Thursday, November 26, 2009

Apakah Harus Sholat Jumat ketika Hari Raya Idhul fitri/adha Hari Jum'at

B. Kewajiban Shalat Jumat

Shalat jumat adalah salah satu shalat wajib yang memiliki dasar yang kuat dalam Alquran. Dalam Surat al-Jumu`ah (QS. 62: 9) Allah SWT. berfirman yang artinya: “hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari jum’at, bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan umat Islam (yang beriman) untuk melakukan shalat jumat. Oleh karena itu, setiap orang beriman, baik anak muda maupun sudah tua, baik laki-laki maupun perempuan, pada dasarnya diperintahkan untuk melakukan shalat jumat.

Karena kalimat yang digunakan bersipat umum (yaitu orang-orang beriman), penunjukkan maknanya bersifat zhanni. Oleh karena itu, ia dapat dibatasi cakupan maknanya. Pembatasan cakupan makna dapat dilakukan melalui hadits atau bahkan pendapat ulama yang memiliki argumentasi yang kuat.

Pelaksanaan shalat jumat dipandang wajib antara lain karena dalam Alquran terdapat perintah (fas`aw ila dzikr Allâh). Dalam kaidah ilmu ushul fikih dikatakan bahwa hukum pokok perintah adalah wajib (al-ashl fi al-amr li al-wujûb). Akan tetapi, di samping kaidah kebahasaan, terdapat teks lain sebagai pendukung perintah tersebut, yaitu hadits. Dalam beberapa kitab hadits terdapat penegasan bahwa shalat jumat adalah wajib. Di antara hadits tersebut adalah: (a) Imam al-Nasa`i dalam kitab Sunan al-Nasa`i (1930, III: 89) meriwayatkan dari Hafshah yang menyatakan bahwa shalat jumat adalah wajib (wâjib) bagi setiap muslim yang dewasa; (b) dalam hadits riwayat Imam Abu Dawud dalam kitab Sunan Abi Dawud dari Thariq Ibn Syihab, dikatakan bahwa shalat jumat adalah wajib (haqq wâjib) dan dilakukan dengan berjamaah (Ibânat al-Ahkâm, II: 96). Dua hadits tersebut, secara tekstual atau eksplisit, menyatakan bahwa shalat jumat itu wajib hukumnya; dan (c) kewajiban shalat jumat ditandai dengan kewajiban membayar denda sebagai kafarat bagi orang yang meninggalkan shalat jumat tanpa udzr (Sunan al-Nasa`i, II: 89).

Tuesday, November 24, 2009

Kajian Hadits Di kalangan Orientalis

Para pakar berbeda pendapat tentang kapan dan siapa orang barat pertama kali yang mengenal Islam. Ada yang berpendapat bahwa hal itu terjadi pada waktu perang Mu'tah (tahun 8 H) kemudian perang Tabuk (tahun 9) di mana terjadi kontak pertama kali antara orang-orang Romawi dengan kaum muslimin. Sementara pakar lain berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika meletus perang antara kaum muslimin dan kaum Nasrani di Andalus (Spanyol), terutama setelah Raja Alphonse VI menguasai Toledo pada tahun 488 H/1085 M. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika orang-orang Barat merasa terdesak oleh penaklukan Islam, terutama setelah jatuhnya Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 857 H/1453 M ke tangan kaum muslimin di mana kemudian mereka memasuki Wina. Orang Barat merasa perlu untuk membendung ekspansi ini, sekaligus mempertahankan eksistensi kaum Nashrani. Sementara itu ada pula pakar yang berpendapat lain.

Namun sejarah mencatat bahwa orang-orang seperti Jerbert de Oraliac (938-1003 M), Adelard of Bath (1070)-1135 M), Pierre le Venerable (1094-1156 M), Gerard de gremona (1114-1187 M), dan Leonardo Fibonacci (1170-1241 M) pernah tinggal di Andalus dan mempelajari Islam di kota-kota seperti Toledo, Cordova, Sevilla. Pulang dari Andalus yang saat itu masih dikuasai oleh umat Islam mereka menyebarkan ilmunya di daratan Eropa. Misalnya Jerbert de Oraliac yang kemudian terpilih sebagai Paus Silvestre II (999-1003) mendirikan dua sekolah Arab di Roma dan Perancis. Bahkan Robert of Cheter (populer antara tahun 1141-1148 M) dan kawannya yang bernama Hermann Alemanus (w.1172 M) setelah pulang dari Andalus, mereka menerjemahkan al-Qur'an atas saran dari Paus Silvestre II.

Perawatan, memandikan, memberi bedak, dan merawat kulit bayi yang baru lahir

Perawatan awal bayi ketika baru lahir

  1. Kulit bayi yang baru lahir sangat lembut dan halus, namun hati-hati karena sangat tipis dan peka. Lakukanlah perawatan rutin setiap harinya
  2. Mandikan bayi secara rutin pagi hari untuk menjaga kebersihan dan kelembutan kulitnya, serta membuatnya lebih nyaman
  3. Jika perlu gunakan produk perawatan bayi yang sudah teruji
  4. Saat menggunakan bedak, oleskan dengan menggunakan tangan anda,jangan menggunakan puff untuk menghindari masuknya bedak pada saluran pernafasan
memandikan bayi
  1. Siapkan peralatan mandi (air suam-suam kuku, handuk, kapas, pakaian)
  2. bersihkan bagian sekitar mata, hidung, telinga, tali pusar dengan kapas atau kin yang lembut dan bersih, lalu gunakan sabun dan samphoo untuk membersihkan badan dan rambut
  3. gunakan sabun pembersih yang lembut. Usap dan bilaslah
  4. Jangan lupa membersihkan bagian mulut, pipi, dagu, dan daerah liptan. Karena bagian ini sering menyisakan susu maupun makanan, keringat, juga kotor
  5. bila kondisi tidak memungkinkan, bersihkan tubuh, wajah, dan pantat dengan diseka air hangat menggunakan wash lap
Merawat kulit bayi
  1. ganti popok bayi setiap kali basah. Bersihkan kulit byi dari sisa urin atau fases dengan seksama dengan mempergunakan kapas atau tissu basah, lalu keringkan
  2. gunakan baby oil untuk membuang at melembutkan kotoran yang menggumpal, juga untuk membersihkan kerak kulit kepala
  3. keringkan kulit bayi, terutama pada lipatan
  4. gunakan baby lotion untuk menjaga kelembutan dan kelembaban bayi (jika diperlukan)
  5. gunakan bedak untuk mencegah iritasi dan keringat, terutama setelah mandi
waktu istirahat
  1. saat tidur otak dan fisik bayi berkembang lebih optimal dibandingkan ketika terbangun
  2. bayi baru lahir biasanya memiliki pola tidur yang tidak teratur. Memasuki usia 2 bulan barulah mulai teratur
  3. untuk membantu bayi tidur nyenyak biasakan ia tidur pada jam yang sama setiap malam
  4. pastikan tidur dalam kondisi yang nyaman dan tenang
Silakan baca:
  1. Gambar puting dan Posisi menyusui yang baik
  2. Panduan memijat bayi sendiri
  3. Merawat tali pusar bayi lahir
  4. Perkembangan sosial anak 0-1 tahun
  5. Melatih anak mandiri
  6. Agar anak tidak klayu (tidak ingin ikut ketika ditinggal pergi)

