari kita paparkan satu per satu dan kita bandingkan, maka kita akan menemukan bahwa Islam itu agama yang paling mudah, paling ringan, paling sederhana, tapi memberikan reward yang jauh lebih besar. Berikut ini beberapa contoh perbandingannya:
1. Umat Islam boleh melakukan shalat dimana saja di muka bumi, sedangkan bagi seorang yahudi atau nasrani, shalat itu harus di dalam rumah ibadah khusus milik mereka. Kalau tidak dilakukan di dalamnya, maka shalat itu tidak syah. Nabi Zakaria as. adalah salah satu yang diwajbkan ibadah hanya di dalam mihrabnya, tidak diperkenankan untuk melakukannya di luar mihrabnya. Maka kalau kita baca sejarahnya, beliau selalu berada di dalam mihrabnya, tidak bisa kemana-mana. Karena tidak syah baginya bila shalat di luar mihrabnya itu. Namun shalat yang dilakukan oleh mereka pada hari ini sudah merupakan shalat yang keluar dari aturan asalnya. Sehingga tidak bisa dibandingkan dengan shalatnya umat Islam.

2. Dibolehkan bagi umat Islam untuk bersuci dengan tanah bila tidak ada air, yaitu tayammum. Syariat tayammum ini sebagai sebuah keringanan khusus buat umat Muhammad SAW saja, tapi tidak berlaku buat umat lainnya. Rasulullah SAW bersabda: Dari Abi Umamah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Telah dijadikan tanah seluruhnya untukkku dan ummatku sebagai masjid dan pensuci. Di manapun shalat menemukan seseorang dari umatku, maka tanah itu menjadi pensucinya. (HR Ahmad 5: 248)

3. Puasa untuk umat Islam hanya sekedar dilarang makan dan minum, sedangkan untuk umat sebelumnya, bukan hanya dilarang makan dan minum tapi juga tidak boleh berbicara. Di dalam Al-Qur'an telah diceritakan kisah Maryam yang sedang berpuasa nadzar dan bungkam seribu bahasa saat dipaksa menceritakan halnya melahirkan bayi tanpa suami. Beliau hanya mampu memberi isyarat saja, lantaran sedang melakukan puasa nadzar dan tidak mau membatalkan puasanya. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini." (QS Maryam: 26) maka Maryam menunjuk (memberi isyarat) kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" (QS Maryam: 29)

4. Buat umat Muhammad SAW, puasa hanya diwajibkan 1 bulan di antara 12 bulan lainnya. Sedangkan untuk umat nabi Daud as, diwajibkan puasa selama 12 bulan dalam setahun penuh dengan berselang-seling antara puasa dengan tidak puasa. Tentu saja kewjiban ini sangat berat dilakukan. Bagi seorang muslim, puasa gaya nabi Daud as ini hanya bersifat sunnah, tidak wajib. Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya nabi Daud as dan itu adalah puasa yang paling utama. Aku menjawab, "Aku mampu lebih dari itu." Nabi SAW bersabda, "Tidak ada lagi yang lebih utama dari itu." (HR Bukhari - Shahih Bukhori Juz 2 halaman 697 hadits nomor 1875)

5. Di hari suci ibadahnya yaitu hari Jumat, umat Islam masih dibolehkan untuk mencari rejeki, baik sebelum shalat Jumat maupun setelah selesai shalat Jumat, kecuali setelah dikumandangkan adzan ketika khatib telah naik mimbar hingga imam selesai salam. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli . Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS Al-Jumu'ah: 9-10) Namun umat lainnya benar-benar secara total diharamkan mencari rejeki di dalam hari ibadah khususnya. Salah satunya adalah yahudi yang diwajibkan ibadah total seharian di dalam rumah ibadah. Sama sekali tidak diperkenankan bagi mereka untuk keluar mencari rejeki. Ketika mereka melanggarnya, maka Allah SWT segera mengutuk mereka menjadi kera yang hina. Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu , lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS Al-Baqarah: 65)

6. Umat Islam dihalalkan makan sapi, kambing, unta dan hewan lainnya. Bukan hanya dagingnya tetapi seluruh bagian tubuhnya. Sedangkan orang-orang yahudi diharamkan untuk memakan bagian tertentu dari hewan yang halal itu. Semua ini disebabkan oleh kedurhakaan mereka. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (QS Al-An'am: 146)

7. Buat yahudi, dosa membunuh seorang nyawa manusia itu dilipat-gandakan berkali-kali. Bahkan Allah SWT menyatakan sama saja dengan membunuh semua nyawa manusia. Namun hal itu tidak berlaku buat umat Islam, justru bila ada seorang muslim membunuh, namun pihak keluarga korban merelakannya, dia tidak wajib dihukum qishash, cukup membayar diyat (denda) atau bahkan bebas seluruhnya. Oleh karena itu Kami tetapkan bagi Bani Israil, bahwa siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya... (QS Al-Maidah: 32)

8. Sebaliknya, bila seorang muslim melakukan satu kebajikan, maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Diantara contohnya adalah shalat fardhu yang hanya 5 kali dalam sehari semalam. Dahulu sebelumnya 50 kali kemudian diringankan kewajibannya menjadi 5 saja tapi dengan nilai pahala yang sama. Dan masih banyak lagi bukti-bukti kemudahan syariat Islam bila dibandingkan dengan syariat yang Allah turunkan kepada umat sebelum kita. Semua ini merupakan jawaban dari doa di dalam Al-Qur'an Al-Kariem: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS Al-Baqarah: 286) Adapun bila sekarang ini kita menyaksikan pemeluk agama lain kelihatannya bebas melakukan apa saja, bukan karena agama mereka membolehkan, melainkan karena para pemimpin agama mereka telah mengubah perintah Allah, menyelewengkan kalam ilahi, kemudian menghalalkan yang telah diharamkan serta menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Padahal kalau dibandingkan dengan syariat aslinya yang diturunkan kepada mereka, syariat mereka jauh lebih sulit, berat dan nyaris tidak mampu dilakukan. www.eramuslim.com Silakan Baca Juga: Puasa Umat-umat Sebelum Nabi SAW

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com