Bacaan shalawat atau lafadz-lafadz yang dibaca di antara sela rakaat-rakaat shalat tarawih sebenarnya tidak memiliki dasar masyru'iyah dari Rasulullah SAW. Baik dalam bentuk doa, zikir atau syair-syair yang biasa dilantunkan oleh para jamaah, kesemuanya tidak ada kaitannya dengan apa yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW maupun yang dipraktekkan oleh para shahabat tercinta. Namun kami yakin bahwa lafadz-lafadz itu sebenarnya punya makna yang baik, kalau berdiri sendiri dan tidak dipaketkan dalam satu rangkaian shalat tarawih. Yang dilakukan oleh Rasulullah SAW saat jeda seperti itu hanya beristirahat, tidak langsung bangun lagi untuk shalat lagi setelah dua kali shalat yang masing-masing dua rakaat. Pada sela seperti itu beliau beristirahat, sesuai dengan makna kata tarawih sendiri yang artinya memang shalat istirahat. Maksudnya adalah shalat-shalat yang di dalamnya ada istirahatnya. Namun hingga saat ini kami masih belum lagi mendapatkan ada keterangan yang sharih (eksplisit) baik dari Al-Qur'an maupun dari hadits-hadits shahih, yang menyebutkan bahwa saat sela itu Rasulullah SAW melantunkan shalawat tertentu secara berjamaah dengan bersahut-sahutan seperti yang sering kita lihat saat ini. Ada baiknya buat mereka yang punya otoritas dalam menyelenggarakan atau mengkoordinir shalat tarawih, untuk tidak membiasakan dilantunkannya lafadz-lafadz ini di sela-sela shalat tarawih. Sebagai sebuah tindakan saddan li adz-dzari'ah agar jangan sampai orang-orang awam salah memahami, disangkanya memang seharusnya ada bacaan-bacaan khusus di sela-sela rakaat tarawih dari nabi SAW. Di sinilah sesungguhnya kita umat Islam dituntut untuk belajar secara serius tentang praktek ibadah kita langsung dari sumber yang muktamad dan kepada para ulama yang faqih di bidangnya. Semakin kita ajak masyarakat mendalami ilmu-ilmu syariah, insya Allah mereka akan semakin paham. Asalkan kita menyediakan sarana dan kesempatan untuk mereka dengan cara yang terbuka. Dan tentu saja cara yang baik dalam menyampaikan masalah ini bukan dengan menggelar debat kusir, atau dialog yang kurang santun, atau menyengaja menyinggung perasaan saudara kita dengan melecehkan atau menjelek-jelekkan ketidak-tahuan mereka. Kita tidak perlu saling melemparkan tuduhan sebagai ahli bid'ah kepada saudara kita sendiri. Kalaulah praktek seperti ini masih sering kita dapati di tengah masyarakat, ketahuilah mereka melakukannya karena keawamannya. Sama sekali bukan karena niat mereka untuk menciptakan bid'ah-bd'ah itu sendiri. Karena itu kita buka kesempatan kepada mereka untuk bisa ikut mengaji, belajar syariah lebih dalam, menelusuri kitab-kitab secara lebih luas, agar wawasan dan pemahaman mereka terhadap sunnah bisa lebih mantap. Marilah kita sampaikan kebaikan dan kebenaran ini dengan cara yang baik dan benar juga. Semoga Allah SWT membuka hidayah dan meluruskan niat kita. Amien. Diolah dari sebuah sumber (anonymous) Silakan simak juga: 1. Bilal dalam Sholat Taraweh 2. Permasalahan I'tikaf Ramadhan 3. Sex ala Rasul SAW
Labels
- aqidah (33)
- Budaya (12)
- Ibadah (261)
- Kesalahan-Kesalahan dalam Thaharah (16)
- Lomba (2)
- Perjuangan (67)
- Sholat (70)
- Tips (6)
- Tips Wawancara (8)
Tips Menikah Islami
DOWNLOAD
Wednesday, September 2, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
▼
2009
(355)
-
▼
September
(46)
- Bacaan surat pada rekaat ketiga dan keempat dalam ...