Monday, November 23, 2009

Kajian Hadits Di kalangan Orientalis

Para pakar berbeda pendapat tentang kapan dan siapa orang barat pertama kali yang mengenal Islam. Ada yang berpendapat bahwa hal itu terjadi pada waktu perang Mu'tah (tahun 8 H) kemudian perang Tabuk (tahun 9) di mana terjadi kontak pertama kali antara orang-orang Romawi dengan kaum muslimin. Sementara pakar lain berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika meletus perang antara kaum muslimin dan kaum Nasrani di Andalus (Spanyol), terutama setelah Raja Alphonse VI menguasai Toledo pada tahun 488 H/1085 M. Ada juga yang berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika orang-orang Barat merasa terdesak oleh penaklukan Islam, terutama setelah jatuhnya Konstantinopel (Istanbul) pada tahun 857 H/1453 M ke tangan kaum muslimin di mana kemudian mereka memasuki Wina. Orang Barat merasa perlu untuk membendung ekspansi ini, sekaligus mempertahankan eksistensi kaum Nashrani. Sementara itu ada pula pakar yang berpendapat lain. Namun sejarah mencatat bahwa orang-orang seperti Jerbert de Oraliac (938-1003 M), Adelard of Bath (1070)-1135 M), Pierre le Venerable (1094-1156 M), Gerard de gremona (1114-1187 M), dan Leonardo Fibonacci (1170-1241 M) pernah tinggal di Andalus dan mempelajari Islam di kota-kota seperti Toledo, Cordova, Sevilla. Pulang dari Andalus yang saat itu masih dikuasai oleh umat Islam mereka menyebarkan ilmunya di daratan Eropa. Misalnya Jerbert de Oraliac yang kemudian terpilih sebagai Paus Silvestre II (999-1003) mendirikan dua sekolah Arab di Roma dan Perancis. Bahkan Robert of Cheter (populer antara tahun 1141-1148 M) dan kawannya yang bernama Hermann Alemanus (w.1172 M) setelah pulang dari Andalus, mereka menerjemahkan al-Qur'an atas saran dari Paus Silvestre II. Penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Latin ini dibantu oleh dua orang Arab dan selesai pada tahun 1143 M. Dan ini merupakan terjemahan al-Qur'an yang pertama dalam sejarah. Nama-nama di atas tercatat sebagai orang-orang Eropa yang pertama kali melakukan kajian tentang Islam yang kemudian lazim dikenal sebagai orientalisme. Prof. Dr. M.M. Azami, Guru Besar Ilmu Hadis di Universitas King Saud, Saudi Arabia, menyatakan bahwa sarjana Barat yang pertama kali melakukan kajian Hadis kemungkinan adalah Ignaz Goldziher, seorang orientalis Yahudi yang lahir di Hongaria dan hidup antara tahun 1850-1921 M. Pada tahun 1890 ia menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis Nabawi dalam sebuah buku berjudul Muhammedanische Studien (Studi Islam). Sejak itu hingga sekarang buku ini menjadi kitab suci di kalangan orientalis. Kurang lebih enam puluh tahun setelah terbitnya buku Goldziher, Joseph Schacht juga orientalis Yahudi menerbitkan hasil penelitiannya tentang Hadis dalam sebuah buku berudul The Origins of Muhammadan Jurisprudence. Konon, lebih dari sepuluh tahun ia melakukan penelitian Hadis. Dan sejak itu (tahun 1950 M), buku Schacht ini menjadi kitab suci kedua di kalangan orientalis. Dibanding dengan Goldziher, Schacht memiliki "keunggulan" karena Schacht sampai pada kesimpulan "meyakinkan" bahwa tidak ada satupun Hadis yang otentik dari Rasulullah, khususnya Hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, sementara Goldziher hanya sampai pada kesimpulan "meragukan" otentisitas Hadis. Setelah Goldziher dan Schacht, kajian Hadis memasuki periode Pasca-Goldziher. Pada masa ini, para orientalis banyak yang melakukan kajian Hadis. Namun penelitian dan kajian mereka tidak memiliki bobot ilmiah yang signifikan. Kajian dan penelitian mereka lebih merupakan sebagai upaya mengutip pribahasa Arab "yanfukhu fi al-ramad" (meniup arang), yaitu mengulang-ulang kajian yang telah ada sebelumnya. Memburuk-burukkan Islam Orientalisme sejak semula telah memberikan perhatian kepada penyelidikan Hadis. Motivasi perhatian itu dapat dicari pada beberapa factor, antara lain dan yang mungkin terkuat adalah bahwa usaha untuk memburuk-burukkan Islam melalui penelitian Hadis lebih mudah dari pada melalui penelitian al-Qur'an. Adanya keinginan untuk mendiskreditkan Islam ini telah mengakibatkan banyak kekeliruan dalam penyelidikan Hadis hingga saat ini. Gambaran yang sangat negatif dan prasangka yang berlebihan telah menyesatkan hampir semua kaum orientalis, kecuali beberapa sarjana yang berpikiran jernih dan bersifat obyektif dalam melakukan penyelidikan Hadis. Dan tampaknya baik Ignaz Goldziher maupun Joseph Schacht memiliki sasaran yang sama, yaitu ingin melecehkan Hadis agar ia tidak dapat dipakai sebagai rujukan umat Islam . Keduanya memiliki tesis yang menyatakan bahwa Hadis bukan sesuatu yang otentik dari Rasulullah, melainkan sesuatu yang lahir pada abad I dan II hijri, yang kesemuanya merupakan bikinan ulama. Kiat-kiat Orientalis Dalam rangka mencapai sasarannya, yaitu melecehkan dan menggusur eksistensi Hadis, kaum orientalis melakukan kiat-kiat antara lain sebagai berikut: 1. Mengubah Teks-teks Sejarah Di antara tokoh-tokoh ulama Hadis yang menjadi incaran pelecehan Goldziher adalah Ibn Syihab al-Zuhri (w. 123 H). disamping dituduhnya sebagai pemalsu Hadis, Goldziher juga mengubah teks-teks sejarah yang berkaitan dengan Ibnu Syihab al-Zuhri, sehingga timbul kesan bahwa al-Zuhri mengakui bahwa dirinya memang pemalsu Hadis. Menurut Goldziher, al-Zuhri mengatakan; Para penguasa itu telah memaksa kami untuk menulis Hadis. Kata ahadits dalam kutipan Goldziher tidak menggunakan "al" yang dalam bahasa Arab menunjukkan sesuatu yang telah definitive (ma'rifah). Sementara dalam teks yang asli, seperti yang terdapat dalam kitab Ibn Sa'd dan Ibn 'Asakir, adalah al-ahadits yang berarti Hadis-hadis yang telah dimaklumi ada secara definitif, yaitu Hadis-hadis yang berasal dari Rasulullah. Jadi pengertian ucapan al-Zuhri yang asli adalah bahwa para pejabat atau penguasa itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadis-hadis yang pada saat itu sudah ada tapi belum terhimpun dalam satu buku. Sementara pengertian ucapannya dalam kutipan Goldziher adalah bahwa para pejabat itu telah memaksanya untuk menuliskan Hadis-hadis yang pada saat itu belum ada. Dengan kata lain, al-Zuhri dipaksa oleh para penguasa itu untuk membuat Hadis-hadis palsu. 2. Membuat Teori Rekayasa Untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang dikenal sebagai Hadis adalah bukan berasal dari Rasulullah, tetapi bikinan ulama abad I dan II hijri, Schacht membuat teori tentang rekonstruksi terjadinya sanad Hadis. Teorinya kemudian dikenal dengan nama teori "Projecting Back" (Proyeksi belakang). Menurut Schacht, hukum Islam belum eksis pada masa al-Sya'bi (w. 110 H). Ini artinya bahwa apabila bahwa apabila terdapat Hadis yang berkaitan dengan hukum Islam, maka Hadis-hadis itu adalah buatan orang-orang yang hidup sesudah al-Sya'bi. Schacht berpendapat bahwa hukum Islam baru dikenal semenjak masa pengangkatan para qadhi (hakim agama). Para Khalifah dahulu tidak pernah mengangkat qadhi. Pengangkatan qadhi baru dilakukan pada masa Dinasti Bani Umayyah. Kira-kira pada akhir abad I hijri, pengangkatan qadhi itu ditujukan kepada "orang-orang spesialis" yang berasal dari kalangan taat beragama. Karena jumlah orang-orang ini bertambah banyak, maka akhirnya mereka berkembang menjadi kelompok aliran fiqh klasik (madzhab). Hal ini terjadi pada awal abad pertama hijri. Keputusan-keputusan hukum yang diberikan pada qadhi memerlukan legitimasi dari orang-orang yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Karenanya, mereka tidak menisbahkan (mengaitkan) keputusan-keputusan itu kepada diri sendiri, melainkan kepada tokoh-tokoh sebelumnya. Misalnya, orang-orang Iraq menisbahkan pendapat-pendapat mereka kepada Ibrahim al-Nakha'i (w. 95 H). Pada perkembangan berikutnya, pendapat-pendapat qadhi itu tidak hanya dinisbahkan kepada tokoh-tokoh terdahulu yang jaraknya masih dekat, melainkan dinisbahkan kepada tokoh-tokoh yang lebih terdahulu, misalnya Masruq. Langkah berikutnya untuk memperoleh legitimasi yang lebih kuat, pendapat-pendapat itu dinisbahkan kepada tokoh yang memiliki otoritas yang lebih tinggi, misalnya Shahabat Abdullah bin Mas'ud. Dan pada ronde terakhir, pendapat-pendapat itu dinisbahkan kepada Nabi Muhammad. Inilah rekonstruksi terbentuknya sanad Hadis menurut Prof. Dr. Joseph Schacht, yaitu dengan memproyeksikan pendapat-pendapat itu kepada tokoh-tokoh di belakang (Projecting Back). Teori rekayasa ini bertujuan untuk memperkuat tuduhannya bahwa apa yang disebut sanad Hadis itu adalah palsu. Begitu pula mantan atau materi Hadisnya, karena kesemuanya adalah ciptaan orang-orang belakangan. Sumber : Prof. DR. Ali Mustafa Yaqub, MA { Guru Besar Ilmu Hadis Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta } di publikasi di waspada online Silakan baca: 1. Rahasia buah tin dan zaitun (nutrisi dan gizi) 2. Melayat dan mendoakan orang non muslim, hukumnya?

Rahasia buah Tin dan Zaitun (kandungan nutrisi dan gizi)

Pertanyaan seperti ini sering kita dengar: ”Mengapa Allah dalam Al-Quran bersumpah dengan nama hasil ciptaanNya seperti bersumpah demi buah Zaitun dan buah Tin, apa Allah kurang kerjaan” – Astagfirullahalazim…. Mengapa sampai demikian pentingnya buah Tin dan zaitun? ”Demi buah Tin dan buah Zaitun, …… ( Ath-Thiin 1-3) ”Dan (kami jadikan) pohon yang tumbuh di Thursina (zaitun) yang menghasilkan minyak dan bumbu untuk orang-orang yang makan”.

Buah Zaitun Ilmu Pengetahuan menyatakan bahwa pohon zaitun merupakan pohon sebangsa kaya yang berumur panjang untuk masa yang lebih dari seratus tahun. Ia menghasilkan buah secara terus-menerus tanpa harus menguras tenaga manusia, sebagaimana ia akan selalu nampak hijau dan indah bila dipandang. Berbagai penelitian ilmiah menyatakan bahwa buah zaitu tergolong zat makanan yang bagus. Di dalamnya terdapat kadar protein yang besar, sebagaimana ia memiliki kadar garam yang mengandung kalsium, zat besi, dan fosfat. Ini merupakan zat-zat penting dan vital yang dibutuhkan oleh tubuh manusia., apalagi zaitun juga mengandung vitamin A dan B.

Dari buahnya dapat dikeluarkan minyak zaitun yang sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan dan sistem peredaran darah (jantung). Minyak zaitun secara keseluruhan mampu mengungguli segala jenis minyak nabati maupun hewani. Karena ia tidak akan mengakibatkan penyakit pada saluran darah atau urat nadi, seperti yang diakibatkan oleh jenis minyak lain. Disamping itu, minyak zaitun juga dipakai sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik dan sabun dengan kualitas tinggi, karena sifatnya yang mampu menghaluskan kulit.

Buah Tin Tin adalah buah-buahan yang mengandung zat sejenis alkalin yang mampu menghilangkan keasaman pada tubuh. Zat-zat aktif yang terdapat dalam buah tin adalah sejenis zat-zat pembersih yang bisa dipakai untuk mengobati luka luar dengan cara melumurinya. Unsur yang terkandung dalam buah Tin adalah karbohidrat, protein, dan minyak. Buah Tin juga mengandung yodium, kalsium, fosfor, zat besi, magnesium, belerang (fosfat), chlorin, serta asam malic dan nicotinic. Hasil penelitian lebih lanjut menyebutkan bahwa buah Tin termasuk buah yang dapat merangsang pembentukan hemoglobin darah, cocok sebagai obat penyakit anemia. Disamping itu buah Tin juga mengandung kadar glukosa yang cukuptinggi.

Maha Suci Allah yang telah menciptakan buah Zaitun dan buah Tin yang terbukti secara ilmiah mengandung manfaat yang sangat luar biasa. Al Qur’an Surat 3:191 di bawah ini sebagai bahan renungan bahwa Allah tidak akan menciptakan sesuatu di alam semesta ini dengan sia-sia.
ORANG - ORANG YANG MENGINGAT ALLAH SAMBIL BERDIRI ATAU DUDUK ATAU DALAM KEADAAN BERBARING DAN MEREKA MEMIKIRKAN TENTANG PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI ( SERAYA BERKATA ) : " YA TUHAN KAMI , TIADALAH ENGKAU MENCIPTAKAN INI DENGAN SIA – SIA , MAHA SUCI ENGKAU , MAKA PELIHARALAH KAMI DARI SIKSA NERAKA . "

Forum.swaramuslim.net

Silakan baca juga:

  1. Bagaimana menafsirkan Al qur'an? 
  2. Bukti kebenaran Al Qur'an: air tawar dan air asin 
  3. Kebenaran Al Qur'an: kedalaman laut 
  4. Siapa yang menentukan nama, juz dan rukuk dalam Al qur'an

Friday, November 20, 2009

Cara Memasak dan Menghilangkan Bau Daging Kambing

Hari Raya Idzul Adha sebentar lagi datang menyambangi kita. Kita mesti bersyukur dan pantas bersenang hati bisa menemui momentum itu. Berbicara Hari Raya Idzul Adha tentu tidak bisa lepas dari daging kambing. Daging kambing sangat nikmat disantap dalam bentuk sop atau sate. Namun tak semua orang yang suka dengan daging kambing atau domba. Mereka tidak suka, pilihannya bisa karena baunya yang tidak enak dan tingginya kolestrol daging kambing atau domba. Namun kebanyakan mereka yang tidak suka daging kambing adalah karena baunya yang kurang enak. Lalu bagaimana cara menghilangkan bau daging kambing itu. Dalam tulisan ini ada beberapa tips menghilangkan bau daging kambing. - Pertama-tama rebus daging kambing atau domba bersama beberapa potong lobak secukupnya. Setelah setengah jam kemudian angkat dan keluarkan lobaknya. Barus setelah itu dimasak sesuai keperluannya. - Rebus 1 kilogram daging kambing atau domba dengan kacang hijau sebanyak 5 gram. Setelah 10 menit, angkat dan tiriskan daging tersebut. Kemudian dimasak sesuai dengan keinginan. - Rebus 1 kilogram daging kambing dengan dimasukkan bersama bubuk kare sekitar 10 gram. Banyaknya bumbu kare disesuaikan dengan jumlah kilogram daging yang akan dimasak. - Rebus 1 kilogram daging kambing atau domba dengan dimasukkan 200 gram tebu yang sudah dipotong-potong. Rebus kurang lebih selama setengah jam. - Rebus 1 liter air, setelah mendidih masukkan 1 kilogram daging kambing dan 50 gram cuka. Setelah mendidih, tiriskan daging kambing itu dan dimasak ulang sesuai kehendak hati. - Cara lainnya lagi, sebelum dimasak daging kambing disiram dengan tetesan air jeruk nipis. Jika tidak ada jeruk nipis bisa dengan menggunakan daun jeruk limau. - Selain jeruk nipis bisa juga menggunakan daun jambu klutuk. Daun jambu itu dibejek-bejek bersama dengan daging kambing sebelum dimasak. diadopsi dari vivanews.com 1.Hukum Berqurban rombongan 2. Hukum menjual kulit Qurban 3. Bolehkan Qurban sekaligus aqiqah?

Wednesday, November 18, 2009

" Air asin & air Tawar ", kebenaran ilmiah Al Qur'an

Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53) Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam.

Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…” Artinya: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing .. ” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas. Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir; yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju min huma lu’lu`u wal marjaan” artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa AlQur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam. Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung.

