Monday, September 14, 2009

Indonesia Kapan, Lebarannya?

dari bagian lima Catatan akhir Sebelum penulis mengakhiri tulisan yang cukup panjang ini, ada sedikit catatan akhir. Pertama, daerah yang terletak di sebelah barat belum tentu lebih mudah mengamati hilal dibandingkan dengan daerah timur. Contohnya, Indonesia berpeluang melihat hilal pada 19 September maghrib karena ketinggiannya lebih besar, tetapi Arab Saudi dan Mesir ketinggiannya lebih kecil (meskipun elongasinya lebih besar). Bahkan Eropa bisa dikatakan mustahil karena moonset sebelum sunset. Kedua, Daerah yang bujurnya sama juga tidak ada jaminan akan mendapatkan ketinggian hilal yang sama. Sebagai contoh, Jayapura dan Tokyo memiliki bujur yang hampir sama, tetapi di Jayapura ketinggian hilal sekitar 5 derajat sedangkan di Tokyo negatif. Ketiga, pada pergerakan bulan untuk awal bulan Syawwal 1430 H ini, daerah yang terletak di belahan bumi selatan lebih mudah mengamati hilal daripada di belahan bumi utara. Untuk memahami catatan di atas, penulis perlu menjelaskan dari sudut pandang koordinat ekuator geosentrik dengan 2 buah komponen yaitu right ascension (alpha) dan declination (delta). Ketika bulan (moon) dan matahari mengalami konjungsi, keduanya bisa dikatakan memiliki alpha yang hampir sama. Bisa dikatakan, keduanya bergerak mengitari bumi (dari sudut pandang pengamat di bumi) secara beriringan, sehingga sunrise dan moonrise serta sunset dan moonset hampir berdekatan. Yang membedakannya adalah nilai delta bulan dan matahari. Pada tanggal 19 September 2009, deklinasi matahari secara rata-rata adalah sekitar 1,5 derajat, sedangkan deklinasi bulan berubah secara cepat dari minus 4 derajat hingga minus 9 derajat. Ini berarti, bulan terletak di sebelah selatan matahari, karena bulan berada di selatan khatulistiwa sedangkan matahari di utara. Karena itu, bagi orang yang tinggal di belahan bumi utara, bulan tampak jauh di selatan dibanding matahari sehingga logikanya, bulan lebih cepat untuk tenggelam dibandingkan matahari. Inilah yang menjelaskan, mengapa di belahan bumi utara (seperti Jepang dan Eropa), pada waktu itu moonset terjadi sebelum sunset. Sementara bagi yang tinggal di belahan bumi selatan, matahari tampak lebih di utara daripada bulan sehingga matahari lebih cepat tenggelam dibandingkan bulan. Jadi bagi yang tinggal di belahan bumi selatan, sunset mendahului moonset sehingga hilal lebih mudah diamati. Penutup Demikianlah, beberapa catatan penulis mengenai hisab 1 Syawwal 1430 H di berbagai penjuru dunia. Memang masih menyisakan berbagai pertanyaan mengenai beragamnya cara penetapan awal bulan (month) di berbagai negara. Namun sekurangnya catatan di atas semoga memberikan tambahan wawasan bagi pembaca. Semoga Allah SWT menerima segala amal kebaikan kita khususnya selama bulan Ramadhan ini, melipatgandakan pahala kita dan kita semakin dekat untuk menjadi golongan orang-orang yang bertaqwa. Mohon maaf atas segala kesalahan. Selamat Hari Raya Iedul Fithri 1430 H. Taqabballahu minna wa minkum. Tulisan DR. Rinto Anugraha (Dosen Fisika UGM) http://eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/hisab-1-syawwal-1430-h.htm Kembali ke halaman pertama

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com