- Nishfu Sya'ban
- Tentang Sighat Ta'liq dalam Pernikahan
- Hukum Rokok, Haram atau Makruh?
- Kewajiban/mendoakan terhadap Orang Tua Non Muslim
- Puji-pujian Menjelang Shalat Berjamaah
- Apakah Emas Putih Juga Haram Dipakai?
- Sejarah Azan dan Pensyariatannya
- Bersetubuh dengan Istri yang Sudah Ditalak dan Car...
- Di Tengah Shalat, Menyadari Aurat Terbuka
- Indonesia Kapan, Lebarannya?
- 1 Syawwal 1430 H di berbagai negara
- Posisi matahari dan Rukyat
- 29 Ramadhan 1430 H
- Fase Bulan baru (New Moon, bukan New Month)
- Hisab 1 Syawwal 1430 H (Idul Fitri di Seluruh Dunia)
- Muhammadiyah Pastikan Idul Fitri 1430 H pada Mingg...
- Utama mana yang bacaannya baik atau yang baik peri...
- Syarat yang Harus Terpenuhi untuk Menjadi Imam Shalat
- Siapa Yang Menentukan Nama-nama Surah, Juz, dan Ru...
- Shalat Sunnah Setelah Shalat Jum'at
- Takbiratul Ihram Shalat Id dan Dasar Takbiran di M...
- Menggerakkan Telunjuk Saat Tasyahud
- tata cara dan bacaan Jenazah/Shalat Ghaib
- Cara Sholat Gerhana
- Mengusap Wajah Setelah berdoa
- Menjama' Shalat dan Wudhu dengan Wajah Full Make-u...
- Menjawab Salam dan memberi isyarat Saat Shalat
- Membaca Hamdalah Saat Shalat karena Bersin dan Huk...
- Mengapa Imam Sholat Duduk Menghadap Makmum Selesai...
- Khutbah Jumat Khatib memegang/ pakai Tongkat, Adak...
- Tidur yang Dibenci, tidak mendapat rahmat, dan rej...
- Kitab "Sifat Shalat Nabi" karya Muhammad Nashirudd...
- Lebih Utama Sholat Tahiyatul Masjid atau Dengarkan...
- Kurangi Bau Mulut Saat Puasa dengan Buah dan Sayur
- Apa Bacaan Makmum Saat Imam Membaca Al Fatihah?
- Air musta'mal (sisa), bolehkan untuk berwudlu?
- Terlambat Shalat Jumat, apakah harus sholat dhuhur?
- Tidak Shalat Karena Terlupa atau Tertidur, Harus B...
- Bacaan di Sela-Sela Tarawih
- Batal Puasa Karena Salah Duga Mengira Sudah Maghri...
- Bermakmum pada Imam 23 Rakaat Lalu Pulang Setelah ...
- Meminum Air Kencing untuk Pengobatan, Bolehkah? (k...
- Larangan Menggambarkan Nabi Muhammad (Sejarah Peny...
- Makan Sahur Bersamaan dengan Adzan Shubuh
- Seputar Imsakiyah
-
▼
September
(46)
7 comments:
minta penulis blog ini komen atau review tentang blog ini http://messengerofgodtoday.blogspot.com/
blog anda bagus: baik dari segi kontens maupun tampilannya.
ada beberapa hal:
1. proporsi ruang dengan kontens kurang seimbang, jadi terkesan sumpeg
2. pemilihan font bisa diganti
terimakasih
ini komenan blog mana sih?
http://messengerofgodtoday.blogspot.com/
sedikit latar belakang kamu,
pemilik blog tersebut mengaku menjadi nabi bagi mewakili masyarakat melayu di malaysia.
boleh tolong check di sini.
jika perlu, saya minta kamu tulis entry berkaitan nabi palsu
Check sini http://64.15.120.233/watch?v=0P1N1A-x_tc
Astaghfirllah
ada yg berani mengaku nabi.
semoga dia segera insyaf
Saya Researcher di Pusat Studi Pancasila Univ. Gadjah Mada Yogyakarta. saya orang biasa yang tidak banyak tahu tentang Islam. dan ingin terus belajar
Post a Comment