Ditulis oleh : zainadi furqon Journey to Islam

Bacalah pula:

Kronologi perubahan Faham Nabi Isa yang bertuhan ESA menjadi Trinitas

Berbagai pertanyaan yang sering: Muncul, Kenapa Natal Jatuh pada 25 Desember. Padahal menurut Tahun Masehi Yesus itu terlahir pada tanggal 01 Januari Tahun 0000. Ini yang sulit diterima, dan bahkan menimbulkan perpecahan di kalangan Umat Kristen. Ada sebagian yang merayakan Natal Tanggal 01 Januari dan Ada yang merayakan tanggal 25 Desember. Berikut ada artikel yang memuat kronologi perubahan Faham Nabi Isa yang Bertuhan Esa dan berubah menjadi Trinitas. 12 M Tersurat dalam Yohanes 20:17 … “Aku naik kepada Bapaku dan Bapamu, dan kepada Tuhanku dan Tuhanmu.” 57 M Paulus menulis “Tiada ada Allah lain, melainkan Yang Satu. Bagi kita hanya ada satu Allah, Sang Bapa, dan satu Yesus Kristus.” 96 M Clement I (Clemens Romanus), 88 - 97, uskup Roma, menulis “Kristus diutus oleh Tuhan dan para apostel (rasul) diutus oleh Kristus.” 120 M Rukun Iman para apostel (Apostles’ Creed) mulai dikenal Gereja. Bunyinya “Saya percaya akan Allah, Sang Bapa Yang Maha Kuasa.” 150 M Justin Martyr (juga dikenal dengan Justinus si Ahli Filsafah), kelahiran Syikhem di Palestina, 100 - 165 M, dengan ajaran Platonisme mulai merusak kesederhanaan Nasrani. Beliau adalah guru-besar Platonisme dan kemudian masuk Kristen tanpa membuang Platonisme, sebab perpaduan maka beliau dihukum mati. 170 M Kata “Trias” pertama kali terdapat dalam literatur Nasara. 200 M Kata “Trinitas” pertama kali digunakan oleh Tertullianus, seorang penulis tarikh gereja. 230 M Origines gelar Adamantios, kelahiran Iskandaria 185-254 M, bapa Gereja, dan penulis Gereja, menentang doa-doa ditujukan kepada Kristus. 260 M Sabellius, guru Nasrani, mengajar: Sang Bapa, Sang Putera dan Roh Kudus adalah tiga nama untuk Tuhan yang sama. 300 M Bentuk Trinitas dan doa belum dikenal Gereja. 310 M Lactantius Firmianus, bapa Gereja, menulis “Kristus tidak pernah menamakan dirinya Tuhan.” 320 M Eusebius, ahli tarikh Gereja dan uskup Caesarea, dan kawan Arius 260 - 340 M, menulis “Kristus mengajar kita untuk menamakan bapanya Tuhan yang benar dan untuk beribadat kepadaNya.” 325 M Muktamar Iznik (Nicene Council) bersepakat menamakan Kristus “Allah dari Allah, Tuhan benar dari Tuhan benar.” 350 M Pertentangan-pertentangan hebat dalam Gereja perihal ajaran Trinitas. 370 M Doxology (puja-puji) bagi Sang Bapa, Sang Putera dan Roh Kudus, disusun dan disesalkan sebagai suatu bid’ah (novelty). 381 M Muktamar Konstantinopel (kini Istambul) menyempurnakan ajaran “tiga oknum dalam satuTuhan.” 383 M Kaisar Theodosius I Agung (379-395) mengancam akan menghukum semua yang tidak percaya dan tidak ibadat terhadap Trinitas. 496 M Firman Paus Gelasius I (492-496) menghukum Injil Barnabas. Barnabas adalah pembina jemaah di Antakia (Antiok). TRINITAS tidak ada dalam Bible. Trinitas merupakan synthesis yang dihasilkan oleh Gereja. Hubungan dengan Trinitas dari bangsa-bangsa jahilliyah yang melahirkan Trinitas faham Gereja. Perpaduan ini memudahkan Gereja menasranikan bangsa-bangsa jahiliyah yang bertrinitas. Prof. Dr. G.J. Vossius [18] menerangkan bahwa Trinitasnya: Orang-orang Indian Amerika: OTKON, MESSOU dan ATAHAUATA. Orang-orang Hindu: BRAHMA, VISYNU dan SIVA, yang dirupakan satu badan berkepala tiga. Orang-orang Mesir Kuno: EICTON, CNEPH (DEMIURGUS) dan PHTHA atau PTAH. Bangsa-bangsa Greka (Yunani): a)Orpheus: PHANES, URANOS dan KRONOS. b)Plato: AGATHON, NOUS dan PSUCHE. c)Pythagoras: MONAD, NOUS dan PSUCHE. Orang-orang Parsi: OROMASDES. MITHRAS dan ARIMENES Orang-orang Rumawi Kuna: JUPITER, MINERVA dan JUNO, Amor ac Delicium, Jovis, yaitu Roh Suci. Orang-orang Skandinavia (Norse, Anglo-Saxon, Jerman). ODIN (OTHIN atau WODAN), HAENIR dan LODUR. http://kristologi.wordpress.com Silakan baca: 1. Nikah beda agama 2. Salah satu bukti kebenaran Al Qur'an 3. Cara menafsirkan Al Qur'an

Monday, November 16, 2009

Pantangan-pantangan (hal-hal yang diharamkan) ihram dan Akibatnya bila melanggar

Maaf sebelumnya..karena adanya pesanan untuk menulis permasalahan haji maka saya sekali lagi minta maaf berani menampilkan artikel tentang haji. Artikel dibawah ini hanya kutipan saja karena saya belum berhaji. Tulisan ini bersumber Fatwa-Fatwa Haji oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin via alsofwah.or.id. Mohon doanya agar saya segera bisa berhaji. Pantangan-pantangan ihram ialah hal-hal yang tidak boleh dilakukan disebabkan ihram, atau hal-hal yang haram dilakukan disebabkan telah berihram, yaitu terdiri dari dua macam: Pertama, pantangan-pantangan di saat berihram dan tidak berihram, yaitu yang disyaratkan di dalam firman Allah Subhannahu wa Ta'ala : “Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerja-kan haji maka tidak boleh rofats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (Al-Baqarah: 197). Kata “fusuq” (kefasikan) pada ayat tersebut adalah umum mencakup kefasikan di saat ihram dan di luar ihram. Kedua, adalah pantangan-pantangan khusus yang disebabkan ihram, yaitu apabila seseorang dalam keadaan ihram maka ia tidak boleh melakukan pantangan-pantangan tersebut, namun jika ihramnya selesai ia boleh melakukannya. Di antara pantangan (larangan) ihram itu ialah melakukan hubungan suami-istri (jima’) dan itu merupakan larangan yang paling berat dan paling besar dosanya. Dalilnya adalah firman Allah Subhannahu wa Ta'ala : “Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan menger-jakan haji maka tidak boleh rofats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji”. (Al-Baqarah: 197). Yang dimaksud “Rofats” pada ayat ini adalah jima’ dan segala pengantarnya. Apabila seseorang melakukan persetubuhan sebelum melakukan tahallul awal di waktu berhaji, maka mengakibatkan lima perkara, yaitu: Pertama: Ia berdosa. Kedua: Seluruh rangkaian ibadah hajinya batal. Ketiga: Wajib meneruskan ibadah haji yang sedang ia lakukan. Keempat: Wajib membayar fidyah, yaitu menyembelih seekor unta dan membagikan dagingnya kepada kaum fakir miskin. Kelima: Wajib mengqadha (melakukan haji kembali) pada tahun berikutnya. Itulah beberapa akibat buruk yang harus dihindari oleh setiap orang beriman di dalam melakukan ibadah haji dan harus dijauhi. Termasuk pantangan juga adalah bercumbu dengan syahwat, mencium, memandang dengan nafsu birahi dan segala sesuatu yang dapat membangkitkan nafsu syahwat (pengantar jima’), karena hal-hal tersebut dapat mengantar kepada persetubuhan. Termasuk pantangannya adalah mencukur rambut kepala, karena Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, “Dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum hewan kurban sampai di tempat penyembelihannya.” (Al-Baqarah: 196). Mencukur bulu anggota tubuh lainnya dan memotong kuku juga oleh para ulama dikatagorikan dalam hukum mencukur kepala. Pantangan lain juga adalah melangsungkan akad nikah; Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda, “Orang yang sedang ihram itu tidak boleh menikah, tidak boleh menikahkan dan tidak boleh melamar.”( Dikeluarkan oleh Muslim (no. 41) dalam kitab An-Nikah ) Pantangan yang lain adalah melamar (meminang). Seorang yang sedang ihram tidak boleh melamar wanita, baik ihramnya itu adalah ihram haji ataupun ihram umrah. Termasuk pantangan juga adalah membunuh binatang buruan; Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan sedangkan kamu dalam keadaan ihram.” (Al-Maidah: 95) Pantangannya juga adalah menggunakan wangi-wangian sesudah berniat ihram, baik pada tubuh, pakaian, tempat makanan atau tempat minuman. Jadi, seseorang yang sedang ihram tidak boleh memakai wangi-wangian dalam bentuk apa pun, karena Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda tentang lelaki yang meninggal karena jatuh dari untanya, áÇ ÊÍäØæå (Jangan kamu mengoleskan wangi-wangian padanya.)( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1265, 1266) dalam kitab Al-Jana’iz, Muslim (no. 93, 94) dalam kitab Al-Hajj ) Hanuth adalah berbagai bahan wangi-wangian yang dioleskan pada tubuh janazah di saat dikafankan. Adapun bekas atau sisa bau farfum yang dipakai sebelum berihram itu tidak mengapa dan tidak wajib dihilangkan. Aisyah Radhiallaahu anha pernah menuturkan, “Aku pernah mengoleskan farfum pada Nabi Shalallaahu alaihi wasalam untuk ihramnya sebelum beliau berniat ihram.”( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1539) dalam kitab Al-Hajj, Muslim (no. 33) dalam kitab Al-Hajj. Lafazh tersebut adalah lafazh Muslim ) Dan Aisyah mengatakan, “Aku masih melihat bekas (plek, warna) farfum kasturi pada sendi-sendi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di saat beliau sedang dalam keadaan ihram.( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1538) dalam kitab Al-Hajj, Muslim (no. 39) dalam kitab Al-Hajj ) Pantangan lainnya adalah memakai gamis (kemeja atau yang serupa), celana, surban dan sepatu bagi kaum laki-laki. Demikianlah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam memberikan jawabannya ketika ditanya tentang pakaian apa yang dipakai oleh lelaki yang sedang ihram? Maka sabdanya: “Tidak boleh memakai gamis, celana, jaket, surban dan sepatu, kecuali bagi orang yang tidak mempunyai kain, maka ia boleh memakai celana, dan orang yang tidak mempunyai sandal maka boleh memakai sepatu.”( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1542) dalam kitab Al-Hajj, Muslim (no. 1) dalam kitab Al-Hajj ) Apa pun yang semakna dan searti dengan pantangan-pantangan tersebut di atas maka hukumnya adalah sama dengannya, seperti kaos, kaos oblong, peci, baju misylah, jas dan lain-lain adalah termasuk dalam katagori yang tertera di dalam nash hadits di atas dan hukumnya pun sama. Adapun jam tangan, cincin, alat bantu dengar, kaca mata, ikat pinggang yang mempunyai kantong tempat menyimpan uang dan benda berharga lainnya, tidak termasuk dalam katagori pantangan, baik secara nash ataupun secara substansi. Maka barang-barang tersebut boleh dipakai oleh orang yang sedang ihram. Perlu diketahui bahwa banyak orang awam yang salah mema-hami perkataan para ulama: ”Orang yang berihram tidak boleh memakai pakaian yang berjahit”. Mereka memahami bahwa yang dimaksud “pakaian yang berjahit” adalah setiap kain yang mempunyai jahitan. Maka dari itu banyak mereka yang menanyakan tentang hukum memakai ikat pinggang yang berjahit (biasanya berwarna hijau), kain ihram yang bertambal jahitan, sandal yang ada jahitannya dan hal lain yang serupa, dengan anggapan bahwa yang dimaksudkan oleh para ulama tentang pakaian berjahit adalah pakaian apa saja yang mempunyai jahitan; padahal maksud para ulama bukan demikian, maksud mereka adalah memakai pakaian yang menyelubungi tubuh, sebagaimana pakaian kita sehari-hari. Perhatikanlah sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam di atas (yang artinya): “Jangan memakai kemeja, celana ...”. Jadi, kalau seseorang (yang berihram) berselimutkan gamisnya tanpa mengenakan-nya, maka tidak mengapa baginya; dan kalau ia menjadikan gamisnya sebagai sarung ihramnya yang ia lipatkan pada anggota badan antara pusat dan lututnya juga tidak mengapa, karena yang demikian itu tidak dianggap memakai gamis. Termasuk pantangan di dalam berihram juga adalah menu-tup kepala bagi laki-laki, yaitu tutup kepala yang menempel, seperti peci, surban imamah (kain yang melilit di kepala) dan ghuthrah (kain penutup kepala biasa orang Saudi, pent). Adapun bernaung di bawah payung, atau di bawah atap kendaraan, atau pakaian yang di jadikan payung di atas kepala maka boleh-boleh saja, sebab yang diharamkan itu adalah menutup kepala bukan menaunginya. Ada hadits shahih dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang bersumber dari Ummi Hushain Radhiallaahu anha beliau menuturkan, “Aku pernah melihat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sedang mengendarai untanya, sedangkan Usamah memegang tali kendali unta beliau dan Bilal menaungi (memayungi) Rasulullah dengan pakaiannya. Di dalam ungkapan lain ia menuturkan: “Memayungi Rasulullah dari terik panas dengan kainnya hingga Rasulullah melontar Jumrah ‘Aqabah”.( Dikeluarkan oleh Muslim (no. 312) dalam kitab Al-Hajj ) Tidak diharamkan bagi orang yang sedang ihram membawa tas kopernya di atas kepala, karena yang demikian itu tidak dimaksud-kan untuk menutup kepala, melainkan membawa koper. Pantangan lainnya ialah bercadar bagi wanita, karena cadar merupakan pakaian untuk wajah. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah melarang perempuan mengenakan cadarnya di saat dalam keadaan berihram.( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1838) dalam kitab Jaza’ Ash-Shaid ) Jadi, yang dibenarkan bagi wanita di saat berihram adalah membuka wajah, kecuali kalau di sekelilingnya ada laki-laki yang bukan mahram-nya. Apabila di sekelilingnya ada laki-laki bukan mahramnya maka ia wajib menutup wajahnya, dan tidak mengapa kain penutupnya menempel pada kulit mukanya. Pantangan lain juga adalah memakai sarung tangan, baik bagi laki-laki ataupun perempuan. Jadi, perempuan dan laki-laki jangan memakai sarung tangan di waktu sedang berihram, karena sarung tangan itu termasuk pakaian, sama dengan sepatu (khuff) bagi laki-laki.

Friday, November 13, 2009

Seorang Musafir Tidak Berpuasa Lalu Ia Memaksa Isterinya yang Sedang Berpuasa untuk Berhubungan Badan

Sebagaimana yang diketahui oleh kaum muslimin, baik golongan awam maupun yang khusus, bahwa seorang yang sedang berpuasa tidak boleh melakukan hubungan suami isteri jika puasanya itu puasa wajib, dan bahwa melakukan hubungan suami isteri itu memba-talkan puasa. Jika hubungan badan itu dilakukan pada siang bulan Ramadhan, sementara puasa saat itu adalah puasa wajib, maka di samping qadha ada kaffarahnya, yaitu memerdekakan seorang hamba sahaya, jika tidak menemukan maka puasa selama dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu maka memberi makan enam puluh orang miskin. Hal ini berdasarkan riwayat yang disebutkan dalam Ash-shahihain dari hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata: Ada seorang laki-laki yang datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , ia berkata: “Aku telah binasa wahai Rasulullah” beliau bertanya, “Apa yang telah membinasakanmu?” Laki-laki itu menjawab, “Aku telah menggauli isteriku pada bulan Ramadhan sementara aku sedang puasa.” Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam berkata, “Apakah kau dapat menemukan seorang hamba sahaya?” Ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau bisa berpuasa selama dua bulan berturut-turut?” Ia menjawab, “Tidak.” Lalu beliau bertanya lagi, “Apakah engkau bisa memberi makan enam puluh orang miskin?” Ia menjawab, “Tidak.” Kemudian Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dibawakan kurma kepadanya lalu berkata, “Ambillah ini dan bersedekahlah dengannya.” Laki-laki itu berkata, “Apakah kepada orang yang lebih fakir dariku? Demi Allah, tidak ada penduduk sekitar yang lebih fakir dariku.” Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam tertawa lalu berkata, “Ambillah itu lalu berilah makan keluargamu.”( Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (no. 1936) dalam kitab Ash-Shaum. Muslim (no. 1111) dalam kitab Ash-Shaum. ) Ketentuan hukum bagi yang perempuan pun sama seperti yang laki-laki jika ia mau melakukan itu (tanpa paksaan) sementara ia sedang berpuasa Ramadhan. Adapun jika ia dipaksa, maka ia tidak terkena ketentuan ini, karena paksaan itu dapat menghilangkan ketetapan hukum, hal ini berdasarkan firman Allah: “Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu.” (Al-Ahzab: 5), juga berdasarkan firman Allah tentang kekufuran; “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.” (An-Nahl: 106). Jika Allah tidak menganggap kufur pada orang yang dipaksa, maka dalam hal selain kekufuran tentu lebih dari itu. Berdasarkan itu, seorang laki-laki yang baru tiba dari bepergian (safar), lalu memaksa isterinya untuk melakukan hubungan badan, sementara isterinya itu sedang puasa Ramadhan, maka kami katakan: Tidak ada apa-apa atas isterinya karena ia dipaksa dan tidak dapat melepaskan diri dari itu dan tidak dapat mencegahnya. Adapun bagi si laki-laki itu, maka para ahli ilmu berbeda penda-pat tentang seorang musafir yang ketika sampai ke rumahnya dalam keadaan tidak berpuasa; pakah ia harus menahan diri (seperti yang sedang puasa) atau tidak? Pendapat yang mengatakan bahwa ia harus menahan diri, jika terjadi kasus semacam itu, maka wajib kaffarah atasnya. Dan menurut pendapat yang mengatakan tidak harus menahan diri -ini pendapat yang kuat menurut saya-, jika terjadi kasus semacam itu, maka tidak ada apa-apa atas dirinya, karena ia dibolehkan tidak berpuasa. Tentang ucapan saya di tengah jawaban ini (jika ia termasuk yang wajib berpuasa), ini sebagai batasan bila saja orang yang berpuasa itu sebenarnya tidak termasuk yang wajib berpuasa, yaitu seperti halnya seorang musafir yang berpuasa pada siang hari bulan Ramadhan, orang yang semacam ini jika mencampuri isterinya dalam statusnya sebagai musafir maka tidak apa-apa walaupun ia sedang berpuasa, hanya saja ia harus mengqadha hari tersebut. Wallahul Muwaffiq. ( “Fatawa Ash-Shiyam” karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ) baca juga: 1. Sex ala Rasulullah 2. Benarkah Siti Aisyah menikha dengan nabi pada usia 7 tahun?

Istigfar Berjamaah sesuda sholat

Mengenai istighfar (bacaan astaghfirullah-red) maka hal itu memang waarid (berasal secara shahih dan kuat) dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam; bahwasanya beliau Shallallahu 'alaihi wasallam bila selesai mengucapkan salam, beliau membaca istighfar tiga kali sebelum beliau membalikkan badannya menghadap para shahabatnya.

Sedangkan tata cara seperti membaca istighfar tersebut (dilakukan) secara jama'ah/bersama-sama maka hal itu saya belum menemukan sumber dalilnya. Petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan seharusnya masing-masing beristighfar untuk dirinya secara sendiri-sendiri, tanpa harus terikat dengan orang lain dan tanpa suara (yang diucapkan) secara berjama'ah/bersama-sama.
Para shahabat dulu juga membaca istighfar (tersebut) secara sendiri-sendiri tanpa suara (yang diucapkan) berjama'ah/bersama-sama, begitu juga generasi-generasi setelah mereka yang hidup dalam abad-abad utama. Jadi, membaca istighfar itu sendiri pada dasarnya adalah sunnah hukumnya setelah memberi salam, akan tetapi membacanya dengan secara jama'ah merupakan perbuatan belum jelas sumber hukumnya.

Baca juga:

  1. Hukum puji-pujian menjelang iqomat 
  2. Terapi Tahajud untuk kesehatan 
  3. Bacaan makmum ketika imam membaca Al Fatihah

Thursday, November 12, 2009

Bagaimana jika meninggalkan salah satu rukun sholat?

Jika seseorang meninggalkan salah satu rukun shalat dengan sengaja, maka batal shalatnya, karena ia sengaja meninggalkan rukun tersebut, akan tetapi jika karena lupa maka ia harus mengulangi-nya. Sebagai contoh, bila ia lupa belum ruku’ kemudian dia malah sujud di kala selesai menyempurnakan bacaannya, kemudian ia ingat bahwa dirinya belum ruku’, maka ia harus berdiri kemudian  ruku’, dan setelah itu melanjutkan shalatnya, dan ia wajib mengulangi rukun yang ia tinggalkan selama belum masuk pada posisi yang sama di rakaat kedua, jika telah masuk pada posisi yang sama di rakaat kedua maka posisi rakaat kedua tersebut menggantikan rakaat yang ditinggalkan salah satu rukunnya.

Seandainya ia belum ruku’, namun ia sudah sujud, sudah duduk di antara dua sujud dan sujud yang kedua, kemudian teringat bahwa ia belum ruku’, maka dalam keadaan seperti ini ia wajib berdiri, ruku’ dan meneruskan shalat dengan sempurna, adapun jika ingat bahwa dirinya belum ruku’ ketika ia ruku’ pada rakaat berikutnya, maka rakaat yang sedang ia lakukan menggantikan rakaat sebelumnya yang tertinggal salah satu rukunnya.
Begitu juga jika seseorang lupa mengerjakan sujud kedua tiba-tiba dia telah berdiri dari sujud pertama, ketika membaca Al Fatihah teringat dirinya belum sujud kedua, belum duduk di antara dua sujud, maka ia wajib kembali pada keadaan semula dan duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua kemudian menyempurnakan shalatnya, bahkan seandainya ia tidak teringat bahwa ia belum sujud kedua dan duduk di antara dua sujud kecuali setelah ruku’, maka ia wajib turun untuk duduk, sujud dan meneruskan shalatnya. Adapun jika ia teringat bahwa dirinya belum melakukan sujud kedua pada rakaat pertama kecuali ketika ia sudah duduk di antara dua sujud pada rakaat kedua, maka rakaat kedua ini menggantikan rakaat pertama, dan itulah rakaat pertamanya.
Dalam kondisi-kondisi atau contoh seperti di atas, seseorang diwajibkan melakukan sujud sahwi, jika karena kelebihan gerakan, maka sujud sahwi dilakukan setelah salam sebagaimana disebutkan dalam sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
alsofwah.or.id

Baca juga:

  1. Syarat menjadi Imam 
  2. Sholat Dhuha (waktu, keutamaan, dan cara) 
  3. Aurat terbuka ketika sholat 
  4. Mengapa imam menghadap ke makmum setelah salam?

Bagaimana caranya wanita beribadah jika terus menerus mengeluarkan darah?

Wanita yang terus menerus mengeluarkan darah seperti ini hukumnya adalah meninggalkan shalat serta puasa selama hari-hari yang biasanya ia mengalami masa haidh pada bulan-bulan sebelum terjadinya ke-jadian ini, jika biasanya haidh datang pada setiap awal bulan selama enam hari misalnya, maka ia harus meninggalkan shalat selama enam hari pada awal bulan, kemudian jika telah berlalu selama enam hari maka ia harus mandi (bersuci) kemudian melaksanakan shalat serta puasa.

Cara shalat bagi wanita seperti ini adalah mencuci kemaluannya dengan sempurna lalu menggunakan kapas atau sejenisnya dan berwudhu, hal ini ia lakukan setiap kali telah masuk waktu shalat fardhu dan jangan melakukan hal itu sebelum masuk waktu shalat. Hal itu dilakukan setelah masuk waktu shalat kemudian barulah ia shalat, dan begitu pula yang harus ia lakukan setiap kali akan melakukan shalat sunat di luar waktu-waktu shalat fardhu.

Jika hal ini menyulitkan, maka bagi wanita itu dibolehkan untuk menjama’ shalat Zhuhur dengan Ashar atau sebaliknya dan shalat Maghrib dengan shalat Isya atau sebaliknya, kemudian melakukan shalat Subuh pada waktunya, dengan demikian ia melakukan langkah tadi sebanyak tiga kali untuk lima shalat fardhu. ( Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, 4/293 )

Alsofwah.or.id

Baca Juga, silakan:

  1. Hukum menikahi wanita yang hamil di luar nikah 
  2. Doa sebelum jimak 
  3. Tata cara mandi haid 
  4. Sex ala Rasul SAW

Wednesday, November 11, 2009

Adakah agama selain Islam? Kapan Islam datang? Islam Rahmatanlil alamin

Agama Islam diturunkan Allah ke muka bumi tidak sekaligus, tidak seperti Islam yang sekarang ini dikenal. Hal ini dibuktikan dengan pengutusan para nabi dan rasul kepada umat manusia yang datang silih berganti yang membawa ajarannya masing-masing. Ajaran-ajaran yang dibawa para nabi rasul tersebut selalu membawa nilai-nilai keIslaman. Semua nabi dan rasul memiliki tugas utama yang tidak berbeda yaitu menyampaikan ajaran ketauhidan dan keesaan Allah. Tidak salah kiranya apabila Islam memiliki sifat, meminjam istilah ulama Yusuf Qardawi, ‘asy-Syumul atau menyeluruh yang meliputi segalanya. Ia meliputi semua zaman dan merangkumi seluruh kejadian dan kehidupan manusia. Seorang ulama menggambarkan keluasan arti asy-Syumul di dalam risalah Islam itu sebagai berikut. “Islam adalah risalah yang panjangnya meliputi semua zaman, lebarnya mengatur segenap aspek hidup manusia dan dalamnya merangkumi setiap persoalan dunia dan akhirat”. Islam adalah risalah bagi setiap zaman dan generasi, bukan risalah pada masa tertentu yang peranannya habis dengan berakhirnya masa itu, sebagaimana keadaan risalah Nabi-nabi yang terdahulu sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Bahwa setiap Nabi diutus dalam jangka waktu tertentu. Bila waktunya habis, maka Allah s.w.t. mengutus Nabi yang lain. Adapun Nabi Muhammad s.a.w. risalahnya abadi hingga ke hari Qiamat dan meliputi seluruh alam. Risalah ini membawa hidayah yang terakhir bagi umat manusia. Tidak ada syariat lagi setelah Islam, tidak ada kitab lagi setelah Al-Quran dan tidak ada Nabi dan rasul lagi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. Islam adalah risalah masa lalu, masa kini, dan masa depan yang abadi. Risalah Islam bukanlah hasil bawaan dari Rasulullah SAW saja namun juga seluruh nabi dan rasul. Semua nabi adalah muslim dan menyeru kepada Islam. adalah salah kalau ada yang mengatakan bahwa Islam hasil dari kreasi dan baru muncul sejak nabi Muhammad SAW lahir. Berikut ini beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Islam sudah dibawa sejak nabi Nuh AS. 1. Nuh As: “Dan aku diperintah supaya aku termasuk golongan Muslimin.”(Yunus: 72) 2. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihis’ Salam berkata: Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (Al Baqarah 128) 3. Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’kub berwasiat kepada anak-anaknya: “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah s.w.t. telah memilih Agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (surah al-Baqarah: 132) 4. Nabi Musa Alaihis’ Salam berkata: “Hai kaumku, jika kamu berima kepada Allah, maka bertawakkallah kepadaNya sekiranya Kamu benar-benar Muslim.” (Yunus: 84) Sehingga risalah Islam tidak terbatas pada masa dan generasi tertentu, ia tidak terbatas kepada satu tempat, atau segolongan umat atau satu bangsa atau satu kelas masyarakat tertentu. Sesungguhnya ia adalah risalah sejagat yang merangkumi setiap umat, setiap jenis manusia, setiap bangsa dan setiap kelas di dalam masyarakat. Ia bukan risalah bagi satu bangsa yang tertentu, yang mendakwa bahwa bangsanyalah pilihan Tuhan dan seluruh manusia mesti tunduk kepadanya (Qardawi). Islam juga bukan risalah bagi kawasan tertentu sehingga kawasan-kawasan lain terpaksa mengakuinya supaya ia dapat menarik keuntungan daripadanya. Ia bukan risalah bagi satu kelas tertentu dalam masyarakat supaya ia dapat memerintah kelas-kelas yang lainnya berkhidmat untuk kepentingannya atau mengikut kemauannya ataupun mengeksploitasinya. Islam untuk semua kelas baik dari kalangan orang-orang kuat atau orang-orang lemah, dan kalangan pemimpin atau hamba, dan kalangan orang-orang kaya, atau orang-orang miskin. Sesungguhnya tidaklah menjadi hak monopoli satu golongan tertentu untuk memahamkan, menafsirkan serta mendakwahkan Islam seperti yang disalahfahamkan sebagian orang. Sesungguhnya ia adalah hidayah Tuhan manusia kepada setiap manusia dan rahmat Allah bagi setiap hambaNya. “Dan tiadalah Kami mengutusmu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta Alam.” (surah An Anbiya’: 107) Islam adalah risalah manusia seutuhnya, yaitu dipandang dan sudut manusia keseluruhannya. Ia bukanlah risalah bagi akal tanpa ruh, bukan bagi ruhani tanpa jasmani, bukan bagi fikiran tanpa perasaan. Ia adalah risalah insan seutuhnya yaitu ruhnya, akalnya, jasmaninya, hati nuraninya, kemauannya dan perasaannya. Islam tidak membagi manusia menjadi dua bahgian sebagaimana yang dilakukan oleh agama-agama lain. Pertama bagian ruhani yang dikendalikan oleh agama dan diarahkannya ke tempat ibadat. Bagian ini menjadi hak istimewa golongan agama dan tempat permainan bagi para ulama, paderi ,dan pendeta untuk mengarahkan manusia dan celah-celahnya. Bagian kedua terdiri dari benda/raga, yang tidak ada kekuasaan bagi agama dan golongan agama di dalamnya. Bahkan tidak ada tempat bagi Allah s.w.t. daripadanya. Bagian ini menjadi lahan bagi kehidupan, dunia, politik, masyarakat dan negara. Dan inilah bagian terbesar dalam kehidupan manusia. Padahal sejatinya sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia tidak terbagi dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Ia adalah manusia seutuhnya. Suatu keseluruhan yang padu dalam bentuk kepaduan yang satu. Tidak dapat dipisah-pisahkan antara ruh dan benda, di antara akal dengan perasaan. Ia adalah kesatuan yang padu yang tidak dapat dibagi antara jasmani, ruhani, akal fikiran dan hati nurani. Mereka satu kesatuan yang memiliki satu tujuan yakni Allah dan Akhirat. ”Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (An Nahl: 36) Demikianlah, tidak pelak lagi, kehadiran Rasulullah SAW untuk memberitakan kepada dunia bahwa ajaran-ajaran nabi-rasul terdahulu telah usai dan harus disempurnakan. Salah satu sumber penyebaran agama-agama Allah adalah kitab suci, dengan demikian kitab-kitab suci yang pernah diturunkan kepada nabi-rasul terdahulu secara otomatis tidak berlaku lagi dan hanya wajib diimani saja. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu,dan telah Kuridlai Islam itu jadi agama bagimu.(Al Maidah 3) Sesungguhnya agama (yang diridlai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (Ali Imron: 19) Kenyataan ini mengandung konsekuensi terhadap seluruh umat manusia yang harus mengakui Islam sebagai agama Allah. Apabila masih ada oknum-oknum yang mengaku sebagai ahlul kitab lalu melakukan penyebaran aqidahnya maka sama artinya mereka menyebarkan agama yang sudah kadaluwarsa. Sedangkan negara saja melarang beredarnya makanan dan minuman kadaluwarsa yang bisa meracuni jasmani masyarakatnya. Alangkah berbahayanya kalau yang disebarkan agama yang sudah kadaluwarsa. Bisa jadi seluruh bangsa akan keracunan aqidahnya. Hal itu sama saja dengan meracuni rohani negara. Silakan Baca juga: 1. Apakah Mani Najis 2. Hal-hal yang membatalkan keislaman(ciri-ciri murtad) 3. Batasan ahlul kitab 4. Tata Cara Meminang dalam Islam

Monday, November 9, 2009

Kamus Arab Terpopuler Sedunia Ternyata Disusun Pendeta

Pada saat ini, baik di pesantren tradisional maupun modern atau perguruan tinggi Islam seperti Universtias Islam Negeri (UIN) Jakarta, ada sebuah kamus yang dianggap paling lengkap dan komperehensif yaitu Kamus al-Munjid. Julukan ini nampaknya tidak terlalu salah karena kamus tersebut dihiasi dengan gambar-gambar. Namun kalau kita jeli ternyata kamus Arab al-Munjid disusun oleh dua orang pendeta (rahib) Katolik bernama Fr. Louis Ma’luf al-Yassu’i dan Fr. Bernard Tottel al-Yassu’i yang dicetak, diterbitkan, dan didistribusikan oleh sebuah percetakan Katolik sejak tahun 1908. Kalau kita kebetulan menjadi salah satu penggunanya sebaiknya berhati-hati karena di dalamnya terdapat banyak hal yang menyesatkan umat Islam. Kamus tersebut merupakan bagian dari operasi para orientalis yang memiliki agenda tersembunyi terhadap Dunia Islam. Beberapa hal yang membuat kesesatan dalam kamus tersebut adalah: • Menuliskan kata “Al-Qur’an” tidak pernah menyambungkannya dengan istilah “al-Kariem” dan sebagainya, namun ketika memuat entry kitab suci Kristen dan Yahudi ditambahkan istilah “al-Muqaddas” • Ketika memuat entry “Nabi Muhammad”, tidak pernah mengikutsertakan gelar ‘Shalallahu Allaihi Wassalam”, demikian pula entry para shahabat tidak pernah ditambahkan dengan “Radiyallahu Anhu”, • Tidak ada kalimat ‘Basmallah’ di setiap bab seperti halnya kitab-kitab umat Islam • “al-Basmallah” yang sesungguhnya milik umat Islam namun dalam keterangannya tertulis “Bismil ab-wal ibn wa Ruhil Quds” yang memiliki arti sebagai “Dengan menyebut Tuhan Bapak, Tuhan Anak, dan Ruh Kudus”, setelah itu baru ada entry “Bismillahirahmannirahim”, • Kamus ini juga tidak membahas akidah Islam, namun banyak membahas hal-hal yang bersifat penyimpangan-penyimpangan akidah • Nama- nama tokoh Islam yang utama seperti para shahabat, tabiin, dan para ulama terkemuka juga tidak dimuat, namun di lain sisi nama-nama tokoh Barat Kristen banyak dimuat, • Kamus ini tidak pernah merujuk pada sumber-sumber Islam yang asli, tapi merujuk sumber-sumber Barat, dan ini sangat jelas terlihat dalam entry ‘ibadat’ dan penyebutan nama-nama nabi dan rasul yang menggunakan istilah Kristen, • Banyak kesalahan penulisan nama-nama tokoh dan kaitannya dengan sejarah, • Mengatakan bahwa daging babi itu sangat lezat, • Dimasukkannya gambar-gambar dan aneka lukisan yang berasal dari Barat yang sama sekali tidak berdasarkan kebenaran, seperti halnya gambar Nabi Isa dan nabi-nabi lainnya. Bahkan ada sebuah gambar sepasang manusia dewasa telanjang yang tengah menangis, gambar itu dikatakan sebagai gambar Adam dan Hawa, • Nabi Nuh, Luth, dan Sulaiman dikatakan bukan nabi, sedangkan Lukman disebut nabi. Nuh dikatakan ‘Manusia Taurat pertama’, Luth dikatakan hanya ‘keponakan Ibrahim’ dan Sulaiman dikatakan sebagai ‘Raja’ bukan nabi • Nabi Daud disebut sebagai pembunuh banyak lelaki untuk memperisteri jandanya, padahal beliau telah memiliki isteri sebanyak 100 orang. eramuslim.net

Friday, November 6, 2009

Rukun Iman: Pilar Utama Islam

Selain wajib menjalankan rukun Islam, kaum muslim juga dituntut untuk mengimani enam hal. Iman memiliki makna pengakuan atau pembenaran. Ini adalah konsekuen yang harus dijalani umat muslim. Apapun bentuknya keimanan wajib ditaati oleh umat Islam. Sumber keimanan adalah cinta, iman dan taqwa kepada dzat yang Maha Segalanya. Iman adalah kepercayaan (diyakini) di dalam hati, ditetapkn (diucapkan) dengan lidah, dan dilaksanakan dengan anggota badan (perbuatan). (HR. Imam Muslim)
Iman kepada Allah, adalah keimanan mutlak. Tanpa membenarkan keberadaan Allah yang Esa maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai muslim. Allah harus diyakini sebagai dzat yang memiliki kekuasaan yang tidak terbatas dan tidak boleh disekutukan dengan yang lain. Laaillaahaillaallah. Iman kepada Allah adalah meyakini bahwa satu-satunya Tuhan yang harus disembah hanyalah Allah saja. Memaknai iman kepada Allah secara benar akan menjadikan kita memiliki mental yang kokoh. Karena hanya Allahlah yang bisa memberikan itu kepada kita. (Malik Hasan, dkk). Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan,”Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih. Dan gembiralah mereka dengan (memperoleh syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Al Fushilat: 30)

Iman kepada malaikat-malaikat Allah. Umat Islam diwajibkan mempercayai malaikat sebagai makhluk Allah yang paling taat. Mereka menjalankan perintah Allah tanpa sedikitpun membantah. Malaikat yang diperintahkan Allah untuk bertasbih maka sepanjang hidupnya akan selalu bertasbih. Malaikat yang memiliki fungsi mencabut nyawa manusia maka selamanya hanya akan mencabut nyawa manusia. Tidak ada satu malaikatpun yang membangkang perintah Allah. Memaknai iman kepada malaikat dalam kehidupan kita menjadikan kita sebagai seorang manusia yang taat pada perintah Allah. Perintah yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik dan meninggalkan larangannya juga akan menghasilkan kebaikan pula. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahriim : 6)

Iman kepada Kitab-kitab Allah. Keyakinan kaum muslim terhadap kitab-kitab yang diturunkan Allah wajib dilakukan. Tentunya kepada kitab-kitab Allah yang asli, yang belum mengalami perubahan oleh tangan-tangan jahil manusia. Umat Islam selain harus mempercayai Al Qur’an juga wajib mempercayai Taurat, Zabur, Injil, dan kitab-kitab lain sebagai wahyu-wahyu Allah. Iman kepada kitab Allah memiliki makna belajar. Dengan kitab-kitab Allah (terutama Al Qur’an) manusia diwajibkan untuk belajar terhadap ciptaan Allah. Seperti halnya Al Qur’an yang merupakan ilmu tentang tanda, di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang harus ditafsirkan manusia. Sangat tepatlah Al Qur’an bagi orang-orang yang mau berpikir. ”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu”. (QS. Fushilat: 53)

Iman kepada Rasul-rasul Allah. Meyakini bahwa rasul-rasul Allah adalah manusia biasa yang diberi kelebihan dan kemulian oleh Allah. Tidak menganggap rasul sebagai orang jahat maupun mengkultuskannya sebagai Tuhan. Rasul adalah manusia biasa yang memiliki sifat-sifat manusiawi dengan diberi kelebihan menerima wahyu Allah. Sebagai umat Islam kita memiliki ribuan nabi dan rasul yang diturunkan kepada manusia, kemudian ditutup oleh seorang nabi sekaligus rasul sebagai penyempurna yaitu nabi Muhammad SAW. Dalam diri beliau banyak hal yang harus kita contoh misalnya kejujurannya, membalas dengan kebaikan terhadap orang yang menyakitinya, adil, terpercaya, dan sebagainya. Inti dari ajaran iman kepada rasul Allah adalah kepemimpinan.

Iman kepada hari Akhir. Hari kiamat wajib kita percayai akan terjadi meskipun idak ada seorang manusiapun yang mengetahui kapan datangnya. Bahkan rasul-rasul Allahpun tidak ada yang mengetahuinya. Meski begitu kita harus percaya bahwa semua itu akan terjadi. (Muhyidin Mitsu, 1998, terj.) Allah telah mengatur penciptaan alam semesta ini dengan teratur. Semuanya telah diskenario oleh Allah dengan sempurna. Semuanya akan bermuara pada hari akhir. Inilah janji Allah kepada hamba-Nya bila mereka beriman. Jadikanlah hari akhir sebagai visi hidup kita. Yakinlah bahwa bagimanapun juga Allahlah tempat kembali.

Percaya kepada Qadha dan Qadar. Apapun yang terjadi di dunia ini adalah ketentuan dari Allah. Tujuannya hanya diketahui Allah saja. Qadha dan Qadar bukanlah sesuatu pemaksaan yang dilakukan Allah terhadap manusia. Allah memiliki kehendak yang mutlak kepada manusia. Allah bebas menentukan warna kulit, bentuk rambut, tempat lahir, suku bangsa terhadap seorang manusia. Dalam hal ini manusia tidak memiliki kekuatan apapun kecuali untuk menerima ketentuan Allah. Meski demikian Allah juga memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih. Allah memiliki hak menentukan kebaikan dan kejahatan dan manusia memiliki hak untuk menjadi orang baik atau jahat, memilih menjadi Islam atau kafir, memilih menjadi penjudi atau ustadz. Allah menentukan takdir setiap manusia berdasarkan niat mereka sendiri. Inilah yang disebut Qadha dan Qadar. Allah menginginkan manusia bebas berbuat berdasarkan kehendak mereka sendiri. Ketentuan Allah ini berdasarkan pilihan hambanya, karena Allah menggariskan ketentuan seseorang berdasarkan hasrat dan niat di dalam hatinya. (Mahmud, 2003). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (Asy Syam 8-10).

Inilah rukun Iman yang menjadi pilar utama Islam. Barang siapa yang mengakui maka akan selamat dan beruntung. Mereka yang mengingkarinya akan menjadi sesat dan merugi. Apakah ada agama-agama selain Islam yang memiliki pondasi dan pilar sekuat dan selengkap Islam. Maka nikmat Allah yang mana yang engkau dustakan?

Silakan baca:

  1. Hukum Tahlilan 
  2. Berhubungan sex dengan istri yang sudah ditalaq 
  3. Yang menentukan nama surat, juz dan rukuk dalam Al Qur'an?

Rukun Islam: Pondasi Utama Islam

Pondasi utama bangunan Islam terletak pada rukun Islam. Rukun Islam ibaratnya seperti adonan batu, pasir, dan semen yang tercampur secara sempurna untuk menopang bangunan di atasnya. Kuatnya struktur pondasi ini berimplikasi pada kokohnya bangunan yang berdiri di atasnya. Struktur bangunan yang kokoh tersebut adalah Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji. 1. Syahadatain, Menurut Malik Hasan dkk, Syahadatain menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan khaliq. Syahadat merupakan dasar terpenting dalam tegaknya totalitas jiwa Islam. Islam tidak akan tegak kalau rukunnya tidak tegak dan rukun Islam yang lain tidak akan sempurna tanpa adanya syahadat. Karena tujuan utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah dan berbakti kepada Allah. Sehingga makna syahadat adalah makna kecintaan manusia terhadap Allah harus melebihi kecintaannya terhadap yang lainnya. Makna syahadat adalah pengakuan terhadap Allah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Di mana manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. Sehingga jelaslah bahwa semua yang kita kerjakan harus atas nama Allah. Makna kedua adalah pengakuan terhadap nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah. 2. Sholat, setelah kecintaan manusia kepada Allah terbentuk maka berikutnya adalah kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri. Sholat bermakna kecintaan terhadap dirinya sendiri. Dengan sholat manusia diajak untuk merenungkan terhadap segala hal yang telah diperbuatnya. Dalam ritual sholat manusia diharapkan mampu membawa dirinya ke dalam dekapan Allah. Bahwa hanya kepada Allahlah manusia menyembah dan memohon pertolongan. Sholat adalah sarana untuk membentuk watak/ karakter manusia sebagai hamba Allah. 3. Zakat, mengandung makna hablumminannas. Hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya. Kecintaan manusia terhadap keluarga dan masyarakat harus dipupuk. Sehingga kepedulian terhadap orang lain akan semakin terasah. Kecintaan tersebut disimbolkan dengan pemberian sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Secara detail zakat terbagi menjadi dua, fitri dan mal. Zakat fitri memiliki fungsi untuk pembersihan diri dan zakat mal berfungsi sebagai pembersihan terhadap harta yang diusahakannya. Pada intinya zakat memiliki fungsi sebagai sarana pembersihan dan penyucian jiwa dan harta yang dititipkan Allah kepada manusia. kedudukannya setara dengan sholat. Sehingga dalam puluhan ayat al qur'an selalu menyebutkan kata sholat dan diikuti dengan Zakat 4. Puasa, selain memiliki makna penghambaan terhadap Allah juga berperan sebagai pengendalian diri. Setelah beberapa kecintaan di atas terpenuhi maka tugas manusia berikutnya adalah menahan diri agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang membahayakan jiwanya. Sehingga hubungan dengan Allah, diri sendiri, maupun kepada keluarga dan masyarakat dapat terjalin dengan sempurna. Hal ini terlihat ketika sedang umat Islam sedang menjalankan puasa, di mana beberapa hal dihalalkan pada saat tidak berpuasa untuk sementara menjadi haram. Makan dilarang, minum dilarang, hubungan badan dengan istri tidak diperkenankan pada waktu-waktu tertentu. Allah tidak bermaksud melakukan pembatasan-pembatasan terhadap kesenangan manusia, namun menguji manusia apakah mampu menahan dirinya terhadap kesenangan-kesenangan dunia. 5. Haji, setelah empat elemen dasar tersebut tercapai maka umat Islam dianjurkan menjalankan ibadah haji. Ibadah haji ini menjadi puncaknya segala pengabdian manusia kepada Allah. Sehingga dalam satu kegiatan ini seluruh komponen yang ada di dalam Islam dijalankan. Haji merupakan kepasrahan diri secara total kepada Allah. Orang yang sudah menjalankan haji sangat diharapkan untuk tidak lagi terbuai dengan kecintaan-kecintaaan terhadap yang lain kecuali kepada Allah. Berhaji berarti memenuhi panggilan Allah untuk berserah diri secara penuh. Di padang Arafah kita berdoa dan berdzikir memohon ampunannya. Insya Allah sekembalinya dari tanah suci jiwa manusia akan kembali seperti bayi yang suci, yang tidak memiliki nafsu duniawi, yang menyerahkan dirinya kepada Rabbi. Secara ringkas, dengan rukun Islam Allah membuat suatu formulasi yang mampu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yakni sebagai rambu-rambu bagi manusia agar berbakti kepada Allah, menghormati dan mencintai sesama makhuk lainnya, dan tidak mendholimi diri pribadinya. Inilah inti ajaran ini. Dengan rukun Islam akan terbangunlah relasi antara manusia – Allah - diri sendiri - makhluk lain sehingga tercipta keharmonisan alam. Silakan buka: 1. Melupakan yang wajib dan mengejar yang sunnah 2. Orang-orang yang merugi 3. Hukum menyemir rambut dan mengenakan sanggul

Thursday, November 5, 2009

Lima Jurus Membuka Pintu Jodoh agar Mendapat pasangan ideal


Perjuangan mencari pasangan akan terasa sangat berat sekali ketika belum mengetahui pintu masuknya. Namun bagi yang telah menemukan simpul pintu jodohnya Insyaallah akan dengan mudah menemukan jodohnya. Kalau sekedar mendapatkan jodoh di sembarang tempat mungkin sangat gampang.
Tetapi....Bukankah engkau menginginkan jodoh yang sholeh/sholihah? Kali ini mari kita bersama-sama berkeliling untuk menemukan seseorang yang mungkin saja akan menjadi pasangan hidupmu di dunia, bahkan Insyaallah di akherat. Lupakan pencarian ala orang-orang yang tidak mempedulikan nilai-nilai Islam. Karena sangat banyak cara-cara syar’iah yang bisa ditempuh.

  1. Mencari sendiri, Cara ini merupakan cara yang paling banyak ditempuh. Kelebihannya kita bisa langsung mengerti orang-orang seperti apa yang kita hadapi. Bisa dipilih dari teman kuliah, teman kerja, tetangga sebelah rumah, teman bermain waktu masih kecil dan sebagainya. Menemukan pasangan dengan model ini kita bisa secara langsung menentukan sesuai dengan kriteria kita. Dan segala resiko yang kelak akan terjadi harus ditanggung sendiri. 
  2. Jasa teman/orang tua/ustadz/murabi. Selama ini banyak diantara kita yang sering merasa malu untuk mengungkapkan maksud kita untuk menikah. Kalau dirimu merasa sudah siap untuk menikah sebaiknya jangan dipendam sendiri. Utarakan niat tersebut kepada mereka bahwa dirimu sudah siap menikah. Keberanian untuk mengungkapakan niat tersebut merupakan separuh dari kesuksesanmu untuk menikah. Jangan pernah merasa malu atau takut mengungkapkan niat suci itu. Toh engkau tidak merugikan orang lain, tidak melakukan kemaksiatan, tidak pula melakukan kecurangan, tidak mencuri, tidak pula menipu. Jadi kenapa musti takut dan malu. Percayalah bahwa ketika sebuah masalah disampaikan kepada orang lain maka tujuh puluh persennya sudah terselesaikan. Tinggal yang 25 persen itulah yang menjadi tugas beratmu untuk menuntaskannya. 
  3. Masjid, organisasi-organisasi dan kajian-kajian keIslaman. Sebagaimana kita ketahui bahwa di masjid dan pada kegiatan-kegiatan Islam lainnya sering terjadi interaksi antara ahwat dan ikhwan. Tidak ada salahnya pada kesempatan ini engkau mencari seluk beluk seseorang yang bisa dijadikan pasangan hidup. Ibaratnya menyelam sambil minum air. Bisa menemukan jodoh melalui forum ini adalah anugerah terindah yang tidak terlupakan. 
  4. Biro jodoh. Biro jodoh merupakan jalan pencarin yang memiliki peluang untuk menemukan jodoh paling besar. Karena pada dasarnya orang-orang yang mendaftarkan dirinya sebagai anggota biro jodoh biasanya telah siap untuk menikah dengan segera. Terlalu banyak biro jodoh yang ada disekitar kita. Namun kita mesti hati-hati untuk mendaftarkan diri kita di sana. Jangan sampai keanggotaan kita dimanfaatkan dengan tujuan tidak baik oleh pengelola. Silakan memilih biro jodoh yang Islami. Bior jodoh seperti ini Insyaallah akan selamat dunia akherat. 
  5. Jaringan internet. Media ini juga sudah banyak melahirkan pasangan suami-istri yang sakinah mawadah wa rahmah. Bukan rahasia lagi kalau internet saat ini fungsinya sudah berkembang menjadi biro jodoh. Hendaknya berhati-hati apabila memutuskan untuk memanfaatkan media ini. Resiko penipuannya cukup besar. Meski demikian tidak ada salahnya untuk mencoba. Beberapa pintu di atas hanyalah sedikit dari sekian banyak cara untuk menemukan jodoh yang sesuai harapan. Semuanya terserah engkau hendak memilih yang mana, yang penting sesuai dengan syariah. Jangan sekali-kali untuk mengatakan ”Ya” kepada cara-cara non Islami. Ingatlah bahwa mencari jodoh bukan hanya untuk kepentingan dunia saja. 
Sumber Buku Menikah Dalam 27 Hari Karya Muhammad AdzDzikra

Baca juga
  1. Tunangan, cara melamar dalam Islam 
  2. Posisi hubungan sex agar mendapatkan anak laki/perempuan ala Rasul SAW 
  3. Benarkah Aisyah dinikahi umur 7 tahun?

Wednesday, November 4, 2009

Terapi Dzikir

Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin dalam otak manusia, yaitu suatu zat yang memberikan efek menenangkan yang disebut endogegonius morphin. Drs Subandi menjelaskan, bahwa kelenjar endorfina dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitrin di otak ternyata mempunyai efek mirip dengan opiat (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenikmatan (Pleasure principle), sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morphin ke dalam tubuhnya, maka akan terjadi penghentian produksi endorphin. Pada pengguna Narkoba, apabila dilakukan penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami Sakaw (ketagihan yang menyiksa dan gelisah) karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphin di dalam otak bisa dilakukan dengan Meditasi, sholat yang benar atau melakukan Dzikir-dzikir yang memang banyak memberikan ketenangan. Dr. R. H. Su’dan M.D, S.K.M : “Penyimpangan seks seperti hiperseks, lesbian, homoseks, masochisme dan lain sebagainya dapat sembuh dengan dzikrulloh (mengingat Allah). Juga penyimpangan jiwa lainnya seperti psychopatia semacam kleptomania atau suka mencuri, penyakit jiwa karena stress atau ketegangan hidup yang berlebihan. Apalagi kalau hanya penyakit psikosomatik, mudah sekali ditanggulangi dengan dzikrulloh. Bahkan penyakit jiwa yang sebenarnya seperti psychosis pun dapat diselesaikan dengan dzikrulloh pula” “Kalaulah kita mau melatih diri untuk berdzikir dengan tenang, serta berpikir luas, maka tentu semakin tampak jelas betapa agungnya Allah SWT. dan betapa luar biasa kasih sayang-NYA” (Drs. KH. M. Djufri Raksana. M. Si. Pusat Studi Islam dan filsafat-UMM/mantan bid. Penerangan Agama, Depag-Jawa Timur) DR. Aidh al-Qarni menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru : “Ya Allah!”. Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru : “Ya Allah!”. ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru : “Ya Allah!”. Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru : “Ya Allah!”. Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah : “Ya Allah!”. Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundahgulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat- NYA. Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-NYA untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-NYA. Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman kembali berkobar-kobar. Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah menulis dalam bukunya yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi SAW.” : “Kiat lain terhadap musibah adalah dengan menyadari bahwa yang memberi musibah kepadanya itu adalah Allah yang Maha Bijaksana, Rabb dari segala Makhluk yang Bijak, Ar-Rahman (Maha Penyayang), Rabb dari segala Makhluk yang penuh rahmat. Dan juga menyadari bahwa Allah mengirimkan musibah itu kepadanya bukan untuk membinasakannya, bukan untuk menyiksanya dan juga bukan untuk menyakitinya. Tetapi Allah memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran, keridhaan dan keimanannya. Agar Allah mendengar do’a dan penyerahan dirinya kepada-NYA, agar ia bersimpuh di depan pintu-NYA; dengan mengharapkan rahmat-NYA, memasrahkan kehancuran hatinya di hadapan-NYA, dan menyampaikan keluh kesah kepada-NYA. Kalau Allah tidak mengobati para hamba-NYA melalui cobaan dan bala, niscaya mereka akan melampaui batas, berbuat semena-mena dan tidak mengenal aturan”. William James berujar, ”Penderitaan telah membantu kita untuk mencapai suatu batas yang tidak pernah terbayangkan. Andaikata Dostoyevsky dan Leo Tolstoy tidak mengalami kehidupan yang pahit, keduanya tak akan sukses menulis memoar dan novel-novel yang mengagumkan dan abadi hingga saat ini”. Dengan demikian, keyatiman; kebutaan; pengasingan; dan kemiskinan adalah salah satu sebab tumbuhnya kreativitas, produktivitas, kemajuan dan kontribusi. Konsep DasarIslamTherapy Oleh Myt Baca Juga: 1. Teraphy sholat Tahajud 2. Doa agar kusyu' beribadah 3. Bolehkan maskawin dengan alat Sholat dan Al Qur'an?

Terapi masala, kesehatan dengan Sholat

DR. Aidh al-Qarni menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka dia akan segera melakukan shalat. Pernah dia berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan (hati) kita dengan shalat! Pada kali lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”. Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah shalat. Dr. Alexis Carel, seorang Pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran, dan Direktur riset Rockfeller Foundation Amerika, memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sholat memunculkan Aktifitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktifitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien membiasakan Sholat, justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya Sholat bagaikan tambang Radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Sholat menciptakan fenomena yang mencengangkan, mendatangkan Mukjizat”. Semua gerakan, sikap dan prilaku dalam Sholat dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan tegangan system syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, sehingga mampu mengurangi (atau bahkan menghilangkan) stress, kekejangan, rheumatik, pegal-linu, encok, dan semua penyakit syaraf dan persendian lainnya. Sholat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus. Kebersihan dalam sholat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, sholat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis. Joe H. Slate, Ph.D (psikolog berlisensi, profesor, dan pendiri Parapsychology Research Foundation), dalam bukunya yang berjudul Energi Aura ”memanfaatkan energi aura untuk menjaga kesehatan dan meraih keberhasilan karier”, menulis : Tahap intervensi menyeluruh merupakan strategi pemberdayaan diri yang terstruktur yang memanfaatkan relaksasi fisik, pembayangan mental, dan ucapan-ucapan positif untuk menyuntik aura dengan energi yang dahsyat. Untuk tujuan perbandingan, tahapan tersebut mencakup melihat aura ”sebelum dan sesudahnya”. Tahapan itu memperkenalkan teknik-teknik khusus yang dirancang untuk menciptakan kondisi mental, fisik, dan spiritual yang sepenuhnya yang, pada gilirannya, memberi tenaga padaaura. Tahapan puncak adalah memberi peneguhan yang kuat mengenai kesejahteraan. Tahapan dapat dilengakpi dengan teknik-teknik yang berkaitan dengan sasaran-sasaran terntentu, seperti membuang kebiasaan yang tidak dikehendaki, mengatasi stres, atau meraih sukses dalam tugas tertentu. H.M Taufik Djafri dalam bukunya yang berjudul ”Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tandatanda”, menulis : Baiklah, karena kita belum punya sebutan lain kecuali cahaya, maka katakanlah shalat yang diperintahkan oleh Allah sebagai kewajiban kaum muslimin tersebut, didapat dengan melalui kendaraan cahaya Allah. Karena perintah shalat terkait erat dengan cahaya sebagai kendaraan rasul ketika menuju Sidratul Muntaha, maka orang yang melakukan shalat dengan khusyu’ di mana yang menghadap Allah bukan sekedar jasmaninya saja, tetapi pada saat ia mengucapkan takbiratul ihram, pada saat itu juga ruhnya melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menemui Allah rabbul ’alamin, maka jika ia melakukan shalat yang demikian itu pasti ia akan ”mencahaya”. Mukanya menjadi bercahaya, pandangannya bercahaya, tutur katanya bercahaya, perbuatannya bercahaya, dan hatinya juga bercahaya. Ia selalu ramah pada orang lain karena hatinya tawadhu’ akan kebesaran Allah, hidupnya penuh dengan kedamaian, tak pernah dengki dan hasut terhadap orang lain. Kata Allah dalam al-Qur’an surat al-An kabut: 45, artinya, ”Sesungguhnya shalat (yang khusyu’) itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. Cahaya adalah sesuatu ciptaan Allah yang mempunyai kecepatan tertinggi dalam dunia ini. Orang yang ahli shalat, di dalam dirinya berkumpul cahaya demi cahaya (di sekitar tubuhnya, di wajahnya, dalam perkataannya, dalam pendengarannya, dalam pandangannya, dan dalam hatinya). Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan yang mungkin rasional adalah karena adanya gerakan-gerakan shalat seperti yang dicontohkan rasulullah SAW. (mari kita lihat gerakan orang shalat). Semua gerakan shalat dibarengi dengan kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar), kecuali gerakan i’tidal (bangun dari rukuk) dan gerakan penutup shalat yaitu dengan ucapan Salam. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa do’a itu adalah kekuatan dan do’a itu adalah energi. Padahal, setiap ucapan dalam shalat kita adalah do’a. Sehingga, sangat gampang dimengerti bahwa orang yang sedang melakukan shalat dengan khusyuk, seperti halnya ia membangun dan membentuk kekuatan/energi dalam tubuhnya (terlebih lagi dalam qalbunya) Dalam kata pengantar pada bukunya yang berjudul ‘Mukjizat gerakan Sholat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit’, Dr. Sagiran M. Kes menulis: “Apabila doa (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan sholatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik / mental (Wudhu), bacaan Sholat (do’a-do’a dan konsentrasi pikiran) dan gerakan anggota badan yang unik dan khas? ibarat perincian resep, bukankah ini bisa menjadi suatu formula yang holistik, komprehensif, terpilih, jelas manfaatnya, bebas efek samping, terjangkau, praktis, dan sebagainya. Mengapa orang keberatan mengkaji Sholat secara ilmiah? Tentang pengaruh sholat dalam menenangkan ketegangan syaraf akibat insomnia, Dr. Thomas Heslubb menyatakan : “Faktor terpenting untuk bisa tidur, yang saya ketahui melalui pengalaman dan eksperimen selama beberapa tahun adalah dengan cara melakukan “Sholat”. Saya katakan hal ini dalam kapasitas saya sebagai dokter. Sholat adalah cara paling baik untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan menenangkan syaraf, sepanjang yang saya ketahui sampai saat ini. Sholat memiliki pengaruh pada perangkat syaraf manusia. Karena menghilangkan ketegangan dan menenangkan pergolakan syaraf sehingga sholat dianggap sebagai pengobatan yang manjur pada penyakit insomnia”. Menurut penelitian, ada pembuluh darah yang hanya bisa diisi kembali dengan gerakan sujud! ketika bersujud, kita menekan titik pijat untuk otak pada ujung ibu jari kaki sehingga aliran darah di otak kita mengalir dengan lancar dan pikiran kita pun terang. Ketika sujud, kita pun menekan titik anti tegang/gelisah yang terletak di pangkal telapak tangan. Selain itu, sholat telah mencakup Yoga, Hydrotherapy (Wudhu), Meditasi, Relaxation Therapy, Aroma Therapy, Dzikir, Do’a, Olah raga, Koex system, dan lain-lain. Menurut analisis ilmiah tentang waktu-waktu sholat yang dilakukan oleh Dr. Zahir Qarami, memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada kita, berupa hasil analisis medis seputar sholat ashar. Beliau menyatakan bahwa sholat ashar dapat menghindarkan seseorang dari beberapa penyakit jiwa dan fisik. Dr. Zahir Qarami yang merupakan salah seorang peneliti dalam bidang kemu’jizatan medis Al-Qur’an dan As- Sunnah, menegaskan bahwa sholat Ashar menurunkan Hormon Adrenaline yang memuncak produksinya pada batas antara jam 3 sampai jam 4, yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Dalam penelitiannya, beliau menemukan kenyataan bahwa ketika manusia menghadapi kesulitan, dan tidak melakukan gerakan dan reaksi fisik, maka hal itu dapat menimbulkan penyakit jiwa dan fisik karena pengaruh meningkatnya Hormon Adrenaline secara terus menerus. Masih menurut Qarami, sesungguhnya meninggalkan Sholat Ashar pada waktunya dapat menimbulkan beberapa penyakit jiwa dan fisik seperti; tekanan darah, syaraf jantung, kegemukan, lemah syahwat, keguguran, kelenjar thyroid, kesulitan datang bulan, migren, katarak, dan sebagainya. Lebih lanjut Qarami yang kelahiran Tunis, juga menyatakan dalam studinya, “Dari studi yang saya lakukan menunjukkan bahwa, Sholat Ashar dapat menyembuhkan berbagai penyakit modern” “Shalat itu menuntun kita menuju kebenaran, karena kebenaran itu sangat indah dan menakjubkan” (Armis, 2003) * Prof. dr. H. Armis, Sp. B, Sp. OT, FICS, adalah Dokter Spesialis Bedah Orthopedi Guru Besar Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. referensi Konsep DasarIslamTherapy Oleh Myt Silakan baca: 1. Gambar posisi Sholat 2. Posisi Imam wanita, anak-anak dalam sholat 3. Cara menjamak sholat

Monday, November 2, 2009

Terapi Wudhu/wudlu (Hydrotherapy)

Wudhu menjaga seorang muslim agar tetap bersih. Membasuh bagian bagian tubuh yang bersentuhan dengan udara bebas, dimaksudkan agar permukaan kulit terpelihara dari debu. Dr. Muwaffaq Asy-Syathi mengatakan, “Wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air dingin untuk menghilangkan keringat luar agar kembali normal.
Wudhu memberi manfaat yang besar kepada tubuh. Karena dapat meningkatkan tekanan darah, menambah gerakan jantung, menambah jumlah sel-sel darah merah, mengaktifkan pertukaran (sirkulasi) dalam tubuh, menambah kadar oksigen, serta memperbanyak kadar CO2 (Carbon dioksida) yang keluar.

Membasuh bagian-bagian yang terbuka dengan Wudhu bermanfaat kepada tubuh yaitu memperlancar kencing, mengeluarkan racun-racun, menambah nafsu makan, mengaktifkan pencernaan, merangsang otot kulit dan otot sendi. Rangsangan ini berpindah menuju ke seluruh otot urat leher, paru-paru, perut, kemudian diteruskan kepada seluruh anggota tubuh dan kelenjar-kelenjar.

Seorang Peneliti bernama Muhammad Salim berhasil meraih gelar Master dari Fakultas Kedokteran Universitas Iskandariah dengan studinya tentang manfaat medis yang digali dari ibadah wudhu. Hasil studinya mengatakan : “Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air ke hidung 3 kali dan seterusnya”. Peneliti tersebut berhasil menganalisis kesehatan terhadap ratusan hidung dari orang-orang sehat yang tidak berwudhu lima kali dalam sehari.
Ia juga berhasil menganalisis ratusan hidung dari mereka yang teratur dalam berwudhu dan sholat. Peneliti mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan berbulan-bulan. Kesimpulannya : orang-orang yang tidak berwudhu warna hidung mereka memudar dan berminyak, kotoran debu lebih ke dalam. Rongga hidung memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap.
Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu; permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak ada debu. Menurut pengamatan melalui mikroskop, tempat pertumbuhan kuman bagi orang-orang yang tidak berwudhu terdapat jumlah yang besar dari kuman yang cepat penularannya dan kuman-kuman lainnya. Adapun orang-orang yang selalu berwudhu hidung mereka tampak bersih dari kuman. Tempat pertumbuhan kuman relatif tidak ada.
Penelitian tersebut juga menjelaskan kenyataan penting; bahwa memasukkan air ke hidung sekali saja ketika berwudhu, dapat membersihkan hidung dari separuh kuman. Sedangkan memasukkan air dua kali, dapat menambah 1/3 kebersihan. Jika memasukkannya sampai tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman. Hikmah tersebut memperkuat sabda Rosululloh SAW., “Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq (mengambil air ke hidung) kecuali jika kamu berpuasa”.
Secara ilmiah, hidung terjaga bersih selama 3 sampai dengan 5 jam, kemudian kotor kembali, yang kemudian dapat dibersihkan melalui wudhu berikutnya. Peneliti juga menyatakan bahwa persentase terkena penyakit bagi orangorang yang tidak sholat dan tidak berwudhu, lebih banyak daripada orang-orang yang berwudhu. Istinsyaq dan Istintsar dapat menghilangkan 11 bakteri membahayakan yang ada dalam hidung, yang menyebabkan penyakit saluran pernafasan, radang paru-paru, panas rheumatism, penyakit rongga hidung, dan lain-lain. Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi). Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ... Apabila kita takut air atau dingin, menurut teori kedokteran Tiongkok, bisa menjadi indikator ada kelainan fungsi organ pada ginjal.

Karena itu, ketika suatu saat kita berwudhu dan takut air, mungkin ada gangguan pada organ ginjal kita. Dengan kata lain, wudhu dapat menjadi suatu metode untuk mendeteksi penyakit. Referensi: Konsep Dasar Islam Theraphy oleh Myt
Silahkan baca juga : Misteri Energi Wudhu “Keajaiban energi wudhu terhadap kekuatan fisik, emosi dan hati” karya Muhamad Muhyidin, * Mukjizat berwudhu untuk pencegahan dan pengobatan penyakit karya Drs. Oan Hasanuddin (ahli akupuntur dan akupressure), dan lain-lain.

Baca juga

  1. Apakah manis Najis? 
  2. Air Mustamal (sisa) bolehkah untuk berwudlu? 
  3. Cara tayamum dan pembatalnya 
  4. Sentuhan dengan bukan muhrim, apakah membatalkan wudlu? 
  5. Cara mandi junub

Terapi Shalat Tahajud untuk kesehatan

Anda mempunyai penyakit yang sulit disembuhkan, lupakan obat, lakukan Sholat Tahajud. Sebagaimana terungkap dalam buku “Terapi Salat Tahajud” karya Dr. Moh Sholeh, terbukti secara akademis dan medis, sholat Tahajud mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit dengan izin Allah SWT. Salat Tahajud yang dijalankan dengan penuh kesungguhan, khusyuk, tepat, ikhlas, dan kontinu diduga dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif dan mengefektifkan coping. Dan, respons emosi positif (Positive thinking), dapat menghindarkan reaksi stress . Dr. Agustini, SpPK (Dokter dan dosen fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang) : “Setelah mendapatkan pelatihan salat tahajud secara benar dari pak Sholeh, Alhamdulillah penyakit saya hilang dan saya tidak lagi tergantung pada obat”.

Dr. Quraish Shihab (Ulama) mengakui bila waktu yang paling ia sukai untuk menuntaskan karya-karya tulisnya adalah waktu sebelum shubuh dan kemudian dilanjutkan sejenak setelah shalat Shubuh. Tentu saja, setelah ia mengerjakan shalat tahajudnya. “itu waktu yang paling saya sukai karena selain tenang dan sepi, ada kesegaran yang tak kita peroleh bila dikerjakan siang hari”, ujarnya. Ny Hartati (Wiraswasta) pemilik dan disainer dari Visi Furniture, Yogyakarta ini selalu mendesain berbagai produk perabot rumah tangga seperti meja, kursi, bufet, almari, tempat tidur, hiasan dinding, gebyok, lampu, pot bunga, antara pukul 03.00 – 04.00 WIB selepas tahajud. Dalam satu jam tersebut ia dapat membuat sekitar 10 desain yang selalu berbeda dengan desain yang sudah ada sebelumnya. Desain ekslusif yang hampir semuanya dibuat setelah sholat tahajud itu banyak disukai oleh konsumen, baik asing maupun Indonesia sendiri. “Saya selalu membuat desain ekslusif dengan menonjolkan motif asli Indonesia, seperti Jawa, Bali, Lombok, dan lain-lain. Dan, ini ternyata disukai oleh orang asing maupun orang Indonesia sendiri”, ungkap Tatik.

Uniknya, walaupun ruang pamernya tidak berada di tengah kota Yogyakarta, melainkan di Dusun Mudal, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kebanyakan konsumen berasal dari luar kota dan dari Jakarta. Sekitar 80 persen produk untuk konsumen lokal dan sisanya diekspor. Andi Utama (Karyawan Swasta). Menurut pengakuannya, sholat tahajud sangat kuat dalam mendorong pencapaian keinginan. Dulu, ketika mau masuk Universitas negeri di mana persaingan ketat, selain belajar keras dia juga tak lupa selalu tahajud tiap malam. Ketika tes penerimaan tiba, dia merasa tenang dalam mengerjakan soal dengan tenang dan merasa yakin bisa mengerjakan, sekaligus merasa yakin juga akan diterima. Sebulan kemudian, ternyata keinginan masuk Universitas ternama itu terkabul. “Saya yakin itu salah satunya karena saya rajin Sholat tahajud”. Pengalaman tersebut terulang ketika setelah lulus kuliah dan kemudian mencari pekerjaan. Ketika mencari pekerjaan ratusan surat lamaran dikirim, bersamaan dengan itu sholat tahajud juga tidak pernah terlewatan. Dan tak lama kemudian, kata Andi, saya memperoleh pekerjaan sesuai dengan keinginan saya. Resep yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW. tentang bagaimana kita mencari solusi dalam setiap menjumpai permasalahan hidup adalah ”resep malam hari”.

Waktu malam hari adalah waktu yang paling efektif untuk dapat melihat dan mencari solusi semua persoalan dan permasalahan hidup, persoalan apapun! Asal sebelum kita melihat dan mencari jalan pemecahannya, kita bersandar dulu kepada Dzat Yang Maha Mengatur semua persoalan di dunia ini. Referensi: Konsep Dasar Islam Theraphy oleh Myt

Silakan baca juga:

  1. Keutamaan Tahajud 
  2. Manfaat tahajud dari sisi Medis 
  3. Sholat tahajud di bulan Ramadhan 
  4. Tata cara sholat tarawih/ lail

Template by : kendhin x-template.blogspot.com